Terdampar Bagian (7)

2.3K 20 0
                                    

"Bapak rindu, Rus." kata Bapak.

"Rusli juga pak." balasku.

Perahu pun tak jadi diarahkan ke Pulau Besar, mereka meneruskan arah ke Pulau Kecil. Di sana banyak paluh-paluh dan lumpur. Mereka menunggu sebentar pasang surut, agar mereka bisa meraba kerang.

Bapak meminta Rusli mendekat ke arahnya, Rusli pun melakukan permintaan bapaknya. Rusli menyandarkan tubuhnya ke punggung Bapak. Sembari menjaga kemudi, Bapak pun memeluk anaknya dari belakang.

Di masukannya tangan kirinya ke dalam baju Rusli dan Bapak mengelus dada anaknya yang rata. Rusli pun merasakan ada daging menekan-nekan punggungnya. Dia tahu kalau kontol Bapak sudah mengeras.

Begitu beberapa puluh meter lagi sampai di pulau, Bapak menurunkan layar dan dia mulai mengayuh perahu. Langsung Bapak mengayuhkan ke sela-sela rumpun pohon-pohon Bakau.

Ada beberapa pasang anak burung mencicit di pepohonan, merasa terusik ketenangan mereka atas kehadiran Bapak dan Rusli.

"Kenapa kita kemari?" tanya Rusli.

"Agar orang tidak melihat kita. Bapak rindu Rus, bapak sange." kata Bapak serak.

Rusli mengerti maksud bapaknya. Sebenarnya Rusli justru jauh lebih menginginkannya lagi. Perahu ditambatkan di batang pohon bakau dengan kuat. Mereka mengambil di sela-sela pohon bakau yang sangat rimbun dan teduh dari terik matahari.

Dengan tidak sabar Bapak langsung menyergap tubuh Rusli dan melapas celana anaknya. Bapak sendiri sudah melepas celana pendeknya.

Bapak dari rumah sengaja tidak memakai celana dalam. Rusli dia tidurkan di atas potongan-potongan papan di atas perahu. Cepat dia mengangkangkan kedua kaki anaknya, lalu dia berjongkok di antara kedua kakinya.

Langsung dia cucuk lubang silit Rusli yang begitu sempit. Setelah kontolnya masuk ke dalam silit hangat itu, Bapak menindih tubuh Rusli dan memompanya dari atas dengan ganas.

Rusli yang sudah lama menginginkannya, langsung pula memberikan tanggapan dari bawah. Dia memeluk Bapak kemudian menggoyangkan bagian tubuhnya untuk mengimbangi genjotan Bapak.

Air berkecipak karena perahu bergoyang-goyang dan burung-burungpun serentak terbang dari pohon-pohon bakau yang membuat suara dedaunan menjadi bergesekan.

Saat itu pula Rusli tak mampu membendung kenikmatan dalam dirinya, dia menceracau.

"Aaahhh... Duh enaknya... Kontol bapak besar baget."

"Mmpphhh..."

Bapak semakin bersemangat dan terus memompanya dari atas, sampai mereka berpelukan erat.





Lanjutan ceritanya sudah tersedia di karyakarsa dalam bentuk pdf.

Link :
https://karyakarsa.com/jokooo69/terdampar-short-story

Atau bisa klik link di profil.


🌻🌻🌻

Bapak MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang