Kisah Para Keluarga🆕

2.5K 10 0
                                    

Sebelumnya aku akan mengatakan bahwa ini adalah kisah pertama ku terjun dalam dunia gay. Namaku Iza Prasetyo, aku 2 bersaudara, kakak ku taufik yang sekarang bekerja sebagai salah satu icon susu pembentuk tubuh. Sebelumnya dia telah mengikuti kontes pencarian model susu tersebut. Aku rasa kakak ku teramat beruntung bisa mendapatkan badan sebagus itu. Berbeda denganku yang kurus, karena emang aku anaknya lebih suka di kamar main komputer dari pada olahraga.

Sore itu badanku capek banget, soalnya aku kudu nyiapin buat pesta ultah ku yang ke tujuh belas di hotel. Aku sangat seneng soalnya om aku yang jadi manager hotel itu mau meminjami ku gedung hotel tersebut. Saking capeknya badanku ku lemparkan begitu aja di kasur kesayanganku.

Keliatannya taufik belum pulang fitnes, jadi aku bisa nyenyak tanpa gangguan dia. Gak terasa aku tertidur, namun aku sempat terbangun mendengar taufik membuka lemari baju kayaknya dia baru mandi, soalnya dia cuman pakai handuk di pinggangnya dan badannya bau sabun. Aku hanya meliriknya, soalnya posisiku tepat di belakang tubuhnya. Taufik nampak melihat kemajuan masa ototnya, tentu dengan senyum bangganya namun setelah itu tanpa kuduga 'sret' handuknya di lepas. Terpampang lah kontolnya tegak mengacung, aku terkejut melihatnya karena takut ada pertumpahan sperma dimana-mana, lalu aku pun bangun.

"Yaela kak kalo mau ngeloco jangan di kamar dong." taufik menghadap ke arahku, mulanya dia kelihatan kaget.

"Yee siapa juga yang mau ngeloco."

"Lah itu ngapain?" tanyaku.

"Ada deh, anak kecil mau tau aja."

Aku yang mangkel dikatain anak kecil berlalu dari kamarku. Keesokan hari pesta berlangsung ramai, banyak temen-temenku, temen-temennya taufik sama temen-temen polisi papah aku yang dateng. Aneh juga deh rasanya, kan aku cuman ultah, yang dateng udah kayak aku nikahan aja, udah gitu kadonya seabrek gak jelas semua. Namun di tengah acara taufik menggeret tanganku.

"Ada apa kak?" tanyaku kaget.

"Lu mau gue kasih kado gak?"

"Ya wajib dong."

"Ya udah ayo ikut."

"Kemana?"

"Ah bawel, yuk !"

Aku nyantai aja ikut, ternyata taufik membawaku masuk ke kamar hotel yang tadi buat make up kami sekeluarga. Setelah pintu kamar tertutup aku bertanya.

"Mana kadonya?" tanyaku sambil mencari-cari.

"Kamu lupa ya, kan kemaren udah liat." kata taufik membuatku bertanya-tanya.

"Ah ngaco."

Tapi taufik hanya diam dan melepaskan semua bajunya, aku hanya dapat menelan ludah melihat kontolnya yang tegak menantang.

"Ini kadonya." kata taufik sambil menggenggam kontolnya.

"Maksudnya? Hey kak jangan ngaco dong." kataku ketakutan.

"Tenang aja dek, kakak cuman mau ajarin kamu cara make kontol kamu kok." katanya sambil berjalan ke arahku memegang kedua tanganku dan berkata.

"Kamu mau terima kado kakak kan?"

Aku mau memberontak namun secara lembut taufik mencium bibir ku, aku hanya mematung ciumannya lumayan lama, berangsur naluri nafsu darah mudaku bergelora, aku mulai menikmatinya. Kurasakan ciuman itu semakin beringas saja, bibirnya beralih ke leherku, aku kegelian terkena bekas cukuran jenggotnya yang membuat tubuhku merinding. Tanpa sadar aku juga sudah telanjang bulat dan aku pun terkejut. Kontolku tegang taufik hanya tersenyum sebentar melihat perkembangan kontolku dan dia langsung melumat puting ku. Aku mendesah tangannya mengocok kontol ku perlahan, aku hampir terjatuh karena tak kuat menahan nikmat lalu taufik membopongku ke ranjang di menatapku tajam dan berkata.

"Kamu akan ketagihan dek jadi relaks ya."

Lalu aku terkejut karena kontol ku di oral dengan mulutnya, aku pun meracau ke enakan. 20 menit dia melakukan itu lalu kakinya melintang di atas dada ku. Kontolnya tepat di bibirku, aku baru sadar kalau taufik menyuruhku melakukannya juga. Aku tidak mual atau jijik cuman aku ragu. Kontol coklatnya pun akhirnya kulumat habis, rasanya tidak enak cuman bikin ketagihan akupun mengejang dan tak sempat berkata kalau aku akan muncrat karena mulutku penuh kontol kakak ku taufik.

"Enak kan dek?" aku hanya mengangguk, tapi dengan perasaan bersalah karena aku belum membuat taufik ejakulasi.

"Kamu mau kakak anal gak dek?"

.
.
.
.
.
.

Lama kami melakukan itu hingga taufik memuncratkan pejuhnya di perutku, aku pun juga second ejakulasi dibuatnya. Aku pun berterima kasih atas kadonya, kami kembali lagi ke acara doa buat ultah ku, bokap juga tanya.

"Apa kado kakak mu?"

"Si lontong sayur pa." jawabku sambil melirik taufik.

"Lo kok cuman lontong sayur." tanya nyokap.

"Iya ma pa, iza yang minta walopun rasanya asin kayaknya dia ketagihan." Aku yang mendengar kata-kata kakakku jadi ngaceng lagi.

"Ya syukur kalo suka, kan kalo ketagihan tinggal minta kamu fik." kata papa.

"Pasti." kata taufik mantap dan aku seneng banget.

Tak lama taufik datang membawa kak nicolas temen fitnes nya.

"Met ultah ya za."

"Makasi kak." jawabku.

"Mana kadonya kak?" tanyaku usil.

"Nanti aja deh, kamu kan belum nyoba lontong sayur aku." jawab kak nicolas sambil tersenyum mesum dengan taufik, aku hanya terdiam kaget campur seneng.

.
.
.
.
.
.
.
.

Cerita selengkapnya sudah tersedia di karyakarsa.

Link :
https://karyakarsa.com/jokooo69/kisah-para-k

com/jokooo69/kisah-para-k

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Yang berminat saja !













🌻🌻🌻

Bapak MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang