Para Kuli Kampung 2

2.4K 20 0
                                    

Tanpa kusadari hari telah beranjak malam, ketika truk terakhir telah meninggalkan area gudang dalam keadaan kosong dan kelompok kuli bubar, sebagian menuju kamar mandi di belakang gudang untuk membersihkan diri dan tiba-tiba.

"Minta rokoknya dong." ternyata kuli yang aku taksir telah berdiri tepat dibelakang punggungku bersama temannya.

"Boleh, asal tukeran dengan cerutu ini." jawabku sambil memberikan rokok padanya dan sebelah tanganku mengusap tonjolan kontolnya.

"Isep dah kalo demen." katanya sambil menghidupkan rokok pemberianku dan menyorongkan kontolnya lebih dekat lagi kearah muka ku yang sedang duduk.

Kontolnya mulai membesar akibat belaian jari jemariku dan kesempatan emas tak aku sia-siakan. Akupun mulai membebaskan kontolnya dari kekangan celana jeans belelnya. Kepala kontolnya aku jilat dengan perhatian khusus pada lobang kencingnya, demikian pula batang kontolnya yang semakin mengeras aku jilati dengan nikmat dan sampai ke buah pelernya yang gede seperti granat tergantung.

"Buset gede bangeeet, ini daging atau tulang?" aku terpesona melihat kontol kuli itu.

"Gedean mana dengan yang ini?"

"Shrieeek..." temannya merobek celana boxer bututnya tepat dibagian depan, sehingga kontolnya yang udah ngaceng berat karena melihat aksiku pada temannya keluar.

"Ploph!..."

Melompat keluar dan segera menyodorkannya kearah mulutku untuk diservis, jadilah dua buah kontol gede bergantian keluar masuk mulutku dan kadang sekaligus berebutan masuk sehingga mulutku terkuak lebar untuk dapat menampung kedua kontol gede kuli tersebut.

Semakin lama semakin dalam aku isep kontol tersebut sampai menyentuh pangkal tenggorokanku dan semakin hot pula kedua kuli tersebut menyodokkan kontolnya sampai.

"Tep, aku pengen entotin boolnya." kata kuli tersebut pada temannya yang memakai celana boxer ternyata bernama Atep.

"Iya, hajar aja Don" jawab Atep pada si Udon.

Udon melepaskan kontolnya dari mulutku dan beranjak kearah pantatku, pinggangku ditarik hingga aku menungging. Sementara kontol Atep masih menyumbat mulutku.

"Shriieek..." celanaku dirobek dibagian pantat kemudian lidahnya mulai menjilati lobang pantatku dengan ludahnya.

"Ouch !" kini jarinya yang gede berbonggol, kapalan, masuk ke dalam lobang pantatku, satu jari, dua jari, dan  tiga jari keluar masuk melebarkan lobang pantatku.

Aku menggeliat menggelijang akibat permainan jari udon dilobang pantatku sementara kontol Atep semakin dalam masuk melewati pangkal tenggorokanku. Jembutnya yang item tebal menggelitik lobang hidungku dan aroma jantan campur keringat dan bau kencing yang berasal dari selangkangannya menambah gairahku.

Tanpa menunggu lebih lama lagi kepala kontol Udon yang gede kaya helm nazi itu mulai menerobos lobang pantatku dan dilanjutkan dengan genjotannya yang semakin lama semakin buas bagaikan banteng jantan perkasa mengentoti betinanya di iringi dengan desahan, erangan dan lenguhan kenikmatan yang tak terperikan.

"Sshhh... aahhhhh..."

Atep juga tak kalah binalnya menjambak rambutku dan mengentoti mulutku dengan kontol kudanya.

"Plokkk... plokkk..." kecipak-kecipok suara kontol basah keluar masuk mulut dan lobang pantatku.

.
.
.
.
.
.
.
.

Cerita selengkapnya sudah tersedia di karyakarsa.

Link :

https://karyakarsa.com/jokooo69/para-kuli-kampung

Yang berminat saja.




🌻🌻🌻

Bapak MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang