Di saat aku sedang melihat ke atas, DEGGG !!!
Ternyata di balik sarung putihnya itu Lik Uung tidak memakai celana dalam. Aku bisa melihat bokong dan kontolnya yang masih tidur dari bawah. Aku langsung salah tingkah."Jok... tulung kie dicekel !" (Jok... ini tolong) dipegang !) serunya.
Lik Uung memberikan kayu kusen yang sudah keropos dan langsung aku taruh di bawah. Sambil memegangi tangga, aku mencoba untuk biasa tapi tetap saja mencuri pandang ke arah kontolnya.
"Tulung njiotna kayu sing anyar kae Jok !" (Tolong ambilkan kayu yang baru itu Jok !) pintanya.
Aku langsung mengambil dan memberikannya. Lalu Lik Uung coba dan ternyata tidak pas pada kusennya. Dia segera turun dan memotongnya.
Lagi-lagi pemandangan di luar dugaan-ku. Ketika Lik Uung sibuk memotong, dari depan kontolnya terjuntai bebas. Kepala kontolnya mengintip. Itu semakin membuat ku salah tingkah.
"Lik Uung sadar ra ya?" (Lik Uung sadar gak ya?) batinku.
Setelah selesai memotong, kembali dia pasang kayu kusen itu.
"Tak tok tak tok" suara bising dari palu.
Di situ aku tak lagi membantu, hanya melihat kontolnya yang besar walaupun masih tidur. Tak berapa lama kusen-nya pun selesai di betulkan.
"Akhire rampung." (Akhirnya selesai) ucapnya.
Lik Uung pun turun dari tangga, wajahnya ber-keringat. Dengan rambut cepak yang sudah ditumbuhi beberapa uban, membuat dia terlihat tampan dan manly di mataku. Kami pun lanjut membersihkan sisa-sisa potongan kayu dan menaruh alat yang telah di gunakan.
Saat dia berjongkok membelakangiku, sarungnya dikencangkan dan digulung ke atas."Tok gawekna wedang disit ya Jok." (Tak buatin minum dulu ya Jok).
Lik Uung pun masuk ke dalam rumah. Aku memilih duduk di lantai diteras belakang rumahnya. Sambil duduk, aku membayangkan bisa merasakan kontol Lik Uung.
Ku mendengar langkah Lik Uung kembali dari dapur dengan membawa minuman. "Lah si njagong nang ngisor?" (Lah kok duduk di bawah?) tanyanya."Rapapa lik, ademan nang kene." (Nggak papa lik, lebih adem di sini).
Dia pun memberikan segelas sirup dengan es kepadaku, benar-benar menyegarkan. Lik Uung pun ikut duduk di depanku sambil merokok.
Sambil mendengarkan Lik Uung bercerita tak henti-hentinya aku memandangi kontolnya yang tepat di depanku.
"Gerah pisan Jok, ora kuat klamben." (Panas banget Jok, ngga kuat pakai baju) dia beranjak membuka baju dan menaruhnya digantungan.
Ku lirik badan Lik Uung, dadanya yang bidang dengan pentil yang besar seperti kacang yang menantang untuk di gigit. Aku kewalahan dengan pemandangan yang ditawarkan.
Saat aku sedang memperhatikan badan Lik Uung, tiba-tiba dia menggenggam tangan ku. Matanya tajam memandangku dan juga menggenggam erat tangan ku, lalu dia tersenyum. Dengan perlahan dia bimbing tangan ku kearah selangkangan-nya. Aku masih tersadar dengan apa yang Lik Uung lakukan. Pura-pura aku menolak tapi tangan-nya lebih kuat menahan tarikan tangan ku. Lalu dia anggukan kepalanya.
Wajahku tanpa ekspresi, tapi sebenarnya hati ku kegirangan. Kupasrahkan saja perlakuannya. Sekarang tangan ku benar-benar di gundukan kontolnya. Aku hanya berdiam. Lalu tangan Lik Uung membelai wajahku sambil berkata,"Remes Jok kontole !" (Remas Jok kontolnya !).
Lalu keremas-remas kontol Lik Uung sampai bangun. Lalu tanpa perintah aku langsung mencaplok kontolnya.
"Aaaaaaaahhhhhhhh..." desahnya ketika lidah ku bermain dengan pangkal kontolnya. Aku masukan semua kontolnya sampai tenggorok-kan.
"Edan ko Jok, tapi enak pisan sshhh..." (Gila kamu Jok, tapi enak banget sshhh...) ucapnya pelan sambil mendesis.
Aku mulai me-maju mundurkan kepala ku. Badan Lik Uung seketika menggeliat ngilu oleh perlakuan ku. Dia hanya berpangku pada pada pundak ku, mengikuti ritme hisapan ku. Beberapa kali aku tersedak karena Lik Uung mendorong kontolnya terlalu dalam. Nafasnya mulai tersengal- sengal akibat hisapan maut dari ku.
"Eeeeennnggggghhh...." desahnya.
Aku semakin bersemangat menghisap kontol Lik Uung. Sampai setengah jam aku pun menghentikan hisapan pada kontolnya lalu bangkit berdiri. Terus ku buka baju dan celanaku, lalu kubalikan badan ku dan menungging persis di depan wajahnya. Bokong ku yang semok terbuka lebar, memperlihatkan lubang anusku yang berkedut.
Dia pun langsung mendekatkan wajahnya kebokong ku, lalu di jilat dengan lidahnya. Dari awalnya pelan, lalu berubah beringas saat Lik Uung menjilati lubangku. Tak sekedar menjilat tapi dia juga memberikan gigitan kecil.
Yang membuatku melenguh, "Uuhhhh..."
Sambil sibuk menjilat lubangku, dia juga sibuk mengocok kontol besarnya. Setelah lubangku benar- benar basah, lalu kurasakan jari Lik Uung memcoba masuk ke dalam lubang silit ku.Tanpa ada perlawanan, jarinya masuk dengan mudah.
"Aaaaaaahhhhhhh....." desahku.
Setelah satu jari sudah masuk, lalu Lik Uung memasukan satu jari lagi.
"Eeeeenngggghhhh..."
Aku mulai maju-mundurkan bokongku supaya kedua jari itu benar-benar mentok. Dengan kasar dia putar-putar jarinya di dalam lubang silit ku yang hangat ini.
"Terus lik, aahhh terus !" badanku bergelinjang menerima perlakuan jarinya.
"Enak yah Jokk..." Goda Lik Uung.
"Eeehhhhmmm..." jawabku menikmati.
"Joko demen di lakeni ya?" (Joko suka diewe ya?) tanyanya sambil mencubit pentil ku yang telah keras.
"Aaaaaahhhhh... nggih lik." (Aaaaaahhhhh... iya om) jawabku.
Semakin aku keras mendesah, semakin Lik Uung percepat kocokan pada lubang silitku.
"Aaaahhhhhssss..." lalu ditarik jarinya dari lubangku.
Aku meludah di telapak tangan ku lalu ku oleskan merata pada lubang silitku yang sudah terbuka lebar. Lik Uung mencium pelan bibir ku sebelum memulai entotan. Posisinya duduk dilantai sambil bersender pada pada tiang penyangga rumah.
Aku mengarahkan bokongku yang semok tepat di atas kontolnya. Lalu dia dorong pelan-pelan kontolnya ke dalam lubang silitku. Semakin dalam semakin sesak.
"Asu rapet jejet silite ko Jok." (Anjing sempit banget silit mu Jok) racaunya.
"Aaahhhhhhh....."
Kami mendesah bersama, setelah kontolnya masuk semua di dalam lubang silitku. Aku berdiam diri untuk menyesuaikan dengan kontolnya.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•Cerita selengkapnya sudah tersedia di karyakarsa.
Link :
https://karyakarsa.com/jokooo69/bapak-dan-desaku-yang-indah
Yang berminat saja !
🌻🌻🌻