kejutan ayah 2

13 6 0
                                    

"Ya udah, Nicholas istirahat dulu ya?" Hapipah mencoba menenangkan Nicholas yang sudah meringkuk di kasur Hapipah dengan tatapan sayu.

"Hum...iya Nichol tidur, tapi eteh jangan pergi...Nichol takut..." Lenguhan kecil Nicholas terdengar sebelum dia menutup mata.

Brakk...

Pintu di dobrak dengan keras.memperlihatkan Repan dan Awarul serta kepala keluarga yang menatap geram, tangan terkepal, dan giginya yang mengeras.

Matanya melirik pada anak yang tampak ketakutan dalam pelukan Hapipah. Matanya melihat tajam pada Hapipah sebelum sebuah kalimat dia lontarkan dengan suara berat dan parau.

"Hapipah. Ikuti aku ke ruang kerja sekarang!"

Hapipah kesulitan menelan Saliva sedangkan Nicholas, mengeratkan pelukannya.

"Tidak ayah! Jangan bawa eteh pergi... Nichol takut!!!"

Ayah mengeram, kemudian masuk ke dalam dan menarik Hapipah dengan paksa, yang membuat Nicholas hampir terjungkal. Repan berlari menghampiri Nicholas untuk membantunya bangun sekaligus menahannya untuk tidak mengejar Hapipah.

"Lepaskan aku!! Eteh!!! Hiks...ayah jangan marah sama eteh...ayah!!! Lepaskan aku!!" Teriak Nicholas saat Repan mulai memeluknya. Berbeda dengan Awarul yang berusaha memegang tangan Hapipah yang terseret.

"Ayah!! Jangan hukum eteh...hiks...ayah!!" Awarul berusaha membujuk sang ayah. Namun nihil, ayah sepertinya tuli untuk saat ini.

"Jangan ikut campur awarul, aku akan memberikan hukuman pada anak yang tidak berguna ini. Jika kau ikut campur, kau akan merasakan hal yang sama!!" Ayah menekan setiap bait katanya. Melirik tajam, kemudian memasuki kamar kerjanya di samping kamar Rifansyah.

Brukh...

Pintu tertutup, terkunci.

Awarul berlari mendekati pintu,menggedor sambil sesekali memohon pada Gilang.

"Ayah hiks...ayah!! Ini bukan salah eteh!! Buka!!!" Tangisan awarul pecah tak kala terdengar suara ikat pinggang yang mengenai kulit.

Plakk...

Ctass...

"A-ampun ayah...sakit"

"Gak ada kata ampun untuk anak sialan sepertimu!"

"Membuat malu saja kau anak sialan! Seharusnya aku tidak mempunyai anak sepertimu! Kau hanya sampah yang terpungut!! Baru seminggu di tinggal,sudah seburuk ini keadaan rumah!! Bagaimana jika aku mati!!!"

Ctass...

"Ayah...Hiks...ayah!!! Jangan pukuli eteh!!! Hiks... ayah!!!"

Awarul terus memukuli pintu dengan tenaga melemah,dan suaranya parau karna sudah dari tadi berteriak. Tapi sepertinya, Ayah ingin fokus memberikan hukuman pada Hapipah...

Selesai yeyyyyy...
Maaf udah Hiatus tanpa kabar, dan bikin kalian semua jadi terumbu karang 😔...

RUMAH TANPA RAMAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang