Pulang sekolah aku biasa jalan kaki bersama teman-teman satu RT. Perjalanan pulang sekolah aku melewati sawah dan ladang, karena jika lewat jalan besar itu akan memakan waktu yang lebih lama.
Hari ini yang pulang bersamaku hanya Mula, Rahayu dan Santi. Teman yang lainnya sudah pulang duluan karena berbeda kelas. Dan rencananya, hari ini kami mau berenang di sungai kecil pinggir ladang jagung.
"Woy mad, sida ciblon ora?" (Woy bro, jadi renang ngga?) tanya Mula.
"Sidane gep ciblon nang ndi si?" (Jadinya mau renang dimana si?) tanya balik Rahayu.
"Biasa, nang kali cilik bae karo ngarah yuyu." (Biasa, di sungai kecil sambil nyari yuyu/kepiting kecil) jawabku.
"Lah kayane nyong ora teyeng mad, nyong gep rewangi mamake mlocoh jagung." (Lah, kayaknya aku ngga bisa bro, aku mau bantu mama mlocoh jagung/misahin biji jagung dari bonggolnya) sanggah Santi.
"Yawis nyong ra melu, wong Santi be ora." (Yaudh, aku ngga ikut, orang Santi juga ngga ikut) protes Rahayu.
"Yawis hus... huss... nganah pada bali, nyong karo Joko bae." (Yaudah hus... huss... sana pada pulang, aku sama Joko aja) jawab Mula kesal.
Akhirnya hanya aku dan Mula yang jadi berenang. Setelah sampai ditempat, Mula langsung membuka seragam sekolahnya sampai dia benar-benar telanjang bulat. Yang membuatku tambah kaget adalah kontolnya yang besar untuk ukuran anak seusianya.
Ditambah lagi kontolnya sudah mulai ditumbuhi jembut walaupun belum terlalu lebat. Sebenarnya tidak terlalu heran karena Mula anaknya bongsor, dia tertinggi dan pertumbuhannya paling cepat diantara teman-temannya. Hal ini membuat aku semakin menyukainya, bukan hanya wajahnya saja yang tampan tapi ukuran kontolnya juga besar.
"Woy Jok mayuh, malah nglamun." (Woy Jok ayo, malah bengong) teriak Mula.
"Ehh iya-iya, mengko dela." (Ehh iya-iya, bentar) jawabku kaget.
Aku langsung menelanjangi tubuhku mengikuti Mula, lalu aku menyusul Mula yang sudah asik berenang.
"Byurrr..."
Aku melompat dari pinggir sungai lalu berenang menuju ke Mula.
Kami asik berenang sambil kejar-kejaran di dalam air. Sungainya tidak terlalu dalam hanya sebatas pinggangku, jadi tempat ini aman untuk kami berenang.
Aku menyipratkan air ke arah Mula, dan dibalas olehnya. Dan sekarang terjadilah perang air antara aku dan Mula. Tenaga Mula sungguh besar, sehingga cipratan air yang diarahkan ke arahku sangat besar. Aku kewalahan menghadapi serangan Mula, sehingga aku kabur sambil berenang menjauh dari Mula.
Mula mengejarku dengan cepat, hingga pada momen dimana aku tertangkap oleh Mula dari arah belakang. Tubuhku berada di dalam dekapannya, tidak luput pula pantatku menekan kontolnya.
Aku terdiam, menikmati momen langka ini bersama Mula. Begitupun dengan Mula, dia terdiam beberapa saat sampai dia melalukan gerakan yang mengejutkan ku. Mula menggesekan kontolnya pada pantatku. Sampai dimana, kurasakan kontol Mula membesar dan mengeras. Dia masih menggesekan kontol ngacengnya dengan pelan di pantatku.
Tiba-tiba Mula menghentikan gesekannya, padahal aku sangat menikmatinya. Lalu aku menengok kebelakang dan menatap matanya. Mula ikut menatapku dan berkata;
"Pindah nganah yuh Jok." (Pindah ke sana yuk Jok).
Mula menunjukan tempat dipinggir sungai yang ada batu lumayan besar dan ditumbuhi semak yang lebat dipinggirnya.
Belum sempat menjawab, aku sudah ditarik oleh Mula untuk bergegas menuju ke tempat yang ditunjuknya tadi.
Setelah sampai, lalu Mula memeluk ku kembali tapi kali ini berhadapan. Tangan kanannya merangsak naik sampai ke pipiku. Lalu ditarik kepalaku dan di dongakan ke arahnya, kulihat dia menunduk sambil menatapku dengan tajam.
"Cup..."
Aku seperti melayang dibuatnya, saat Mula mengecupku dengan singkat. Belum sempat tersadar, Mula kembali mengecup bibirku. Kali ini kecupannya sangat panjang, sampai dititik dia menyedot bibirku. Kurasakan kehangatan saat bibirku disedot pelan oleh Mula. Lama kelamaan sedotan mulutnya semakin ganas dan rakus. Lidahnya tak mau kalah juga ikut merangsak masuk ke dalam mulutku. Lidahku disedot dan dikenyot dengan kuat, sampai menimbulkan suara "kecipak" khas orang berciuman.
Aku mengimbangi ciumannya yang rakus. Untung saja aku sudah belajar berciuman dengan bapak, sehingga aku tidak kaku saat berciuman dengan Mula.
Mula menghentikan ciumannya dan mendudukan ku di atas batu. Lalu dia berjongkok di depanku dan mulutnya diarahkan ke dadaku.
"Aahhh..."
Aku mendesah saat putingku dijilat oleh Mula.
"Ahhh Mula..."
Aku kembali mendesah saat putingku kembali di jilat dan disedot oleh Mula.
Mula terlihat begitu menikmati saat menjilat dan menghisap putingku. Mulutnya bergantian menghisap kedua puting susuku.
Sampai dia menghentikan hisapanya pada puting susuku dan mengubah posisi. Kini Mula yang duduk di atas batu dan aku berjongkok di depannya. Lebih tepatnya di depan kontol ngacengnya.
.
.
.
.
.Cerita selengkapnya sudah tersedia di karyakarsa.
Link :
https://karyakarsa.com/jokooo69/bapak-dan-desaku-yang-indah
Yang berminat saja !🌻🌻🌻