Kisah Para Ayah (2)🆕

3.1K 14 0
                                    

Hidupku berubah 180 derajat kala malam terkutuk itu terjadi. Ayahku dan saya memang dari dulu selalu hidup berkecukupan, sampai suatu hari dia menghabiskan semua uangnya dengan berjudi. Utangnya terlalu besar dan dia tak dapat membayarnya. Malam itu, seorang pria seumuran ayahku datang bertamu. Saya langsung disuruh masuk ke kamarku agar mereka bisa berbincang-bincang dengan leluasa. Saya sama sekali tidak mendengar apa-apa sebab kamarku jauh sekali dari ruang tamu. Berhubung capek, saya pun tertidur pulas dan tidak mengetahui apa-apa.

Saat itulah, kejadian terkutuk itu terjadi. Pelan-pelan pintu kamarku terbuka dan dua bayangan orang menyelinap masuk. Tiba-tiba, lampu kamarku di nyalakan, menebar cahaya ke mana-mana. Tentu saja saya terbangun. Saat itu, saya hanya mengenakan celana dalam ku saja, berhubung cuaca sedang panas.

"Papa? Ada apa?" tanyaku, berusaha membiasakan mataku dengan cahaya terang.

Kulihat ayahku berdiri di samping ranjang ku dengan pria tadi. Pria itu sebenarnya cukup lumayan, dia memang tidak ganteng namun ada sesuatu dalam dirinya yang menebar aura keseksian seorang laki-laki. Pria itu juga Chinese, sama seperti ayahku dan saya. Badannya biasa-biasa saja, tapi tetap nampak seksi. Saya sendiri agak bingung, kenapa saya memikirkan keseksian pria teman ayah saya? Saya 'kan bukan homo.

"Nak, teman Papa ingin berkenalan denganmu. Kamu layani dia baik-baik, yah." jawab papaku.

Namun ada sesuatu yang aneh dengan nada bicara ayahku. Seolah-olah dia sedang menahan rasa bersalah. Saya mulai bingung, tak mengerti apa yang sedang terjadi. Kebingunganku mulai berubah menjadi ketakutan saat teman ayahku itu mulai melepas kemeja dan celana panjangnya. Hanya dalam waktu satu menit, dia sudah telanjang bulat dengan kontol ngaceng. Saya takut sekali dan berusaha untuk menghindar. Namun teman ayahku sudah keburu menangkap ku. Saya meronta-ronta dan berteriak-teriak namun percuma, saya kalah kuat. Teman ayahku itu begitu kuat sampai-sampai saya merasa seperti seorang anak kecil dalam cengkeramannya.

"Saya paling suka sama anak cowok yang baru lepas dari masa remaja. Ayahmu mengatakan bahwa kamu sudah berumur 20 tahun. Benar gak?" tanyanya dengan pandangan yang menusuk.

Dengan penuh rasa takut, saya hanya mengangguk-angguk.

"Dengarkan Om. Mulai saat ini, kamu adalah milik Om. Kamu bukan anak papamu lagi karena papamu sudah menjual mu pada Om. Papamu berhutang banyak pada Om dan tak bisa membayarnya. Dia lalu menawarkan kamu pada Om sebab dia tahu bahwa Om paling doyan cowok muda kayak kamu. Dan Om setuju. Maka mulai saat ini, kamu akan tinggal dengan Om. Om akan menjadi papamu yang baru, Nak."

"Apa?" tanyaku, tak percaya.

Duniaku serasa hancur berkeping-keping. Ku pandang wajah ayahku dengan sorot kekecewaan bercampur ketakutan. Namun ayahku tak berani memandang balik. Kini saya tak punya tempat bernaung lagi. Saya telah dijual oleh ayahku sendiri. Pegangan om itu mulai melonggar dan saya pun sudah berhenti memberontak. Saya lemas menyadari kenyataan pahit itu.Tapi om itu tidak memberiku waktu. Dia langsung menurunkan celana dalam ku dengan satu tangan dan tersingkap lah kontolku yang setengah ngaceng. Saya tentu saja mencoba mengelak namun gagal sebab saya dipegangi om itu. Wajahku memerah saat om itu menikmati pemandangan mesum kontolku. Belum pernah saya memperlihatkan kontolku pada siapa pun.

"Kontol yang indah. Pasti kamu sering colikan? Soalnya om juga suka coli. Rasanya enak sekali ketika pejuh menyembur keluar dari lubang kontol. Aahh.. Om jadi ngaceng berat nih."

Om itu menelusuri jari-jarinya di atas dada telanjang ku.

"Om terangsang liat kamu, Om pengen ngerasain. Kamu masih perjaka kan?" Saya mengangguk-angguk penuh ketakutan.

"Kamu belom pernah coba seks homo kan?" Saya menggeleng-geleng.

"Bagus sekali. Artinya kamu masih polos. Om bakal senang sekali memperkenalkan dunia homo sama kamu."

Bapak MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang