Liburan ke Munich tidak benar-benar sesuai rencana. Pansa menghabiskan dua hari untuk melawan flu dan demam. Ia merasa benar-benar bersalah kepada kekasihnya.
Sebaliknya, Cinta justru merasa senang meski dua hari tidak ke mana-mana, hubungannnya dengan oma menjadi lebih dekat. Selama dua hari, ia membantu oma membuat sarapan dan makan malam. Keduanya sempat membuat kue pie dari buah peach, bahkan oma mengajarkan Cinta cara menyeduh ocha secara tradisional.
Oma mengusap pipi Cinta dengan lembut ketika Pansa dan Cinta berpamitan untuk kembali ke Jogja. Ia menatap gadis itu penuh rasa sayang dan terima kasih yang tak terkira, yang entah harus ia ungkapkan dengan cara bagaimana lagi.
Setelah memeluk opa, Pansa kini memeluk oma.
"Jangan keras kepala, kasihan dia." Ucap oma pada cucu semata wayangnya. "Dia benar-benar menyayangimu."
"Mmm, aku akan berusaha." Pansa melepaskan pelukannya secara perlahan.
Oma menatap cucunya lekat, gadis itu sudah tumbuh sangat jauh. Kini tinggi badannya jauh melampauinya. Oma mengusap puncak kepala Pansa.
"Sudah, ya. Kami pulang dulu."
Pansa dan Cinta kemudian berjalan memasuki taksi yang telah mereka pesan.
"Kabari kami jika sudah sampai Indonesia." Opa berpesan.
Pansa mengangguk. "Pasti."
Kedua gadis itu memasuki taksi. Tak lama kemudian taksi yang mereka tumpangi berjalan secara perlahan, makin menjauh dari rumah oma dan opa. Refleksi keduanya yang terpantul pada spion makin lama makin tampak kecil.
Cinta merasakan kesedihan meninggalkan keduanya, tidak menyangka bahwa ia akan merasakan hal ini meskipun hanya bersama mereka selama kurang dari satu pekan. Ia mengenggam tangan Pansa, menyenderkan kepalanya pada pundak kekasihnya untuk mencari ketenangan.
***
From: FK Jonathan
Hai, Ta. Minggu ini ada waktu?
Rencananya aku mau main ke Jogja selama 3 hari
Kalau ada waktu luang, bisa ketemuan?
Pesan itu Cinta terima tadi siang. Hingga sekarang belum dibalasnya. Hanya sempat ia baca lewat pop up pemberitahuan ponsel cerdasnya. Ia mesti memberitahu kekasihnya, tetapi tidak punya nyali untuk mengungkapkannya. Pertengkaran terakhir mereka yang terjadi sangat hebat membuatnya merasa takut untuk menjadi terlalu dekat dengan siapapun. Terlebih, Jonathan jelas-jelas pernah menyukainya, dan Pansa telah lama mengetahuinya.
Cinta mengetuk pintu kamar Pansa dengan rasa takut. Tidak ada jawaban. Dengan pelan-pelan dibukanya pintu kamar itu, pintu itu tidak terkunci. Ketika ia telah masuk ke kamar Pansa, ditutupnya kembali pintu itu secara perlahan.
Di atas tempat tidur, Pansa sedang berkutat dengan laptopnya. Di kepalanya bertengger headphone tanpa kabel yang bagian sampingnya menutupi telinganya.
Cinta mendekati kekasihnya dengan ragu-ragu, berdiri di samping tempat tidur tidakk berani mengusik Pansa.
Pansa yang menyadari kehadiran Cinta memindahkan headphone dari kepalanya ke lehernya. "Hei."
Cinta tersenyum simpul. "Kakak sibuk nggak?"
"Nggak, cuma setting iklan Google. Kenapa?"
"Aku boleh ngomong sesuatu?" Cinta memainkan ujung kaosnya.
Pansa mengangguk. Menggeser duduknya, menepuk ruang kosong di sampingnya. "Sini."
Cinta duduk di samping Pansa. "Kakak masih ingat temanku Jonathan?" pertanyaan itu ia lontarkan penuh kehati-hatian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kehidupan Lain, Mari Jatuh Cinta Lagi
FanfictionMilk x Love Indonesia AU Pada kehidupan lain, mari jatuh cinta lagi. Jika kita reinkarnasi berkali-kali, berkali-kali pula aku ingin jatuh cinta lagi denganmu. Entah berakhir bersama, atau berakhir yang sama. Aku akan selalu jatuh cinta denganmu.