first love

16 7 0
                                    

"teh, bang, Arul mau keluar bentar ya. Mau beli buku novel, boleh ya, di toko buku biasa kok" bujuk Awarul kepada dua kakaknya, Hapipah dan Repan.

"Gak, kamu jangan pergi. Kamu di rumah aja, kan bukunya bisa di beli besok" kata Repan dengan tegas.

Tetapi Hapipah menepuk pelan pundak kanan Repan yang membuat sang empu berbalik dan melihat Hapipah mengangguk.

"Baiklah, jangan lama-lama ya? Abang tidak mau terjadi sesuatu sama kamu" pesan Repan sekaligus pasrah karna Hapipah.

Tentu saja Awarul sangat senang, dan segera berlari kecil keluar dari kamar Hapipah dan masuk ke kamarnya.

"Sudahlah bang, jangan khawatir berlebihan. Arul pasti baik-baik aja" kata Hapipah dengan tenang yang membuat sang empu mengangguk pasrah.

Selang beberapa menit, awarul keluar dari kamarnya dengan pakaian formalnya. Dia menuruni tangga dan melihat kini kedua kakaknya berada di sofa ruang tamu.

"Arul berangkat ya, assalamualaikum" kata Awarul sambil menyalami kedua kakaknya.

"Iya, hati-hati ya Arul" kata Hapipah, Awarul menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Kini Awarul berjalan menyusuri jalan kota yang ramai, dapat di simpulkan bahwa kota tersebut tak pernah beristirahat.

Terlihat toko buku dengan papan kayu besar bertuliskan 'toko buku rosa' dari kejauhan, Awarul sontak berlari mendekat untuk mengincar buku impiannya. Tiba-tiba saja sang empu menabrak gadis yang baru keluar dari toko buku tersebut.

Brukh...

"A-aduh..." Ringisan gadis dengan rambut yang di kuncir ke belakang serta mengenakan sweater pink.

"Aduh... Ah maaf, maafkan aku, kamu tidak apa-apa?" Tanya Awarul dengan hati-hati takut gadis ini berteriak atau mengamuk.

Gadis tersebut kini masih terduduk di depan Awarul, dengan perlahan sang empu mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu bangkit. Kedua mata saling bertatapan, manik coklat sang gadis bertemu manik hitam Awarul, dengan cepat gadis itu meraih tangan Awarul dan berdiri sambil membenarkan posisi sweater nya.

"A-aku tidak apa-apa..." Kata gadis itu mencoba menghindari sorot mata Awarul.

"Maafkan aku, aku tadi sangat terburu-buru hehe...sekali lagi maafkan aku. Oh ya, namaku Awarul." Perkenalan singkat mulai berlangsung, Awarul mencoba mengulurkan kembali tangannya.

Dengan ragu-ragu, gadis itu akhirnya menerima uluran tangan sang empu.

"Namaku Aleta, senang berkenalan denganmu. Awarul" kata gadis yang bernama Aleta itu dengan ramah. Tentu saja membuat jantung lawan bicaranya berdetak tak karuan.

Setelah perkenalan sesaat selesai, mereka sama-sama melepas tautan tangan yang terhubung.

"Oh...aku akan masuk, kamu mau pulang atau bagaimana? Apa kamu menunggu seseorang?" Awarul bertanya dengan nada canggung.

Aleta hanya tertawa kikuk dan menggaruk pipinya yang tidak gatal, lalu melihat ke arah lain.

"Aku sedang menunggu seseorang. Yasudah kalau kamu mau masuk, aku masih akan menunggu kakakku menjemput di sini." Senyum simpul terlihat sekilas saat kata itu keluar dari mulut Aleta. Sedangkan Awarul hanya menganggukkan kepalanya dan melenggang masuk ke dalam toko dengan sopan.

Sepertinya ada yang sedang jatuh cinta, jatuh yang benar-benar jatuh....

Walau pertemuan ini, cocok dengan kata 'pertemuan tanpa nama'...

Awarul masuk, tak lupa dia melirik sedikit ke belakang memastikan Aleta. Entah disadari atau tidak, senyum terpampang di wajah sang empu.

Jejeran rak buku berjejer rapih dengan di lengkapi berbagai macam jenis bacaan, sastra, komik, novel, bahkan untuk remaja. Walau toko buku tersebut tak terlalu besar, tapi lumayan cukup lengkap.

Btw penulisan di bab ini dan seterusnya akan di perbaiki lagi, and nanti di revisi kalau udah end.

Oke langsung on the points jangan lupa vote dan follow serta tinggalkan jejak berupa komen oke jangan jadi siders 😤...

Author mengundurkan diri...

Btw Thoriq umur 2 bulan udah haji 😋...


RUMAH TANPA RAMAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang