"Gue denger, bentar lagi ada olimpiade skateboard ya Nicholas?" Tanya Iskandar kepada Nicholas. Kini mereka bertiga sedang berjalan di koridor sekolah."Ya, baru aja di kabarin beberapa hari lalu. Tapi tenang aja, gua bakal bawa nama baik sekolah. Jangan khawatir," kata Nicholas dengan penuh kebanggaan.
"Hm, Naira juga mau ikut olimpiade..." Rengek Naira kepada kedua kakaknya. Naira iri karna kalah piagam oleh kakak-kakaknya.
Tangan Iskandar dan Nicholas terulur mengusap surai Naira yang rapi dan lengkap dengan jepitan berbentuk bunga di sebelah kirinya. Dan kemudian, mereka tertawa bersama.
"Nanti kalau hilang lagi gimana? Kau inggat olimpiade awarul beberapa Minggu lalu? Nanti kalau Naira olimpiade, terus hilang lagi. Siapa yang repot?" Kata Iskandar sambil mencubit pipi Naira.
Naira hanya bisa cemberut dan menggertakkan kakinya dengan kesal saat kedua kakaknya ini sangat menyebalkan. Lalu mata mereka melihat saudara mereka yang lainnya yaitu awarul, Hapipah, dan Repan.
Dengan segera tiga biang kerok itu berlari ke arah tiga saudaranya itu.
__________________"Pelan-pelan kak, kakak keras kepala banget. Di bilang jangan sekolah ngeyel terus!" Kata awarul sambil memapah Hapipah bersama Repan.
"Iya nih, Hapipah memang bandel banget, kayak gini nih yang bikin kita semua kena masalah" kata Repan menambahkan.
Hapipah hanya bisa menutup mulut dan terus berjalan melihat jalan yang mereka pijak saat ini.
"Kau tau awarul? Hapipah membuat barcode di tangan kirinya! Lihat itu!" Kata Repan kesal sambil menunjuk tangan kiri Hapipah yang tertutup oleh baju sekolah yang berlengan panjang.
Awarul pun langsung langsung menggulung lengan baju sebelah kiri Hapipah dengan tangan kirinya, di sana terlihat luka garis-garis dan berdarah. Awarul menatap Hapipah dengan tajam.
"Apa ini kak! Kau melukai dirimu!? Kenapa kak?" Kata awarul dengan marah, lalu teralihkan dengan tiga manusia yang menghampiri mereka.
__________________POV Rifansyah
Aku berjalan di koridor sekolah sendirian, aku masih mengingat kata-kata awarul tadi pagi di lab nya.
Flashback on
Aku berjalan menuju kamar awarul, aku berniat untuk mengajaknya meneliti hewan yang dia dapat di lemarinya (kutu). Saat membuka pintu kamarnya aku melihat kakak ketiga ku yang terkejut sambil memegang botol obat pil berwarna hijau. Apa itu?
Aku segera mendekat dan merampas botol pil tersebut, kemudian aku menatap tajam dengan penuh kecurigaan.
"Obat apa ini kak? Kenapa kau menciptakan obat yang aneh?" Kataku mengintimidasi kak awarul yang mati kutu di depanku.
Kudengar kak awarul mulai berbicara dengan kebohongan dan terbata-bata.
"Apa ini kak awarul? Obat apa ini!" Tanyaku sekali lagi.
"I-ini...ini...o-obat..." Kak awarul sangat gugup. Ada apa ini?
"Jawab aku kak!"
"It-itu eksperimen baru Kaka" kata kak awarul yang membuatku semakin curiga.
Aku semakin tak percaya dengan kata yang yang keluar dari mulut kakak ketiga ku
"Obat apa ini kak!?" Aku menjeda ucapanku.
"Jawab kak!!" Sambung ku.
"Ini obat untuk kak Hapipah!" Jawab kak awarul lantang, sontak membuatku terkejut dan menganga Tak percaya.
Aku memandang obat itu kemudian aku mulai berbicara dengan nada serius.
"Untuk apa kak? Kak Hapipah tidak butuh obat seperti ini! Memangnya dia sakit apa? Kulihat kak Hapipah baik-baik saja!?" Kataku dengan keras.
"Aku harus cari tau, obat apa ini!"
Flashback off
Aku sampai di kelasku, ku letakkan tasku lalu aku berjalan menuju UKS. Saat dalam perjalanan kulihat Keenam saudaraku berada di lapangan, mereka sedang apa?
POV end
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH TANPA RAMAH
Fiksi RemajaKalian masih beruntung memiliki rumah.. Bagaimana dengan aku?.. Aku di asingkan hanya karna kesalahpahaman.. Aku juga punya rumah, tapi tanpa ramah.. Dan, tanpa warna.. Semua kelabu.. Start: 15 April End: idk :v