Bab 10 Luna
Pergumulan di atas ranjang tak hanya terjadi di rumah Sinta, tapi juga di hotel tempat Riska dan Sinta bertemu. Perlahan mereka saling bertukar saliva, tangan mereka tak hanya diam tapi saling memainkan memek lawan mainnya. Terlihat Riska begitu beringas karena sudah lama hasratnya dengan Sinta tak tersalurkan.
“Ahh… Kenapa kamu hari ini keliatan nafsu banget sih,” ujar Sinta disela-sela merasakan kenikmatan jari-jari Riska di dalam memeknya.
“Karena aku udah kangen banget main sama kamu, emangnya kamu nggak?” tanya Riska.
“Mpphh.. Ak..Aku.. Juga sama… Tapi Ahhh…” teriak Sinta kala mencapai klimaksnya dan mengeluarkan cairan kenikmatan.
Riska lantas menarik Sinta ke ranjang dan melempar tubuhnya dengan penuh nafsu. Sinta membuka kakinya dan membiarkan Riska melumat memek Sinta dengan lidahnya. Tangan Sinta tak tinggal diam, dia meremas gunung kembarnya sendiri. Sinta merasakan gelenyar aneh di dalam dirinya.
“Ahhh… Sayang, jilat memekku lebih cepat,” kata Sinta sambil meremas gunung kembarnya sendiri.
‘’Kocok juga memekku pakai jarimu sayang..’’
‘’Seperti ini?’ Tanpa aba-aba Riska memasukan ketiga jarinya dan mengocok memek Sinta dengan cepat.
‘’Ahhh… Ris, kalau seperti itu aku akan cepat keluar…’’
‘’Keluarkan saja sayang karena aku akn menelan semua cairanmu.’’
Tak berselang lama, cairan kenikmatan keluar membasahi bibir memek Sinta dan meminun semua sisa cairan yang keluar hingga habis tak bersisa. Riska kemudian melumat habis bibir Sinta seperti orang yang rakus. Sedangkan tangan Sinta bergantian untuk memuaskan Riska. Ia memasukkan dua jari tangannya ke dalam lubang memek Riska dan memainkannya.
“Yeahh… Mpph, terus sayang… Ahhh…” desahan keluar dari mulut Riska.
Setelah beberapa saat mereka bermain dan mengeluarkan cairan kenikmatan, mereka berdua tertidur selama beberapa saat. Hingga akhirnya Sinta terbangun karena ia merasa kebelet buang air kecil. Setelah kencing, Sinta terlihat keluar balkon untuk mencari udara segar.
“Ah… Seger banget udaranya di sini,” gumamnya.
“Kamu ngapain berdiri di sini sayang,” ujar Riska yang tiba-tiba memeluk Sinta dari belakang.
“Kamu udah bangun? Aku lagi nyari udara seger aja,” jawabnya.
Sinta kembali menciumi tengkuk Sinta dan tangannya mengelus memek Sinta yang membuatnya kembali terangsang. Awalnya Sinta mengajak Riska masuk ke kamar dan melanjutkan permainan mereka di dalam. Tapi, Riska menolak dan ia justru ingin mencoba bermain di balkon hotel.
“Kamu udah gila mau ngajak main di sini? Kalau ada orang yang lihat gimana?” ucap Sinta terkejut.
Bab selanjutnya ada dikarya karsa yah. Pembelian pdf bisa hubungi no ini 085727213790
Link karyakarsa ada di profil
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Luna
Short StoryTentang Luna yang menjadi bahan kepuasan nafsu kakak iparnya dan juga orang-orang di tempat kerjanya Ps: Bagi yang gak suka skip aja, gak usah pake baned cerita orang segala!