*Bab 5 Luna*
Doni yang merupakan salah satu karyawan di restoran ini sedang berada di kitchen tiba-tiba mendegar suara desahan samar-samar dari ruangan lain. Ia penasaran darimana sumber suara itu lantas keluar dari kitchen dan mencari sumber suara.
“Hah, gue nggak salah denger kan? Kenapa ada suara desahan?” batin Doni.
Ia berjalan menuju ke ruang gudang, semakin Doni mendekat ke pintu gudang, suara desahan itu terdengar makin jelas. Doni yang penasaran dengan suara siapa itu, perlahan membuka pintu gudang untuk mngintipnya. Sontak matanya terbelalak kala melihat adegan panas yang berada di depan mata antara Luna dengan Pak Toto.
Terlihat Pak Toto memeluk erat tubuh Luna sambil terus menggoyangkan pinggulnya yang membuat tubuh Luna bergetar hebat. Dua gunung kembarnya yang besar ikut bergerak naik turun membuat Pak Toto semakin bernafsu dan mempercepat gerakannya.
“Ahhh… Mppph… Shhh… Lebih cepat Pak…” ujar Luna yang begitu menikmati permainan Pak Toto.
“Hahhh.. Ahhh… Yeahh sayang… Tahan sebentar…” jawab Pak Toto.
“Aku pengen keluar sekarang… Ahhh… Aku udah nggak tahan,” ucap Luna yang serasa berada di langit ketujuh.
“Tahan sayang, kita keluar bersama,” sahut Pak Toto yang semakin mempercepat pompaannya sehingga cairan hangat keluar membasahi memek Luna.
Pak Toto dan Luna berteriak bersama melepaskan kenikmatan di antara mereka berdua. Namun, rupanya satu ronde saja tak cukup bagi Pak Toto. Melihat tubuh Luna yang telanjang bulat dan dipenuhi peluh membuat Luna terlihat makin seksi. Ia lantas menurunkan tubuh Luna dari atas meja dan memutar tubuhnya hingga sekarang posisi Luna membelakangi dirinya.
“Bapak mau apa lagi?” tanya Luna sambil terengah-engah mengatur nafasnya.
“Satu ronde saja nggak membuatku puas, Luna. Badan kamu terlalu seksi, kamu bikin saya terus terangsang,” jawab Pak Toto.
Pak Toto memegang penisnya yang kembali menegang lalu menggesek-gesekannya ke mulut vagina Luna dari belakang yang membuat Luna menggelinjang karena merasa geli. Penis Pak Toto ternyata jauh lebih besar dari milik Bagas, ketika digesekkan ke bibir vaginanya rasanya ngilu dan geli tapi nikmat.
“Kenapa Lun? Baru aku gesek-gesek saja kamu sudah merasakan kenikmatan, apalagi kalau aku masukin lagi,” kata Pak Toto.
“Ahhh… Mpph… Ehhh… Geli Pak,” ujar Luna sambil tangannya meremas kedua gunung kembarnya sendiri.
Melihat Luna yang meremas gunung kembarnya sendiri, Pak Toto langsung mengambil alih dan meremasnya dengan lembut yang membuat Luna kembali melenguh merasakan kenikmatan. Pak Toto yang sudah tidak tahan kembali memasukkan penisnya ke lubang memek Luna yang sudah banjir. Desahan kembali keluar dari mulut mereka berdua.
“Ahhhh… Kamu memang nagih Lun, lubang kamu rasanya nikmat, hangat dan sempit,” ucap Pak Toto.
“Lebih cepat Pak… Ahhhh… Kontol Bapak besar banget, rasanya nikmat dan bikin memekku berkedut,” sahut Luna.
Sementara itu, Doni masih berdiri mematung di balik pintu menyaksikan semua adegan panas itu. Berulang kali ia menelan saliva, hingga tanpa dia sadari penisnya sudah menegang sejak tadi. Doni menatap penisnya dan mengelusnya.
“Duh, sialan, pagi-pagi gini malah lihat pemandangan orang ngewe, kan jadi ikutan pengen gue,” gumam Doni.
Sambil menikmati pemandangan panas di depan matanya, tangan Doni sibuk mengocok penisnya sendiri yang sudah menegang dari tadi. Ia semakin bernafsu melihat lekuk indah tubuh Luna apalagi saat ia sedang dalam posisi doggy style.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Luna
Short StoryTentang Luna yang menjadi bahan kepuasan nafsu kakak iparnya dan juga orang-orang di tempat kerjanya Ps: Bagi yang gak suka skip aja, gak usah pake baned cerita orang segala!