Di siang hari yang terik itu, Seno tergesa-gesa turun dari motornya. Seno buru-buru melangkah mendekati pintu rumah kontrakan Karjo. Seno dengan segera melenggang masuk ke dalam tanpa ba-bi-bu. Lalu ia pun dengan santai menuju kamar Karjo.
Seno dan Karjo sudah berteman sejak lama. Seno kerap bermain ke rumah Karjo tak jarang ia menginap di sana ketika suntuk berada di rumah mertuanya.
Sudah seminggu bapak bekerja di proyek sedangkan anaknya di titipkan ke orang tua Seno. Karena itu juga nafsunya tidak tersalurkan. Hal tersebut membuat ia kesal dan uring-uringan.
Setelah sampai di kamar Karjo yang ternyata pintunya sedikit terbuka. Karena merasa bosan, Seno pun memutuskan untuk mengerjai Karjo saja.
Karjo sendiri adalah seorang duda, ia bercerai dari istrinya yang ketauan selingkuh dengan pria lain. Padahal Karjo cukup tampan dengan badannya yang tinggi besar dan kekar. Karjo cukup rajin berolahraga di tempat fitnes.
Sambil berjingkat-jingkat Seno menghampiri kamar Karjo dan melongok sedikit di celah pintu. Nampak Karjo tengah berbaring di kasur sedang memainkan ponselnya sembari mengenakan earphone.
Seno pun mengendap-endap mendekati Karjo yang hanya mengenakan boxer. Namun ketika ia baru hendak menepuk bahu Karjo, Seno tercekat melihat layar ponsel milik Karjo.
Seno baru tersadar ternyata Karjo sedari tadi tengah menonton bokep di ponselnya. Ia nampak begitu berkonsentrasi bahkan hingga tak menyadari Seno sudah berada tepat di belakangnya. Seno mengurungkan niatnya sebentar dan bergeleng-geleng sendiri menahan geli melihat tingkah polah Karjo yang sedang bernapas tak beraturan.
Kini bahkan tangan kiri Karjo mulai bergerak merabai gundukan boxernya sendiri. Saat itulah Seno segera ambil tindakan dan menepuk kedua bahunya.
“Hayo lagi ngapain !”
"Haaaaa..." Karjo teriak keras sangking kagetnya.
Dengan cepat Karjo mematikan layar ponselnya dan duduk.
"Hahahahaha..." Seno tertawa terbahak-bahak hingga berbaring di kasur Karjo.
“Anjing, ngagetin orang aja !” Ujar Karjo.
“Lagian elu sih Kar, nonton bokep serius banget sampe ga sadar kalo gue masuk.” Jawab Seno lagi disela-sela tawanya.
Karjo tampak kesal karena aktivitasnya di ganggu.
“Emang seru banget gitu bokepnya? Mana coba gue pengen liat kaya apa.” Ujar Seno sambil beranjak mendekati Karjo dan merebut ponselnya.
Seno dengan santai menghidupkan layar ponsel kembali dan memutar bokep tersebut. Di lain pihak Karjo kini kian resah sambil terus menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, bercampur antara gelisah dan malu.
“Ih gila lu Kar, nontonnya yang di jilat-jilat begini cewenya. Lagi belajar ya buat pacar lu?” celoteh Seno asal.
Video yang di putar Karjo diam-diam membuat Seno hanyut juga. Apalagi sudah seminggu tidak keluar, membuat Seno sange melihat adegan porno di depan matanya. Sekilas Seno melirik Karjo yang duduk di sebelahnya.
Karjo setengah telanjang hanya menggunakan boxer. Melihat perut sixpack Karjo, membuat pikiran kotor Seno bergejolak.
“Sini Kar deketan, nonton bareng kita.” Sejenak Karjo mendekat dan berbaring di sebelah Seno.
“Ngocoknya ngga mau lo lanjutin?” ujarku.
Karjo termangu tidak mempercayai perkataan Seno. Sedangkan Seno berusaha sekuat tenaga untuk tidak tertawa saat ia memperhatikan ekspresi Karjo. Dalam hati Seno juga sedikit berdebar menunggu respon darinya.