Bab 9

14.1K 23 0
                                    

Sementara Sinta sedang melepas kerinduannya dengan partner lesbinya, di rumah Bagas terlihat sedang merebahkan diri sambil menonton film bok*p di ponselnya. Ia melakukan hal itu untuk mencari inspirasi baru gaya bercinta karena ia mudah bosan. Namun, ketika melihat video bok*p itu membuat Bagas kembali terangs*ng. 

“Ah, bikin pengen aja sih,” gumamnya sambil menurunkan celana kolornya dan memainkan kont*lnya yang sedari tadi sudah menegang. 

Bagas mengocok kont*lnya sambil matanya fokus menatap layar ponsel yang menunjukkan adegan panas itu. Sesekali ia memejamkan mata karena membayangkan Luna yang mengulum kont*lnya. 

“Ternyata enak juga main sama adik ipar sendiri, mana mem*knya sempit banget lagi,” gumam Bagas sambil mengingat kembali adegan panas yang ia mainkan dengan dengan Luna di toilet kemarin malam. 

“Ahhh… Mpphh… Andaikan aku bisa main tiap hari sama Luna, pasti rasanya nikmat banget,” racau Bagas.

Beberapa saat kemudian, Bagas mencapai klimasknya dan cairan sperma membasahi sprei di ranjang itu. Bagas meraih tissue untuk membersihkan sisa spermanya. Bagas menghempaskan tubuhnya sambil menatap langit-langit kamar. Tiba-tiba wajah Luna terlintas di kepalanya, ia membayangkan adik iparnya itu telanjang dan bergoyang di atas tubuhnya.

“Ah, rasanya aku masih belum puas kalau main sendirian, lagian kalau main sama Sinta juga cuma dia doang yang berhasil aku puasin, sedangkan dia nggak pernah bisa puasin aku,” gumam Bagas.

Seketika Bagas teringat jika Sinta sedang pergi, ia penasaran Luna sedang apa di kamarnya. Ia lantas bergegas turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar Luna yang tepat berada di samping kamarnya. Awalnya, Bagas mengintip dari balik pintu kamar Luna yang sedikit terbuka tapi di dalam terlihat gelap dan tirai kamarnya pun belum di buka.

“Luna jam segini masih aja tidur, ah, mungkin dia kecapekan gara-gara main sama aku di toilet semalam,” batin Bagas sambil tertawa kecil.

Kebetulan hari ini Luna libur bekerja jadi dia bebas mau bangun jam berapa pun. Ia bahkan terlihat begitu lelap tertidur sampai tidak sadar kalau sedari tadi Bagas mengintipnya. Posisi tidur Luna seketika membuat Bagas jadi tergoda. 

“Ah… Dia lagi tidur aja kelihatan seksi,” gumam Bagas sambil menelan saliva.

“Sial! Ini kont*l berdiri mulu, pasti kamu pingin dipuasinkan” kekeh Bagas. 

Selanjutnya ada di karya karsa yah..
Pembelian pdf bisa hubungi no ini 085727213790

Link karyakarsa ada di profil

Gairah LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang