Sudah lima belas menit Pansa mondar-mandir di ruangannya dan Samuel. Sesekali berkacak pinggang, sesekali melipat tangannya di depan dada.
"Ngitung apa, sih?" Samuel yang mulai risih akhirnya bertanya.
Pansa menghentikan langkahnya. "Bukan ngitung. Irkham di Jogja."
"Njirrr. Terus, ngajak ketemuan?"
"Iya. Masalahnya aku bingung, apakah harus ngajak orang lain atau nggak. Irkham pasti nggak mau kalau cuma berduaan."
"Dia bilang apa?"
"Nggak bilang apa-apa/"
"Ya udah berarti memang pengin ketemu berdua, doang. Ngedate, nih."
"Aku yang nggak mau. Takut awkward."
"Halah, dulu kalian juga sering ngobrol berdua di Perpustakaan. Kalau udah ngobrol berdua, teman yang lain dilupakan."
Pansa meraih ponsel pintarnya yang tergeletak di atas meja. Bukan mengirim pesan untuk Irkam, tetapi justru untuk Cinta.
To: Cinta
Hai, maaf sore ini saya nggak bisa jemput, ada acara
Kamu nggak papa, kan, kalau naik gojek
From: Cinta
It's okay, Kak. Kebetulan aku mau keluar sama Jonathan
Maka dengan begitu dibulatkanlah tekadnya untuk bertemu Irkham.
***
Cafe ini tidak terlalu ramai, tidak pula sepi. Cukup sempurna untuk mengerjakan tugas maupun ngobrol berduaan. Jonathan dan Cinta baru saja tiba di cafe ini.
Dari kejauhan Jonathan merasa mengenali seseorang. "Itu bukannya, Kak, Pansa, ya?" Tanyanya pada Cinta.
Mata Cinta mengekor ke arah pandangan Jonathan. Pansa tidak sendiri seorang laki-laki sedang bersamanya. Laki-laki yang baru pertama kali ia lihat, jelas ia bukan laki-laki yang saat itu ada di pernikahan Win.
Jonathan berniat untuk mendekati Pansa untuk menyapanya. Namun, Cinta menahannya.
"Nggak, enak, Jo. Takut ganggu. Sepertinya itu pacarnya Kak Pansa."
"Cuma menyapa biasa."
Cinta menggeleng. Bersikeras agar tidak perlu menyapa Pansa. Memasang wajah memohon. Wajah itu membuat Jonathan meleleh.
Jonathan dan Cinta menuju ke salah satu meja kosong. Baru saja duduk, pandangan Cinta tertuju pada dua orang yang lebih tua darinya tadi.
Pansa tidak tersenyum lebar. Ia tidak tertawa seperti saat bersama Dipta. Namun, pandangannya terlihat teduh. Senyumnya terlihat begitu anggun. Cinta belum pernah melihat pandangan mata Pansa yang seteduh itu. Perasaan Cinta mulai tidak enak. Ia yakin bahwa orang itu statusnya berbeda dengan Dipta.
"Jadi, ada yang mau aku omongin."
Pikiran Cinta masih melayang, dihiraukannya ucapan Jonathan.
"Ta? Halo." Jonathan menjentikkan jemarinya di depan wajah Cinta, membuat perempuan itu tersadar.
"Eh, kenapa? Maaf maaf."
"Aku keterima di rumah sakit yang ada di Semarang."
"Huh?" Cinta memandang Jonathan kaget sekaligus bingung.
"Jadi makan malam kali ini sekalian pamit."
Ada sesuatu yang menusuk di dalam sana. Rasa kehilangan yang tidak ia duga akan menghampirinya dikarenakan Jonathan. Jo adalah satu-satunya teman dekt yang dimilikinya di Jogja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kehidupan Lain, Mari Jatuh Cinta Lagi
FanfictionMilk x Love Indonesia AU Pada kehidupan lain, mari jatuh cinta lagi. Jika kita reinkarnasi berkali-kali, berkali-kali pula aku ingin jatuh cinta lagi denganmu. Entah berakhir bersama, atau berakhir yang sama. Aku akan selalu jatuh cinta denganmu.