“Lun, kenalin gadis yang kemarin donk.” Luna menatap malasl Bagas yang kini berada di kamarnya sambil mengelus pahanya.
“Apaan sih, Mas? Gak mau ah! Mas mau ngewe kan sama dia?” tuding Luna, ia menyentak tangan Bagas.
“Mas bayar mahal kalau kamu bisa bikin Mas ngewe sama dia gimana?” tangan Bagas masuk ke dalam daster Luna dan memijat pelan memek Luna yang masih menggunakan celana dalamnya.
“Ahh Mas… Aku gak bisa, Nanti kalau ketahuan gimana bisa di amuk sama bapaknya.” Luna gak mau cari masalah.
“Bawa dia ke hotel Lun, sisanya biar Mas yang ngurus. Mas bakalan kasih kamu uang banyak deh.”
“Akhhh… tapi, ukhh… . “ Bagas memasukan dua jarinya dan mengocok memek Luna dengan cepat.
“Ayolah, kamu pasti butuh kan buat beli baju atau lainya.” bujuk Bagas.
“Ughhhh gak tau mas… . Ahhhh… “ pikiran Luna kacau, terlebih Bagas terus saja menggodanya.
Bagas menaikan melepas daster Luna, ia meremas susu Luna dengan salah satu tangannya. “Gimana? Mau kan?”
“Ukhhh iya Mas.” Luna mencapai Klimaksnya.
…
“Kak Luna, kita mau kemana?” Lia kebingungan saat Luna teman kakaknya yang sekaligus tetangganya itu tiba-tiba mengajaknya jalan-jalan.
“Nanti juga tau Li, pokoknya nanti di sana kamu pasti seneng banget.” Luna jengkel karena sejak tadi Lia terus bertanya.
Sampai taxi driver yang mereka pesan berhenti di sebuah hotel bintang 3.
“Hotel? Ngapain kita ke hotel kak?” tanya Lia waspada.
“Udah turun aja, aku mau ketemu sama om ku dulu. Kamu juga pernah liat dia berapa hari lalu.”
“Iya kak.” Lia turun dengan patuh setelah Luna selesai membayar ongkos.
“Tapi kak, kenapa harus ke hotel sih? Bukannya kakak bilang kita mau ke mall?”
“Aduh! Kamu cerewet banget sih, Lia!” sahut Luna sambil menarik paksa tangan Lia masuk ke salah satu kamar hotel.
“Sakit kak… “ Lia merintih saat Luna menarik tangannya begitu keras.
Sampai di sebuah kamar yang d9a sewa, Luna mendorong Lia ke atas kasur.
“Akhh!” Lia terkejut saat Luna mendorongnya.
Luna mengeluarkan sebuah tapi yang dia siapkan, dan mengikat kedua tangan Lia di masing-masing sisi ranjang.
“Kak Luna lepasin aku, kenapa tiba-tiba aku diiket gini?” Luna tidak menjawab pertanyaan Lia dan dia masih sibuk mengikat tangan Lia.
“Kak lepasin aku kak…”
“Kalau gak salah, kamu juga lagi butuh uang kan buat bayar sekolah. Kamu nurut aja nanti kamu bakalan dapet uang banyak, kok.”
“Apa maksudnya kak? Kakak jual aku?” tanya Lia panik sambil meronta-ronta mencoba untuk melepaskan ikatannya.
Pada saat itu pintu terbuka,”Makasih yah sayang, kamu udah bawa dia kesini.”
Cup
Bagas mengecup bibir Luna singkat dan berjalan menuju Lia berada.
“Jangan kesini! Kak Luna tolongin aku, aku gak mau dijual! Kak!” teriak Lia histeris.
“Stss.. Jangan teriak, mending sisa suaramu kamu pake buat desah aja.” Bagas membelai bibir mungil Lia.
Bagas naik ke atas kasur dan mencumbu bibir mungil Lia dengan paksa.
“Emang beda yah bibir anak kecil, lembut dan kenyal.”
Selanjutnya ada di karya karsa yah, jika ingin pembelian pdf silahkan hubungi no ini 085727213790.
Masukan kode voucher untuk pembelian karya karsa : Luna11
https://karyakarsa.com/Ceritavv
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Luna
Historia CortaTentang Luna yang menjadi bahan kepuasan nafsu kakak iparnya dan juga orang-orang di tempat kerjanya Ps: Bagi yang gak suka skip aja, gak usah pake baned cerita orang segala!