Bab 15

8.1K 20 0
                                    


Hari demi hari berlalu, kini Luna kembali disibukkan dengan pekerjaannya di restoran western food itu. Sejak skandal yang ia lakukan bersama Pak Toto, setiap mereka berpapasan, Luna mendadak merasa canggung. Tak jarang, saat kondisi sepi tiba-tiba Pak Toto meremas tetek dan pantat Luna yang seketika membuatnya terkejut. 

“Ahhh Pak… Jangan gitu dong, nanti kalau ada karyawan lain yang lihat gimana,” kata Luna. 

“Sekarang kita belum bisa main Luna, tapi awas nanti kalau kondisi udah sepi, aku bikin kamu jadi lemas lagi kayak dulu,” bisik Pak Toto sambil menyeringai yang membuat Luna menjadi bergidik ngeri. 

Penampilan Luna yang menonjolkan lekuk tubuh memang sering membuat kaum adam di tempat kerjanya menjadi tergoda. Ia mengenakan rok mini di atas lutut yang ketat sehingga menunjukkan pantanya yang semok. Belum lagi kemeja yang ia kenakan sangat ketat dan menunjukkan belahan dadanya membuat semua pria tergoda seperti bayi yang kehausan. 

“Woy! Ngapain lu, bengong mulu, lu beresin tuh piring-piring kotor,” celetuk Dimas-salah satu karyawan di restoran ini.

“Apaan sih lu, ganggu gue aja! Gue lagi lihat cewek bohai dan seksi,” sahut Adi.

“Siapa? Luna? Ah, telat lu, udah dari lama gue ngebayangi ngewe sama Luna,” bisik Dimas.

Ternyata diam-diam Doni berdiri di belakang mereka dan tak sengaja mendengarkan percakapan dua orang temannya itu. Doni lalu menyeringai sambil menepuk pundak kedua temannya itu yang sontak membuat mereka terkejut.

“Sialan lu, Don! Gue kita Pak Toto,” celetuk Dimas dan Adi.

“Lagi ngeliatin apa sih lu pada, sampek melongo gitu,” ujar Doni.

“Tuh, liatin Luna yang lagi ngepel lantai. Lihat Don, kalau Luna lagi nungging gitu, gue pengen tahu rasanya nyodok memeknya dari belakang pakek gaya doggy style, pasti enak banget,” racau Dimas sambil mengelus kontolnya sendiri.

“Gue udah pernah kok, dan emang seenak itu main pakek doggy style bareng sama Luna,” jawab Doni dengan santai. 

Dimas dan Adi sontak langsung menoleh ke arah Doni dengan ekspresi terkejut bukan main. Awalnya mereka berdua tak percaya dan menganggap Doni hanya membual. Doni kemudian mengajak Dimas dan Adi ke bagian belakang dapur lalu menunjukkan sebuah video saat Doni dan Pak Toto bermain dengan Luna di gudang beberapa waktu lalu. Tanpa sepengetahuan Luna, Doni memvideo aksi mereka. 

“Hah?! Jadi lu pernah main bertiga sama Pak Toto juga?” tanya Dimas kaget.

“Awalnya gue nggak ada niatan buat ikut main, tapi waktu itu gue nggak sengaja ngintip mereka berdua lagi ngewe di gudang, terus Pak Toto malah nyuruh gue ikutan gabung jadi ya udah, gue nggak mau menyiakan kesempatan ngewe sama cewek bohai kayak Luna,” jawab Doni sambil tertawa penuh kemenangan.

“Ahh, gue juga pengen kalau gitu, tapi gimana caranya bisa ngewe sama Luna, dia pasti nggak akan asal mau kalau diajak ngewe gitu aja,” timpal Adi. 

Akhirnya, Doni berusaha memutar otaknya dan mendapatkan ide bagaimana cara memaksa Luna agar mau mengikuti perintahnya. Malam harinya, Doni lantas sebuah video untuk Luna yang menunjukkan dimana Luna sedang bercinta dengan Pak Toto dan juga Doni di gudang restoran. Luna diancam jika tidak ingin tersebar maka harus datang ke sebuah apartemen kecil di kota.

“Hah? Siapa sih yang ngirim video ini? Terus siapa yang diam-diam rekam aku waktu main sama Doni dan Pak Toto kemarin!” tentu saja Luna terkejut.

Doni sengaja mengirim video itu dengan nomor lain agar Luna tidak mengetahui jika dia yang mengirim karena Doni memang ingin menjebak Luna agar mau datange ke apartement miliknya.  

***

Karena merasa takut video syurnya tersebar di media sosial, akhirnya Luna mengikuti saja perintah Doni untuk datang ke sebuah apartement. Siapa yang menduga jika Luna akan diperkosa oleh lima orang pria yaitu Doni, Adi, Dimas dan dua tambahan teman Doni yaitu Satria dan Geo. Yang ternyata mereka teman kerjanya dan yang mengancam Luna ternyata adalah Doni. Mereka merudapaksa Luna secara bergilir. 

“Ahhh! Lepasin!” teriak Luna kala ada yang membekapnya dari belakang, rupanya semua orang yang merudapaksanya mengenakan topeng jadi Luna tak mengenali wajah mereka. 

Doni langsung melucuti pakaian Luna dan mulai merangsangnya. Doni menatap wajah Luna yang begitu menikmati permainannya, tapi seketika ia teringat dengan Luna yang waktu itu berani bermain dengan Pak Toto dengan sangat paans. Tiba-tiba Doni menghentikan permainan tangannya yang membuat Luna seketika membuka mata.

“Kenapa Lo nggak suka gue berhenti mainin kontol gue di memek Lo? Lo mau lagi gue puasin?” ujar Doni sambil menatap tajam ke arah Luna.

“Maksud kamu apaan sih, aku nggak kenal sama kalian kenapa kalian ngelakuin ini sama aku!” kata Luna yang masih menggingit bibir bawahnya karena jari Doni yang masih berada di dalam memeknya.

Doni lantas mencabut tangannya dari memek Luna dan menggendong Luna ke ranjang, ia lantas melempar Luna begitu saja hingga membuat perempuan itu meringis kesakitan. Terlihat Dimas mengedarkan pandangan ke sekelilingnya untuk mencari sesuatu, sedangkan Luna meringkuk di atas ranjang karena ketakutan atas apa yang hendak dilakukan oleh Dimas.

“Kalian mau ngapain?” tanya Luna dengan nada bergetar. 

“Lo katanya pengen ngerasain permainan yang enak kan? Gue bakal bikin Lo ketagihan main sama kita!” jawab Dimas.

“Udah langsung aja sekarang, gue udah nggak tahan nih,” timpal Adi.

Melihat ada dua slayer, Satria meraih slayer itu dan digunakan untuk mengikat kedua tangan Luna. Tak sampai disitu, Satria menutup kedua mata Luna dengan slayer, sehingga ia tak bisa melihat apa yang akan dilakukan oleh mereka semua. Luna seperti sedang mendapat hukuman dari mereka.

“Kenapa aku diiket terus mataku juga ditutup,” ujar Luna panik.

“Udah diem aja Lo! Makanya nurut sama apa kata gue!” sahut Doni dengan kasar. 

Perlahan Doni membuka kedua kaki Luna hingga membuat lubang memeknya tereskpos. Ia mengambil sebuah tongkat rotan dan perlahan menggerakan tongkat rotan itu untuk menggerayangi tubuh Luna dengan lembut hingga membuat tubuh Luna menggelinjang hebat. Mulut Luna terus mengeluarkan desahan, bahkan ia merasakan memeknya yang terus berkedut. 

“Mpph… Ahhhh…” ujar Luna.

Plak! Satu pukulan rotan mengenai paha Luna yang sontak membuatnya memekik kesakitan, Tidak selesai disitu, Doni memberikan pukulan lagi di bagian dada sebelah kanan. Ia melakukan itu untuk memberi pelajaran bagi Luna.

“Auh sakit.. Uhhh…” pekik Luna.

“Gimana Lo suka kan? Habis ini kita bakal bikin Lo tambah puas,” celetuk Doni dan teman-temannya.

Baru saja Luna hendak menjawab, bibir Doni sudah melumat bibirnya dengan kasar. Sedangkan jari-jari Doni bermain di memek Luna, memijatnya sedemikian rupa dan memainkan klitorisnya hingga membuat Luna menggelinjang. Tangannya masih terikat membuat Luna jadi tak leluasa bergerak.

Gairah LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang