Melihat Sinta sudah berdiri di ambang pintu, Bagas sontak mencabut kontolnya dari memek Luna. Sedangkan Luna langsung menutupi tubuhnya yang telanjang dengan kain seadanya. Sinta langsung berlari menghampiri mereka, ia tak menyangka jika selama ini diam-diam Bagas suka berhubungan badan dengan Luna di belakangnya.
“Jadi kayak gini, kerjaan kalian selama ini di belakangku?” tanya Sinta dengan nada santai setelah tadi ia terlihat syok.
“Mbak aku bisa jelasin ini semua,” sahut Luna panik.
“Nggak perlu kamu jelasin kok, Mbak udah bisa lihat semuanya, kan semua juga udah jelas kalian sama-sama telanjang dan ngewe di ruang tamu,” jawab Sinta.
Bagas yang ikut panik lantas menjadikan Luna sebagai kambing hitam, ia menuduh Luna yang menggodanya. Luna lantas melempar pandangannya ke arah Bagas, ia tak menyangka kalau kakak iparnya itu tega menuduh dirinya, padahal selama ini Bagas yang memulai duluan.
“Sayang, aku bisa jelasin, Luna duluan yang godain aku, gimana aku nggak tergoda, dia sengaja pakai baju ketat tanpa pakai daleman, dia sengaja kayak gitu di depan aku,” ujar Bagas.
“Nggak Mbak! Mas Bagas bohong, aku nggak pernah punya maksud buat godain dia, justru suami Mbak yang maksa aku buat melayani dia!” jawab Luna.
“Udahlah, aku nggak peduli sama apapun alasan kalian berdua,” tutur Sinta dengan nada datar.
Sinta tidak peduli dengan itu semua dan pergi ke kamarnya, dia lelah setelah staycation beberapa hari di Bali bersama Riska. Ia mengunci pintu kamarnya dan menghempaskan tubuhnya di atas kasur sambil menatap langit-langit kamarnya. Sebenarnya Sinta tak peduli kalau Bagas bermain api dengan wanita lain karena selama ini Sinta juga tak pernah puas berhubungan seks dengan suaminya itu. Tapi yang membuat Sinta kecewa adalah kenapa Bagas harus bermain dengan adiknya sendiri.
“Kenapa harus sama Luna sih, kayak nggak ada perempuan lain aja, Luna itu kan adikku sendiri,” gumam Sinta.
“Pantesan selama ini aku sering lihat Mas Bagas seneng-seneng aja kalau aku tinggal di rumah cuma berdua sama Luna, orang mereka asyik ngewe tiap aku pergi,”
Sinta lantas menemukan celana dalam dan bra di bawah bantalnya, ia mengerutkan dahi sebab ini bukan miliknya. Seketika Sinta sadar kalau celana dalam dan bra itu milik Luna. Ia makin kesal karena ternyata selama ini mereka juga bermain di dalam kamarnya. Sinta kemudian menuju kamar Luna dan melempar dalaman miliknya tepat di depan wajah Luna.
“Ini punya kamu kan? Nih, ketinggalan di ranjang kamarku, gimana enak ngewe sama kakak ipar sendiri?” ujar Sinta setengah menyindir.
“Mbak, aku nggak bermaksud kayak gitu, selama ini Mas Bagas yang maksa aku buat main sama dia,” sahut Luna.
“Tapi kamu suka kan? Kamu udah pernah main di mana aja sama Mas Bagas selain di kamarku?” tutur Sinta penasaran.
Selanjutnya di karya karsa yah
https://karyakarsa.com/Ceritavv/gairah-luna-bab-17
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Luna
Short StoryTentang Luna yang menjadi bahan kepuasan nafsu kakak iparnya dan juga orang-orang di tempat kerjanya Ps: Bagi yang gak suka skip aja, gak usah pake baned cerita orang segala!