30

1K 119 3
                                    

Shani baru saja sampai di mansion Natio. Ia melihat Gracia, Feni, dan Jinan sedang mengobrol di ruang tamu.

Saat ingin melangkah ke kamar nya, Gracia menghentikan nya.

"Ci... ada yang mau kita omongin sama cici" kata Gracia

"Apa?" kata Shani dingin

"Duduk dulu ci..." kata Feni

Shani duduk di samping Feni dan berkata "to the poin" kata Shani dingin

"Jadi gini ci... kita kan udah tau Gita itu adik kita... Gita juga udah tau kalau kita keluarga nya. Dia juga udah terima kita, jadi apa boleh Gita tinggal di sini?" kata Feni hati-hati

Shani terdiam dan tampak berfikir. Sedangkan Jinan yang melihat itu berkata "kalau cici gabisa nerima Gita, dan ga ngizini Gita tinggal di sini, aku yang akan pergi dari sini, dan tinggal bersama Gita" kata Jinan dingin

"Terserah" dingin Shani lalu pergi memasuki kamar nya.

Jinan yang melihat itu tersulut emosi. Tidak ada pendirian di kakak sulung nya itu.

Gracia yang melihat itu, menenangkan Jinan. "Sabar nan... cici mungkin capek baru pulang... jangan kebawa emosi dulu..." kata Gracia

"Benar apa kata Gre... kasih ci Shani waktu dulu, pasti capek habis pulang" kata Feni

Jinan menghela nafas untuk mengontrol emosi nya. 

"Aku ke kampus" kata Jinan menyalimi kedua kakak nya.

"Hati-hati jangan ngebut" kata Feni

Jinan mengangguk lalu pergi ke kampus.

"Aku ke rs juga mpen" kata Gracia menyalimi Feni

"Hm... hati-hati" kata Feni

"Sip" kata Gracia lalu pergi ke rs

Feni pergi ke dapur untuk membuatkan Shani teh hangat. Setelah selesai, ia pergi ke kamar Shani.

Tok

Tok

Tok

Shani membuka pintu nya lalu melihat Feni membawa secangkir teh.

"Ini buat cici" kata Feni tersenyum memberikan teh

Shani mengambil teh itu "thank's" kata Shani dingin lalu ingin menutup pintu nya tetapi di tahan oleh Feni.

"Ci... kita boleh ngobrol-ngobrol bentar ga?" kata Feni

"Soal?" kata Shani dingin

"Ngobrol biasa aja ci... udah lama kita ga ngobrol-ngobrol" kata Feni

"Hm, taman belakang" kata Shani dingin lalu pergi ke taman belakang.

"Yess" gumam Feni lalu mengikuti Shani ke taman belakang.

Sampai di taman belakang rumah, Shani dan Feni duduk di kursi.

"Cici akhir-akhir ini sibuk banget, jarang pulang ke mansion lagi" kata Feni menatap Shani

Shani tidak menjawab, ia hanya menatap lurus melihat pemandangan.

"Ci..." kata Feni

"Hm" dehem Shani

"Cici sayang ga sama Gita? Dari pertama aku lihat Gita dan cici di kamar, aku lihat cici menatap Gita seolah-olah tidak ingin melepaskan nya. Kalau cici beneran sayang sama Gita... cici pelan-pelan nerima Gita yaa? Gita ga ada salah apa-apa dengan kematian ci Shinta, kematian ci Shinta itu takdir yang di atas" kata Feni menatap Shani.

Shani merubah wajah nya menjadi datar lalu menatap Feni "kamu tidak tahu apa-apa" kata Shani dingin

"Ci... aku tahu soal itu... walaupub aku masih kecil tapi aku mengingat jelas kejadian itu ci... cici ikhlasin ci Shinta ya? dan cici terima Gita pelan-pelan" kata Feni

Mysterious girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang