Hari demi hari berlalu, Luna hanya menjalani hari-harinya seperti biasa, pagi sampai sore bekerja di restoran western food, sedangkan malam ia hanya berdiam di rumah. Bagas kini sedang sibuk dengan urusan kantor, bahkan ia sering lembur akhir-akhir ini jadi tak ada yang mengajak Luna bercinta. Sedangkan Sinta punya urusannya sendiri, saat Bagas sedang pergi bekerja, Sinta lebih sering berkunjung ke apartement Riska.
“Hah, di rumah sendirian lagi, sebenernya kalau nggak ada Mas Bagas rasanya sepi juga pengen banget main sama dia lagi,” gumam Luna sambil merebahkan dirinya di atas kasur dan menatap kosong langit-langit kamarnya.
Entah kenapa sejak sering melakukan hubungan seks, Luna seperti orang yang ketagihan dan hyperseks. Mendadak ia sedang ingin bercinta dan kembali membayangkan bagaimana ia bercinta dengan Bagas dan Pak Toto. Imaginasinya bahkan kini jadi semakin liar.
“Ah, nggak! Kenapa aku jadi sange gini sih, daripada aku galau mending aku ngajak Rita nongkrong di kafe aja mumpung masih jam segini,” tutur Luna kemudian meraih ponselnya.
Ia menghubungi sahabatnya yang bernama Rita untuk nongkrong di luar malam ini karena ia merasa bosan berada di rumah sendirian. Tapi saat ia menelpon Rita, dari ujung telepon justru yang terdengar suara desahan. Luna bisa menebak jika Rita sedang bersama pacarnya di tempat kost.
“Halo…Ahhh…Shhh…” terdengar suara Rita dari ujung telepon.
“Halo Ta, kamu sibuk nggak malam ini, temenin aku keluar yuk,” kata Luna.
“Mpphh… Aku nggak bisa, Lun… Auhh pelan-pelan dong sayang,” terdengar suara Rita makin meracau.
“Ya udah deh, puas-puasin aja dulu sana ngewe sama pacar kamu,” jawab Luna kesal lalu menutup teleponnya.
Luna lalu melempar ponselnya di atas tempat tidur, ia benar-benar merasa bosan malam ini di tambah gara-gara mendengar suara desahan Rita yang sedang ngewe dengan pacarnya lewat telepon barusan membuat Luna jadi ikut terangsang. Ia bingung harus melampiaskan hasrat seksnya kemana karena Bagas juga tidak ada di rumah.
Akhirnya, Luna memutuskan untuk memuaskan dirinya sendiri sambil menonton video bokep. Ia belum pernah melakukan ini sebelumnya, tapi setelah ia mencoba ternyata itu sangat menyenangkan. Luna membayangkan ia sedang bermain dengan Bagas sambil memainkan vaginanya sendiri dengan jari-jarinya.
Luna menatap layar ponselnya sambil sesekali menelan saliva. Ia semakin memperbesar volume ponselnya menggunakan headset.
“Duh, jadi pengen,” gumam Luna kala melihat video porno.
Ia merasakan vaginanya seketika berkedut saat melihat adegan panas yang tersaji di depan matanya saat ini. Seketika ia teringat dengan Bagas yang selama ini jadi partner seksnya di dunia nyata. Sejenak Luna memejamkan matanya membayangkan sosok imajinasi itu berada ada di depan matanya.
Tangan Luna perlahan menyingkap gaun tidurnya, melesat masuk ke dalam celana dalamnya. Dengan lembut ia memijat vaginanya, sesekali memainkan klitorisnya sendiri. Merasa kurang puas, tangannya yang satu sibuk meremas gunung kembarnya sendiri.
“Ahhh.. Mpphh…” suara desahan perlahan keluar dari mulutnya.
Bab selanjutnya ada di karya karsa yah
https://karyakarsa.com/Ceritavv
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Luna
Short StoryTentang Luna yang menjadi bahan kepuasan nafsu kakak iparnya dan juga orang-orang di tempat kerjanya Ps: Bagi yang gak suka skip aja, gak usah pake baned cerita orang segala!