•
•
•Aku bangun dan langsung ke kamar mandi, bener aja kakak iparku sedang bersihin kamar mandi.
"Udah bangun cep." ia menyapa.
"Iya a." jawabku sambil nguap.
"Lah ko masih nguap? Masih ngantuk ya?" aku hanya nyengir.
"Sini mandi ! Biar ga ngantuk sekalian, aa mandiin."
"Emang teteh ke mana a?"
"Teteh lagi ke rumah tetangga bantuin bikin kue. Udah kamu dirumah aja sama aa kan hari ini aa ga kerja." katanya.
"Iya a." jawabku yang sebenarnya males banget mandi pagi itu.
Tapi acara mandi pagi udah menjadi kewajiban dari kakak iparku yang super bersih.
"Loh ko malah bengong di situ, ayo sini mandi biar seger jadi ga ngantuk lagi."
"Iya a..." jawabku sambil menghampirinya yang saat itu sedang menyikat lantai kamar mandi.
"Ayo sekarang buka baju dan celananya ya."
"Iya a, bentar acep mau pipis dulu." jawabku sambil melangkah menuju closet.
Ku buka celana daku keluarkan burung ku lalu pipis. Selesai itu aku langsung buka baju dan celana menghampiri kakakku. Sebenarnya itu bukan kali pertama aku di mandiin olehnya tapi aneh ga kaya biasanya. Saat mau nyiram tubuhku dia malah mengelus-elus kontol ku sambil berkata.
"Iii... titit acep lucu masih pake kupluk kepalanya." sambil di tarik-tarik sontak aku ke gelian.
"Jangan a... geli sambil ku tepis tangan nya." ia tersenyum sambil kembali meraih kontolku.
"Abis titit acep lucu si." katanya.
Yang memang saat itu aku belum sunat dan dia mulai dielus lagi. Padahal biasanya kalo mandi ga gitu biasa aja. Kembali aku nyengir.
"Ah geli a, sakit." sambil kembali aku menepis tangannya.
Ia tersenyum lagi dan bilang, "titit acep pake kupluk."
Dan aku asal ngomong, "emang titit aa pake apa?"
"Titit aa udah pake helm kepalanya."
"Ha.. ha.. masa." jawabku sambil ketawa lebar.
"Iya dong, kan aa udah sunat. Mau lihat?" katanya sambil langsung melorotkan kolornya yang saat itu ia hanya memakai kolor boxer.
"Nih.." katanya dengan bangga ia pamerkan kontol nya.
Ya aku melotot melihatnya, 'serrr' ada sebuah perasaan yang lain dalam hatiku. Saat melihat sebuah pemandangan yang belum pernah ku saksikan sebelumnya melihat orang dewasa telanjang dengan kontol yang menggantung terkulai di kelilingi bulu yang sangat lebat sampai ke pusar. Aku tersenyum sambil bilang.
"Iyyy... titit aa besar dan ada bulunya."
"Iya dong nanti juga kamu akan seperti ini." sambil dia pegang kontolnya.
"Nih mau pegang?" katanya.
"Ga ah..." jawabku sambil merunduk.
"Ya udah kalo ga." ia menaikan lagi kolornya dan langsung mengguyur tubuhku menyabuni dan membilasnya. Lalu ia pakekan handuk dan aku langsung melangkah meninggalkannya di kamar mandi dan langsung ke kamar untuk berpakaian.
Kubuka lemari dan langsung memilih baju yang akan ku pake saat aku mau pake baju kakak ku sudah ada terduduk di pinggir kasur sambil memegang botol bedak anti bakteri.
"Jangan pake baju dulu, sini aa bedakin dulu punggungnya biar ga gatal."
Aku langsung mendekatinya seraya memberikan tubuhku untuk di bedakin. Aku berdiri telanjang dihadapannya, tanpa punya fikiran apapun. Lalu kakak mrnaburkan bedak ke seluruh tubuhku terakhir tangannya kembali berhenti tepat di kontolku sambil tersenyum ia mengelus dan menarik-narik kulupnya sampai kepalanya keluar. Aku meringis karena rasanya geli bercampur ngilu.
"Jangan a sakit..." aku menepis tangan nya dan membelakanginya.
Kakak malah memeluk ku dari belakang dan kembali mengelus kontolku.
"Acep diam aja ya, aa elus tititnya nanti enak lho."
"Tapi a, asep ga mau geli."
"Ya kalo geli tahan aja nanti juga engga." katanya.
"Ga mau ah sakit."
"Ah ga ko, ga sakit nanti kalo acep diem, aa ajak ke pasar malem lagi." aku langsung balik badan sambil tersenyum.
"Asiiiik...." teriak ku terbayang pasar malem dan odong-odong rame banget.
"Nah gitu dong, sini tapi acep diem ya."
"Iya a..."
Lalu dia memeluk dan membaringkan aku di atas kasur, tubuhku di dekap dan kembali kontolku di elus-elusnya. Lama-lama aku merasa geli-geli gimana gitu, mungkin kalau ingat sekarang aku mulai terangsang saat itu karena kontol mungilku jadi mengeras mengacung. Kakak ku pasti faham apa yang aku rasakan dia tersenyum menatapku sambil berkata "enak kan cep." sambil tersenyum aku bilang "iya a..."
Kakaku makin terus mengocok kontolku dengan tangannya sesekali memilin-milinnya yang membuat aku makin ke enakan. Lalu dia meraih tangan ku dan memasukannya kedalam kolornya sambil bilang.
"Acep pegang titit aa...."
'Deg...' jantungku seakan berhenti saat tanganku menyentuh sebuah benda yang hangat dan kenyal, itulah kontol kakak ku.
Baru pertama kali itu aku pegang kontol orang lain. Perasaanku tak menentu aku diam sampai kakak ku bilang.
"Elus dong cep seperti ini..."
"Iya a..." aku mulai meraba-raba seluruh bagian kontolnya sampai bulunya ku elus dam kepala kontolnya aa.
"Nah gitu cep..."
Perasaan ku makin tak menentu apalagi saat tangan kakak ku makin cepat mengocok kembali kontolku, aku makin ke enakan dan aku hanya memegang kontol kakak ku karna fokus perhatianku pada rasa yang ditimbulkan dari kocokan kakak ku yang makin cepat.
"Enak kan cep...."
"I.. iya a....enak..." jawabku agak tertahan karena malu.
Tiba-tiba tubuhku bergetar.....
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•Cerita selengkapnya sudah tersedia di karyakarsa.
Link :
https://karyakarsa.com/jokooo69/kisah-ipar-adalah-maut-2
Yang berminat saja !
🌻🌻🌻