Kisah Ipar Adalah Maut🆕

2.2K 14 2
                                    

Sejak Covid 19 menyerang keadaan semakin kacau, perjalanan ke luar daerah semua di tutup. Saya bekerja di sebuah Rumah Sakit yang menangani dengan kasus ini, dengan waktu bekerja luar biasa dari sebelumnya.

Pada tahun 2020 saya pulang ke kampung hanya beberapa kali saja menjenguk anak-anak dan suami serta ibu dan ayah di rumah. Setiap hari saya, suami dan anak-anak video call untuk hilangkan rindu. Minggu depan giliran saya cuti pulang ke kampung, tak sabar rasanya berjumpa anak-anak dan suami.

Tiba di rumah senyap sunyi, anak-anak saya masih nyenyak tidur tak bangun-bangun, lalu saya masuk ke kamar suami saya tak ada. Saya ke kamar Adi pintunya tertutup, sayup-sayup dengar suara Adi mendesah. 'Dalam hati saya tak akan abang main dengan adiknya sendiri cowo pula, eehh sekarang apapun bisa terjadi' kata hati saya.

Saya terus keluar pergi ke jendela kamar Adi. Jelas terdengar memang suami saya sedang ngewe bol adik iparnya sendiri.

"Abang... adik cape la, adik baring aja." suara Adi.

"Abang udah mau keluar ini, adik goyang lagi." kata suami saya.

Saya senyum saja, 'tak ada rasa bersalah, suami sendiri pun jajan di luar dengan adik ipar sendiri pula.' kata hati saya.

"Cepet dong bang, kalo kakak nyampe cepat gimana?" kata Adi.

"Abang tak tahan lah liat Adi kek gini, manja..." kata suami saya.

"Eleh, kakak ada tuh. Abang ngewe lah dengan kakak sampe mampus, nanti kakak balik dari kota abang buat apa yang abang mau buat dengan Adi." kata Adi.

"Aahhh... aaahhh... nikmatnya dikkk..." kata suami saya.

"Jangan-jangan nanti bukan kakak yang mengandung, Adi yang mengandung nanti." kata Adi.

"Haha... kamu itu cowokhh dikk... Aahh..."

"Croott... crottt... crottt..."

Saya pergi kembali ke rumah Ibu ambil mobil. Pura-pura saya baru sampai tak tau apa yang terjadi.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..." sambut suami saya.

"Baik-baik di jalan kan?" tanya suami saya.

"Baik sangat bang, siapa yang boleh jalan tanpa ada surat sekarang ini." jawab saya.

"Sayang istirahat dulu ya nanti terus main, abang tak tahan liat sayang."

'Hebat suami ku ni, baru aja main dengan adik ku terus sambung ngewe aku pula.' kata hati saya.

"Aku ikut abang aja, kalau abang mau sekarang pun boleh mumpung anak-anak tidur."

"Oh iya, Adi mana bang?" tanya saya.

"Ada di dapur tuh."

Tak berapa lama Adi pun muncul dari dapur.

"Kakak udah sampai." Adi salim dan cium tangan saya.

"Kakak liat-liat Adi semakin berisi sekarang nih."

"Itu lah kak, semenjak ngga boleh main keluar ni, di rumah aja badan pun semakin naik." kata Adi.

'Apa Adi selalu naik di atas abang.' kata dalam hati saya.

Saya menuju ke kamar untuk ganti pakaian, suami saya ikut dari belakang. Sampai di dalam kamar, suami saya terus tutup pintu dan membukakan pakaian saya satu demi satu sampai saya bugil. Suami saya suruh saya menungging, bukan suami saya saja yang suka kalo liat saya menungging. Temen-temen di tempat kerja, suami orang atau bujang memang tak lepas pandang kalau liat pantat saya.

"Sayang... abang tak tahan liat pantat sayang ini." kata suami saya.

"Sayang cuci dulu lah kontolnya." kata saya.

Suami saya kata tidah perlu, kalo udah keluar katanya baru di cuci. Suami saya menekan belakang saya supaya saya menungging lagi, terasa batang keras suami saya di celah lubang pantat saya.

"ABANGGGG..." saya menjerit.

Saya belum siap, tapi suami saya terus colok lobang pantat saya. Saya pegang batang suami saya yang berada di dalam pantat saya dan saya keluarkan perlahan-lahan dan masukkan ke dalam lubang memek saya yang sudah belendir bercampur pejuh Alif pagi tadi sebelum saya balik ke kampung.

"Aaahhhhhh sayang... basahnya memek mu." kata suami saya.

Dua tiga kali suami saya genjot, menetes pejuh Alif ke lantai dan penuh di sekeliling batang suami saya. Suami saya tidak merasakan apa-apa selain melenguh nikmat dan memuji kemutan memek saya yang basah. Untuk menambah kenikmatannya, saya keluarkan batangnya dari memek saya dan saya masukan batangnya ke dalam lubang kesukaannya. Tak sampai sepuluh kali genjot suami saya kata udah mau keluar.

"Keluarin bang, keluarin... sayang mau pejuh abang. Sayang rindu abang pancut, tolong bang pancut untuk sayang." Saya merayu pada suami saya.

"Abang keluar ni sayanggggg, aargghhh..."

"Crottt... crottt..." saya senyum.

Dalam hati saya berkata 'saya sudah jalankan tanggung jawab saya sebagai isteri.'

Suami saya terbaring disebelah saya dan berkata.

"Harus sampe pagi nih, abang mau bikin sayang hamil lagi."

"Boleh saja, memang untuk abangkan."

Adi di dapur siapkan makanan untuk anak-anak saya.

"Adi..." tegur saya.

"Ya kak..."












Cerita selengkapnya sudah tersedia di karyakarsa.

Link :

https://karyakarsa.com/jokooo69/kisah-ipar-adalah-maut


Yang berminat saja !





🌻🌻🌻

Bapak MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang