BAPAKU S2🔥

1.5K 15 0
                                    

12

[POV Mas Anto]

Akan ku ceritakan sedikit pengalaman pertama ku saat bercinta dengan lelaki. Kejadian ini terjadi waktu aku masih remaja dan masih berulang sampai saat ini.

Bapak ku hanyalah seorang petani biasa. Karena sering bekerja di sawah, membuat kulitnya gelap. Namun dada bapak lebar dan berisi, sedikit berlemak tapi tetap nampak seksi. Perutnya tidak buncit tapi jelas terlihat berlemak.



Suatu malam, aku terbangun karena mendengar desahan dan erangan dari kamar bapak. Kamar kami memang bersebelahan sehingga aku dapat mendengar dengan jelas suara-suara tadi.

Kutempelkan telingaku pada dinding dan kudengar erangan bapak. Mulanya kukira bapak sedang kesakitan, namun setelah kudengar baik-baik, ternyata dia sedang  berhubungan seks.

Karena penasaran, aku pun berjinjit keluar dan mengintip dari lubang kunci. Benar dugaan ku, bapak sedang ngentot dengan ibu. Dari lubang kunci itu, aku hanya bisa melihat tubuh bapak. Bapak sedang berdiri sambil mengentoti ibu.

Tiba-tiba bapak mengerang hebat, tubuhnya kemudian berkelojotan. Semuanya terjadi dengan begitu cepat, namun aku masih sempat melihat kontol bapak. Lumayan panjang dan gemuk.

Lalu aku buru-buru kembali ke kamarku dengan kontol yang ngaceng. Setelah di kamar, aku langsung ngocok.

"Hhoohh... Aahh... Hhoosshh..." desahku ke enakan.

Kontolku sudah mengalirkan precum, kocokan tanganku kupercepat agar aku dapat segera muncrat. Kurasakan pejuh ku mendesak ingin keluar. Aku mengerang saat kontol ku tiba-tiba melepaskan tembakan pejuh ku.

"Aarrgghhh... ngentot bapak."

"Ccrroott... Ccrroott... Ccrroott..."

Berkali-kali, pejuhku tersemprot keluar hingga menodai sprei. Aku terus mengerang sambil sibuk meremas kontolku. Aku mendesah saat berhasil memeras tetes pejuh yang terakhir.

"Anto, ko lagi ngapa ?" (Anto, apa yang kamu lakukan ?) sebuah suara mengejutkan
ku.

Bagai tersambar petir, aku hanya bisa tertegun dengan mata melotot kaget. Di depanku telah berdiri bapak. Rupanya aku lupa mengunci pintu kamar ku.

Bapak kini berdiri di depanku dengan hanya mengenakan celana kolor saja. Dadanya telanjang, terekspos untuk kenikmatan mataku.

"Bb... aapakk..." ucapku terbata-bata.

Aku merasa malu sekali, ingin rasanya aku mati saja. Bayangkan saja aku bertelanjang bulat dengan kontol yang berlumuran pejuh.

Belum lagi, bapak pasti tadi sempat menyaksikan sesi aku ngocok. Sekujur tubuhku gemetaran, salah tingkah dan malu bercampur takut.

Kontolku yang tadi ngaceng langsung menciut. Tetesan pejuh nampak masih menggantung di kepala kontolku.

"Ternyata anak ku wis gede." (Ternyata anak ku sudah besar) katanya.

Aku pun terkejut, bahwa bapak tidak marah. Bapak seolah-olah mengerti bahwa hal ini wajar untuk anak remaja seusia ku.

Lalu bapak berjalan ke arahku. Saat bapak telah duduk di ranjang dan kami berhadapan, aku hanya bisa menundukan kepala ku dalam-dalam.

"Wis orasah isin, ora papa ko kan wis gede. Bapak juga weruh pas ko ngocok karo nyeluk bapak. Nek ko pengin kawin karo bapak, ko gari njaluk bae." (Udah ngga usah malu, ngga papa kamu kan udah besar. Bapak juga lihat kamu pas ngocok sambil nyebut bapak. Kalo kamu pengin ngentot sama bapak, kamu tinggal minta aja) jelasnya.

"Hah ?!" aku tak percaya mendengar ucapannya.



"Tapi ibu pripun pak ? " (Tapi ibu bagaimana pak) tanya ku.

"Ibu nek tes kawin langsung ngebo." (Ibu kalo abis ngentot langsung tidur) jelas bapak sambil tertawa kecil.

Kami hanya saling menatap sebelum akhirnya aku memeluk bapak. Kepala ku bersandar di atas dadanya. Tanpa ragu, kuraba-raba dadanya sambil kuremas pelan.

Pelan-pelan, kontol bapak membentuk tonjolan besar di depan celana kolornya.

"Ko esih kuat ? Arep kawin karo bapak ?" (Kamu masih kuat ? Mau ngentot dengan bapak ?) tanya bapak.

Kutatap wajah bapak dan nafsu birahi kembali menguasainya. Aku mengangguk setuju. Tanpa basa-basi bapak memerosotkan kolornya, ternyata bapak tidak memakai celana dalam.

Kontolnya langsung melompat keluar, berdenyut-denyut dengan gagahnya. Rasanya hangat sekali saat kontolnya itu menempel di pahaku dan beradu dengan kontolku. Perlahan, kontolku yang tadi sempat melemas, kini mulai mengeras lagi.

Noda pejuh yang masih melekat pada kontolku menodai paha bapak, namun bapak tampak tak keberatan. Bapak memeluku sambil meraba-raba seluruh tubuhku.

Tangannya terasa lebar dan kasar, namun aku suka. Bibirnya asyik mencium wajah dan leherku. Deru nafasnya terdengar jelas seperti suara mesin pesawat tempur.

Kedua puting dada bapak yang melenting terasa menusuk-nusuk dadaku. Bibir bapak kemudian beralih ke mulutku dan kami pun berciuman.

Tangannya aktif meremas-remas belahan bokongku, sesekali melebar-lebarkan agar lubang silit ku terbuka.

"Hhoohh... Aahh..." desahnya.



"Silit mu sempit, mesti enak nek bapak kawini" (Silitmu sempit, pasti enak kalau bapak entoti).

"Arrgghhh..." erangnya.














Cerita selengkapnya sudah tersedia di karyakarsa.

Ada Voucher Diskon.

Kode Voucher : KNTL1

TERBATAS !

Link :

https://karyakarsa.com/jokooo69/bapak-dan-desaku-yang-indah-2-178018

com/jokooo69/bapak-dan-desaku-yang-indah-2-178018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yang berminat saja !





🌻🌻🌻

Bapak MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang