Kisah Paling Gila (2)🆕

1.4K 12 0
                                    

Lewat dari tengah malam aku baru selesai bekerja, jalanan sudah mulai sepi. Aku pun berjalan menuju halte yang tak jauh dari kantorku. Di halte hanya ada aku dan 2 orang lainnya. Aku tak terlalu memperhatikan mereka, cukup lama aku menunggu angkot tujuanku, rokok sebatang sudah habis aku hisap dan angkot pun muncul. Segera aku naik, selama didalam angkot, aku lebih memilih mendengarkan musik dari handphone, karena memang agak sedikit ngantuk. Tak terasa akupun terlelap, tak tahu berapa lama tiba-tiba aku terbangun. Sudah ada seorang bapak-bapak disebelahku, bapak itu hanya memandang kedepan. Kulihat baik-baik bapak itu, ia memakai seragam sebuah taxi yang ditutupi jaket hitam. Kumis tebal menghiasi bibirnya, sampai disitu akupun kembali dengan musik ditelinga dan memandangi setiap jalanan dan pertokoan yang gelap. Satu persatu para penumpang turun ditujuannya masing-masing. Tinggal aku dan bapak itu dibelakang dan seorang lagi duduk didepan, kembali aku memperhatikan si bapak itu

"handsome..." ucap dalam hati.

Mungkin si bapak itu risih aku perhatikan tiba-tiba ia membalikan tubuhnya ke arahku. Wajahnya menatap tajam wajahku, aku benar-benar diam, antara takut dan malu.

"Ada apa mas perhatiin saya!" bentaknya.

Suaranya yang berat membuat aku benar-benar ciut, tapi aku tak mau tinggal secara spontan aku bilang.

"Oh.. maaf Pak, dari tadi saya perhatiin bapak saya coba memperjelas bener gak sih bapak ini ayahnya teman saya waktu sekolah."

Si bapak yang awalnya berwajah garang, sekarang berubah tenang.

"Nama bapak Pak Yono, bukan?

Entah itu datengnya darimana, yang penting aku selamat.

"Bukan.. nama saya Dodi."

"Berarti saya salah, maaf ya pak!"

Sekejap, aku langsung membalikan wajahku keluar kaca.

"Selamat..."

Kamipun sama-sama diam. 15 menit berlalu aku pun sampai dan lekas turun. Dan si bapak Dodi itu mendahului aku. Ia nyelonong keluar yang otomatis pantatnya benar-benar menghadap ke aku, gede juga pantatnya. Ia langsung bayar terlihat terburu-buru. Selesai ia bayar, akupun bayar. Aku terus melihat kearahnya lalu ia hilang dibalik tulisan toilet.

"Ah.. dia kebelet." kubiarkan pandangan tentang dirinya.

Kubakar sebatang rokok lagi untuk mengusir kesendirianku karena memang aku harus naik angkot sekali lagi untuk sampai dirumah. Tapi memang bayangan tentang si bapak Dodi membuat ku penasaran. Seingatku, toilet malam hari gini udah ditutup dan kemarin malam sewaktu aku kekamar mandi, cuma satu yang dibuka, itu juga karena memang gak ada pintunya.

"Jangan-jangan..." aku langsung bergegas kearah toilet.

Berharap sebuah pemandangan menarik. Pas sampai didepan toilet, aku sedikit gugup. Antara mau dan tidak. Tapi hawa dingin ini membuat ku mantap melangkah semakin kedalam. Terdengar suara keran dibuka sedikit, aromanya berbau busuk, apa memang tidak dibersihkan? Aku berjalan agak sedikit kepinggir dan benar saja kalau pintu kamar mandi itu masih rusak. Semakin dekat dan semakin dekat, kulihat jaket yang dia kenakan tadi digantung dipaku.

"Benar ia ada didalam!" niat hati hanya ingin mengintip sekilas.

3 langkah selanjutnya aku sudah berdiri di depan pintu. Aku kaget dan dia pun kaget. Ternyata ia bukannya kencing tetapi berak. Pantas busuk aroma kamar mandi ini. Ia kaget dan langsung membentak ku.

"Hey kamu! Ngapain kamu! Pergi sana!" ia ingin menghampiriku tetapi posisinya tidak menguntungkan.

Ia jongkok, celannya sudah ia gantung, hanya baju yang melekat dibadannya. Pemandangan yang indah, melihat orang galak ini setengah telanjang dan berak. Kontolnya menggantung, biji pelernya lumayan besar dan tidak sebanding dengan ukuran kontolnya. Jembutnya penuh, lebat dan hitam pekat. Dengan cekatan ia mengambil gayungm, seraya ingin menyiramku. Alangkah tidak beruntungnya, air di ember tidaklah banyak.

Bapak MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang