Lia pulang dengan diantar Luna, tapi baru sampai depan rumahnya, mereka dihadang oleh seorang lelaki muda.
“Kak Max?”
“Kamu dari mana aja, Li?” Max menatap Lia datar dan penuh selidik dan ia juga menatap Luna dengan tajam.
“Aku habis jalan-jalan sama Kak Luna kak.” bohong Lia dengan suara lirihnya.
Max menyadari kebohongan Lia, “ Ya udah kalau gitu masuk kamar istirahat.”
Max mengusap kepala Lia dengan penuh kasih sayang, ia menunggu sampai Lia masuk ke kamarnya.
Baru berapa langkah Luna akan pergi untuk pulang ke rumahnya tiba-tiba Max menarik tanganya.
“Ikut aku!”
“Apaan sih, lepas gak?!” Luna berusaha untuk melepaskan cekalan tangannya dari Max.
Brak!
Luna dilempar ke kasur Max dan pintu kamarnya dibanting dengan sangat keras.
“Heukk… “ Max mencengkram leher Luna dengan sangat kencang.
“Kamu bawa kemana Lia?!”
“Lepasin! Tadi kan kamu sendiri udah denger dari Lia kalau aku bawa dia jalan-jalan.” Luna masih berusaha melepaskan cengkraman Max di leher Luna.
“Bohong! Orang lain juga gak akan percaya kalau kamu bilang cuma jalan-jalan.” Semua terbukti karena adanya beberapa tanda kissmark di leher Lia dan cara jalan Lia yang terlihat aneh.
Luna menendang selangkangan Max dan yang membuatnya meringis kesakitan, kala itu Luna ambil kesempatan buat kabur.
“Percuma, udah di kunci.” Max mengejek Luna.
“Buka pintunya sekarang juga!”
“Gak akan, sebelum kamu jawab dulu pertanyaanku!”
Luna tersenyum miring, “Aku jual dia sama pamanku.”
“Apa?!” Rahang Max mengeras dan menatap Luna dengan memburu.
“Kenapa? Marah?” Luna mencebikan bibirnya.
Luna menghampiri Max dan mengelus rahang Max tepat di tato bergambar bunga lily.
“Kamu marah karena Lia aku jual atau karena kamu gak bisa. Jadi yang pertama buat Lia.” Bisik Luna di telinga Max.
Max mengepalkan jarinya kuat dan ia mendorong tubuh Luna hingga terjatuh.
“Awww… “ ringis Luna.
“Tahu apa kamu soal aku!”
“Hmmm.. Aku tahu banyak soal kamu Max.” Luna duduk di kasur Max.
“jangan macam-macam kamu sama aku Luna!”
Luna menyentak tangan Max yang mencengkam dagunya.
“Haruskan ku katakan pada Lia jika tiap malam kakaknya yang baik hati ini melecehkannya?” Luna tertawa kecil mengingat Lia yang selalu bercerita kepadanya tiap hari karena Lia selalu bermimpi aneh.
Max menenggang karena kelakuannya selama ini diketahui Luna.
“Ouh, haruskah ku katakan juga jika susu yang di minum tiap malam itu ada obat tidurnya?”
“Darimana kamu tahu itu?” tanya Max dengan tidak sabarnya.
“Coba tebak?” Luna berdiri dan mendorong tubuh Max ke kasur.
Luna merangkak dan duduk tepat diatas tubuh Max, “Astaga, kamu tegang?”
Luna merasakan tonjolan di pantatnya, ia dengan sengaja menggesek-gesekannya.
Luna berniat membuka resleting celana milik pria itu, tujuanya adalah untuk menggoda Max dan mencari kunci itu.
“Bagaimana denganmu? Wanita sepertimu, apakah tidak puas dengan satu pria?” Max membalikan posisi, sehingga Max yang berada diatas dan Luna di bawah.
Luna menggigit bibirnya saat rencananya gagal dan terlebih Max menekan kedua tanganya di atas kepala.
“Shhssss… ahhhhh… Max..”
Max mencium leher Luna dan memberikan banyak kismark disana.
“Wanita binal sepertimu yang bahkan bisa ngewe dengan siapa pun, bukankah itu juga menjijikan?”
“Setidaknya aku gak munafik seperti mu Max!”
Max merobek dress yang digunakan Luna dan tiba-tiba saja.
Jleb!
“Akh! Kau gila?!” Max memasukan miliknya kedalam memek Luna yang belum basah.
“Ouh dia belum basah ternyata.” Max memang sengaja melakukan itu.
Selanjutnya ada di karya karsa yah, untuk pembelian pdf bisa hubungi no ini 085727213790
https://karyakarsa.com/Ceritavv
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Luna
ContoTentang Luna yang menjadi bahan kepuasan nafsu kakak iparnya dan juga orang-orang di tempat kerjanya Ps: Bagi yang gak suka skip aja, gak usah pake baned cerita orang segala!