BAB 52: WONG LEGAN GOLEK MOMONGAN

40K 5.4K 465
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

"Ndoro wangi aku suka," ucap Sekar sambil mengendus-enduskan hidungnya di leher sang Ndoro yang tengah duduk santai sambil bersandar di kepala ranjang. Sedangkan Ndoro Putri itu entah kemasukan apa tiba-tiba saja bertingkah manja bahkan selalu menempel pada tubuh sang Ndoro sejak tadi. 

"Wangi apa, wangi duit?" tanya sang Ndoro karena ingat ucapan istrinya terakhir kali ketika mengatakan tubuhnya wangi itu adalah wangi duit. 

Sekar tidak menjawab, dia terus saja megendus leher Ndoro Karso bahkan membuat sang Ndoro merasa geli sendiri. Namun tidak berani menegur Sekar, takut istrinya tersinggung karena mungkin saja ini bawaan bayi di dalam perutnya. 

"Ndoro pakai sabun apa tadi waktu mandi kok enak banget baunya." Tanya Sekar lagi, bahkan dia menggeser tubuhnya semakin merapat ke arah Ndoro Karso. Meski tubuh mereka sudah menempel, tapi Sekar tetap ingin lebih menempel lagi. Aroma tubuh sang Ndoro benar-benar menyegarkan. Sekar malu mengakuinya tadi dia sangat menyukai aroma tubuh suaminya itu. 

"Sini duduk sini, jangan geser-geser terus saya jatuh nanti." Ucap Ndoro Karso sambil menepuk pahanya meminta Sekar duduk dipangkuannya dari pada terus mendesak duduknya padahal posisinya sudah ada di ujung ranjang hampir jatuh. 

Sekar yang mendengar itu, tidak perlu diminta dua kali. Tidak malu, tidak sungkan dia langsung berpindah duduk di pangkuan suaminya. Semakin mudah menghirup aroma tubuh Ndoro Karso dengan posisi itu.

Jika sang Ndoro perhatikan tingkah istrinya saat ini, tidak akan ada yang percaya jika dia katakan itu adalah perempuan yang sama dengan yang menangis beberapa bulan yang lalu karena tidak mau menikah dengannya. Sekar saat ini dengan Sekar beberapa bulan yang lalu benar-benar bertolak belakang. Entah karena bawaan bayi atau memang sikap Sekar sudah bisa menerima dirinya sepenuhnya. Ndoro Karso tidak mau ambil pusing, dia menikmati sikap Sekar yang manja ataupun yang  membuat ulah. 

Ndoro Karso terus saja mengusap rambut Sekar ketika Ndoro Putri itu meletakkan kepalanya di cekukan leher sang Ndoro. 

"Sekarang sudah nyaman ya nempel-nempel saya?" tanya sang Ndoro lirih. 

Sekar mengangkat wajahnya dan menatap wajah suaminya dengan bingung. 

"Sholatku suka bolong, jadi kayanya aku kena aji pengasihan Ndoro. Makanya begini," jawab Sekar dengan santainya. 

Ndoro Karso langsung tertawa, apa maksunya tadi istrinya itu menuduh dirinya menggunakan pelet. Karena Sekar sering bolong sholat mudah terkena pelet miliknya. Apa seperti itu maksudnya. Kenapa gengsi sekali Ndoro Putri satu itu mengakui perasaannya, kenapa harus pakai alasan pelet segala. 

"Ndoro ..." panggil Sekar pelan. 

"Dalem," (apa) jawab sang Ndoro. 

"Ndoro sayang aku?" tanya Sekar dengan polosnya. 

Ndoro Karso yang mendengar itu hanya menghela napasnya dengan pelan. 

"Enggih (iya) Nduk, sayang." 

"Jangan pakai kromo Ndoro, pakai bahasa biasa saja. Aku jadi merasa tidak enak ini, aku ini siapa bicara sama aku saja harus sesopan itu." 

"Mboten nopo-nopo, saya kan sayang kamu. Bicara baik ke kamu kan tidak ada salahnya."  (tidak papa) Ucap Ndoro Karso pelan. 

"Karena sayang sama aku memangnya bicaranya harus begitu?" 

Ndoro Karso bingung bagaimana menjelaskannya, dia hanya tidak ingin mengganti cara bicaranya. Tapi tidak tau bagaimana cara menjelaskannya. Sudahlah, mengangguk saya lebih baik. 

NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang