"Sedih kenapa!?", ucap Rifansyah yang mondar-mandir karna bosan di kelas, saat dia lewat di depan UKS terdengar suara 2 orang sedang asyik mengobrol.
Suasana menjadi canggung, dengan 2 adik Hapipah di sini. Awalnya terasa nyaman dan senang saat bersama awarul, tiba-tiba saja suasana itu tergantung dengan datangnya Rifansyah ke sini, suasana menjadi canggung dan hening.
"Yaudah eteh ke kelas dulu yah? Kalian kalau masih mau di sini, di sini aja. Eteh duluan yah Arul? Fan?". Kata Hapipah meninggalkan ruang UKS.
Tak lama awarul menatap Rifansyah, dia pun tergagap saat Rifansyah terus memandanginya dengan tatapan elangnya. Tak lama awarul pun berdiri untuk memecah keheningan sekaligus keluar dari suasana saat ini.
"Rifansyah, Kaka pergi dulu yah? Kaka mau ke lab. Ada sesuatu yang harus aku teliti di sana". Ucap awarul dengan sopan inggin meninggalkan Rifansyah di UKS.
Rifansyah hanya mengangguk tanda meng-iya kan kakaknya itu, dia mulai merebahkan dirinya di sofa UKS. Awarul menghela nafas lega saat Rifansyah tidak bertanya apapun padanya, dengan segera awarul pergi meninggalkan UKS.
Rifansyah merasa haus dan mulai bangkit dari sofa UKS. Dia memijak beberapa tisu di lantai. Dia memungutnya tanpa rasa jijik dan langsung membuangnya di tempat sampah kecil di ruang UKS.
Di kelas IPS⁴
Ini jam istirahat. Siswa-siswi masih di kelas sedang membicarakan tentang Andrian. Katanya dia memfitnah sang kakak kedua karna mengira bahwa dia mau membullynya. Iskandar tentu tidak tinggal diam.
"Wah minta di hajar dih anak. Gatau dia yah, gue siapa!?" Ucap Iskandar seraya memukul meja frustasi.
"Iya kurang ajar banget tuh anak. Bisa-bisanya kak Hapipah yang nolongin malah balasnya gitu!" Sahut Nicholas.
Tiba-tiba Naira dengan wajah polosnya menatap kedua kakaknya itu.
"Kak. Kenapa nyamuk bunyinya ngung, karna minum darah, kalau minum bensin pasti bunyinya ngeng". Ucap Naira seolah memperagakan gerakannya.
Dua kakaknya saling pandang. Kemudian tertawa. Memiliki adik seperti Naira memang dapat menghilangkan beban stress 2× lipat.
Sekali lagi kedua kakaknya tertawa terbahak-bahak. Mereka lupa apa percakapan sebelumnya.
Pulang sekolah
Rifansyah POVSekarang sudah jam 14.30, aku baru keluar dari ruang UKS. Ku lihat sekolah sudah sepi, hanya 3 biang kerok itu sedang berdiri di gerbang sekolah aku ke sana dan bertanya. Mereka mengajakku untuk membeli beberapa bungkus camilan, tapi aku tidak mau ikut yang membuat tiga anak itu pergi tanpaku.
Aku sampai di kelas Kaka pertama, ya Repan. Aku melihat tas coklatnya masih ada di kelas, dengan berat hati aku membawakan tas nya menuju ruang OSIS. Saat di perjalanan aku melihat awarul yang sedang memapah Hapipah, aku semakin curiga, ada apa dengan mereka?.
Saat berada di ruang OSIS, ku lihat di sana ada sang pemilik tas coklat yang ku bawa. Dia membenamkan wajahnya di lengannya sendiri di atas meja, ku lihat makanan yang berada di mejanya masih utuh bahkan dia tidak bergerak sama sekali dari meja kesukaannya itu.
POV end
Tamat...
Maaf gantung banget, jangan lupa vote dan tinggalkan jejak berupa komen yah...
Author agak sedikit sibuk sekarang, bentar lagi tepatnya tanggal 22 author udah mulai masuk sekolah...
Terimakasih sudah membaca(◍•ᴗ•◍)❤
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH TANPA RAMAH
Ficção AdolescenteKalian masih beruntung memiliki rumah.. Bagaimana dengan aku?.. Aku di asingkan hanya karna kesalahpahaman.. Aku juga punya rumah, tapi tanpa ramah.. Dan, tanpa warna.. Semua kelabu.. Start: 15 April End: idk :v