BAB 62: NDORO PUTRI MINGGAT (?)

58.7K 6.4K 693
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

Ndoro Karso keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sudah rapi. Dia memiliki rencana untuk pergi ke notaris mengurus surat-surat kebun yang baru dia beli belum lama ini . 

Ndoro Karso mencari Sekar untuk berpamitan, sekalian bertanya mungkin saja Ndoro Putri itu mau dibawakan sesuatu jika dia pulang nanti. Siapa tahu dengan dibawakan sesuatu, bisa membuat suasana hatinya membaik dan tidak marah-marah lagi. 

"Mbok, istri saya masih di dapur?" tanya Ndoro Karso pada Mbok Sugeng yang kebetulan lewat di dekatnya. 

"Mboten enten Ndoro," (Tidak ada) jawab Mbok Sugeng dengan sopan. 

Ndoro Karso langsung mengernyitkan keningnya, tadi sebelum mandi istrinya masih ada di dapur, sekarang ke mana. 

"Ke mana istri saya?" 

"Kirangan nggih  Ndoro," (Tidak tahu ya) Mbok Sugeng menggeleng tanda tidak tahu. 

"Mungkin di halaman belakang, ya sudah saya cari ke sana," ucap Ndoro Karso pada Mbok Sugeng. Sang Ndoro lalu berjalan menuju halaman belakang rumahnya, salah satu tempat kesukaan Ndoro Putri karena banyak buah-buahan segar di sana. 

"Ndoro Putrimu enek kene (di sini) Jo?" tanya sang Ndoro lagi pada Tejo yang kebetulan sedang memupuk tanaman. Melihat kedatangan sang Ndoro, Tejo yang awalnya jongkok di dekat pohon langsung bangun. 

"Mboten enten Ndoro," (Tidak ada) jawab Tejo. Karena memang tidak ada Ndoro Putri di sana, sejak tadi dia hanya sendirian. 

Ndoro Karso merasa bingung, tumben sekali istrinya tidak ada di mana-mana. Di kamar tidak ada, di ruang TV tidak ada, di dapur juga tidak ada, di halaman belakang tidak ada. Ndoro Karso langsung bergegas ke pendopo depan, satu-satunya tempat yang kemungkinan ada istrinya. 

Namun, sesampainya di halaman depan, Ndoro Karso tidak melihat keberadaan Sekar. Hanya ada satu rewangnya bernama Tarno yang tengah duduk di tepi pendopo. 

"Eruh (tahu) Ndoro Putrimu No?" tanya sang Ndoro pada Tarno. 

Namun, pemuda itu sontak saja menggeleng. Tidak melihat Ndoro Putrinya sama sekali. 

"Mboten enten niku Ndoro," (Tidak ada itu)  jawab Tarno sopan. 

Ndoro Karso mulai merasa deg-deg an ketika mengetahui istrinya yang tidak ada di mana-mana. 

"Coba kamu cari kan Ndoro Putrimu, di dalam atau di mana-mana. Saya tunggu di sini," ucap Ndoro Karso memerintahkan Tarno. Tanpa memerintah dua kali, Tarno langsung bergegas untuk melaksanakan perintah sang Ndoro. 

Hingga beberapa lama sang Ndoro menunggu, Tejo, Tarno dan Mbok Sugeng datang ke pendopo. Semuanya melapor jika tidak menemukan Ndoro Putri di seluruh rumah. 

Mendengar itu tentu saja, Ndoro Karso langsung panik bukan main. Jantungya berdetak tidak karuan. Setelah sekian lama, Ndoro Karso akhirnya merasakan yang namanya takut lagi. Sang Ndoro takut dan khawatir bercampur menjadi satu. 

Ke mana kira-kira istrinya pergi kenapa tidak pamit lebih dulu. Ndoro Karso langsung lemas memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruknya. Namun, sang Ndoro berusaha tetap berpikir tenang. Mungkin saja istrinya hanya jalan-jalan di sekitar rumah. Atau tahu sendiri jika Ndoro Putri itu usil, mungkin saja dia tengah bersembunyi dari semua orang. 

Tarno, Tejo dan Mbok Sugeng pun merasa bingung. Tidak biasanya Ndoro Putri itu pergi tanpa pamitan hingga membuat Ndoro Karso khawatir seperti ini. 

Terutama Tejo, rewang setia sang Ndoro itu mungkin yang mengalami tekanan paling besar. Jika benar Ndoro Putrinya kabur dari rumah, bukankah dia juga ikut andil karena membuat Ndoro Putri itu kesal tadi. 

NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang