BAB 60: BUKAN SEKAR NAMANYA KALAU TIDAK PAMER

38.3K 5.6K 298
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

Ndoro Karso dan Sekar baru pulang dari yang katanya belanja menuruti keinginan Ndoro Putri. Salah satu misi Ndoro Putri untuk meminta kembali uang dua juta yang tadi malam lepas dari tangannya. 

Sekar tersenyum menenteng belanjaan saat turun dari mobil. Apa isi beanjaannya, ada baju baru, ada make up baru. Semua yang tertangkap di mata Sekar langsung dia tunjuk. Tidak khawatir kalau dia tidak bisa membayar seperti dulu. Karena sekarang dia belanja membawa bank pusatnya. Apa lagi yang harus dia khawatirkan. 

"Ndoro ada tamu," bisik Sekar pada Ndoro Karso. Ndoro Karso hanya mengangguk pelan lalu berjalan menghampiri tamu yang terlihat duduk di pendopo depan bersama Mbok Sugeng itu. 

Melihat kedatangan sang Ndoro, Mbok Sugeng dan tamu itu langsung bangun dari duduk mereka. 

"Sudah lama ini tadi?" tanya Ndoro Karso sambil menyalami tamunya itu. 

"Dereng Ndoro, nembe mawon," (Belum Ndoro, baru saja) jawab laki-laki yang siang itu bertamu ke rumah sang Ndoro dengan sopan.

Sekar yang melihat itu langsung mengambil kantong belanjaan di tangan suaminya. Lebih baik dia segera masuk ke dalam rumah, dari pada di sana juga tidak ada kepentingan sama sekali.

"Ke dalam ya Mas," ucap Sekar pada Ndoro Karso. 

"Enggih," (Iya) jawab Ndoro Karso. 

Setelahnya Sekar pun masuk ke dalam rumah, membawa semua belanjaannya diikuti oleh Mbok Sugeng. 

"Borong banyak ya Ndoro Putri," ucap Mbok Sugeng pada Sekar. 

Sekar tersenyum, dia mendudukkan badannya di ruang tengah di depan TV sambil membuka belanjaannya. 

Mbok Sugeng pun ikut duduk di sana, lumayan penasaran dengan apa yang dibeli oleh Ndoro Putrinya itu. Karena rasa-rasanya ini kali pertama garwo sang Ndoro itu pergi belanja. 

"Aku tadi jalan-jalan Mbok. Pokoknya beli macam-macam. Lihat ini, ada baju, ada sepatu, ada make up. Pokoknya beli semua, aku habiskan uang Ndoro. Untuk apa uang disimpan tidak dibelanjakan, kalau bukan aku siapa lagi yang menghabiskan," ucap Sekar dengan senangnya sambil membongkar belanjaannya. 

"Kok banyak sekali yang untuk mandi ini Ndoro Putri?" tanya Mbok Sugeng karena melihat beberapa benda yang memiliki warna dan bentuk sama. Tidak hanya beli satu, ada beberapa. 

"Kan kesempatan, perginya sama Ndoro. Beli semua buat stok. Pokoknya apa yang kulihat, masuk keranjang. Tidak usah pikir-pikir, masukkan semuanya," ucap Sekar dengan semangatnya. 

"Oalah iya-iya," jawab Mbok Sugeng lagi.

Lalu Mbok Sugeng melihat Ndoro Karso tengah berjalan menghampiri mereka, Mbok Sugeng langsung pamit ke dapur. Sedangkan Ndoro Karso, duduk di sebelah Sekar sambil ikut membongkar belanjaan istrinya. 

"Ndoro panen ya?" tanya Sekar langsung. Karena biasanya, jika ada tamu laki-laki mencari sang Ndoro pasti memberikan uang hasil panen. Sekar sudah hafal dengan itu. 

"Dereng," (belum) jawab Ndoro Karso dengan santainya. 

"Bohong, itu tadi tamu ngapain kalau tidak ngantar uang panen." 

Ndoro Karso langsung tersenyum, dia mengulurkan sebuah kertas yang di lipat rapi pada Sekar. Sekar yang bingung pun, menerimanya. 

"Ini apa?" 

"Undangan." 

"Undangan apa?" 

"Dibaca saja," jawab sang Ndoro lagi. 

NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang