Pagi hari tiba. Kini Shani, Feni, Gracia, dan juga Jinan menunggu Gita yang tak kunjung turun untuk sarapan bersama.
"Kok dedek ga turun-turun ya?" kata Gracia
"Iyaa, tumben banget belum turun" kata Feni
"Biar aku yang panggil" kata Jinan
"Tapi kan, ruangan nya kedap suara, kamu juga gabisa masuk tanpa sidik jari dedek" kata Gracia
"Bisa. Adek udah kasih masuk sidik jari aku di kamar nya" kata Jinan
Gracia dan Feni hanya mengangguk-anggukan kepala nya.
Sedangkan Shani yang mendengar itu cemburu dengan Jinan. Sudah sedekat itu kah mereka? Pikir Shani.
"Yaudah, gih panggil dedek" kata Gracia
Jinan mengangguk lalu pergi ke kamar Gita. Saat sampai di depan pintu kamar Gita, ia langsung memasukkan sidik jari nya.
Pintu pun terbuka otomatis, Jinan segera masuk dan mendapati Gita yang masih tertidur pulas di kasur nya.
Jinan menghampiri Gita lalu mengelus pipi Gita, saat ia mengelus pipi Gita, ternyata panas.
Ia mengecek kening Gita "demam" gumam Jinan.
Jinan segera berlari menghampiri ketiga kakak nya.
"Kamu kenapa nan?" tanya Feni
"Gi-ta demam kak, badan nya panas banget" kata Jinan sedih
Shani yang mendengar itu, langsung naik untuk ke kamar Gita. Sedangkan Feni dan Gracia menenangkan Jinan.
"Tenang ya... dedek ga kenapa-kenapa kok, kamu gausah khawatir" kata Gracia mengelus rambut Jinan.
Jinan menganggukkan kepala nya.
"Yaudah, kita ke atas yuk! Lihat dedek" kata Feni
Gracia dan Jinan mengangguk. Mereka pun pergi ke kamar Gita.
Sampai di kamar Gita, mereka melihat Shani yang sedang mengompres Gita dengan telaten.
Sedangkan Gita sudah bangun, dan hanya menatap lemah Shani. Mereka pun menghampiri Gita.
"Ge, tangani Gita" kata Shani
Gracia mengangguk "aku ambil alat dulu di kamar" kata Gracia lalu pergi mengambil alat medis nya.
Tidak lama, Gracia datang membawa alat medis nya. Gita yang melihat itu, menarik tangan Shani untuk memeluk nya "gausah di suntik ci" kata Gita lemah
"Ga di suntik dedek... cuman mau liat suhu dedek aja... kalau tinggi, kita infus ya..." kata Gracia mengambil termometer di tas medis nya.
Gita mengangguk lalu melepaskan tangan Shani. Gracia pun menaruh sejenak termometer itu di ketiak Gita.
Setelah beberapa menit, Gracia mengambil termometer itu lalu melihat suhu nya.
Saat melihat suhu nya, Gracia kaget suhu badan Gita sangat tinggi. Shani, Feni, dan Jinan yang melihat itu mengernyit heran.
"Berapa?" kata Shani, Feni, dan Jinan kompak
"41°C" kata Gracia
"Kok tinggi banget? Emang dedek habis ngapain?" kata Feni pada Gita
Gita yang mendapatkan tatapan dari keempat kakaknya itu hanya menyengir.
Flashback on
Setelah pulang dari supermarket, Shani menyimpan beberapa eskrim Gita di kulkas lalu kembali ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious girl
Teen FictionMenceritakan seorang gadis misterius dengan penuh rahasia yang tidak di ketahui oleh siapapun kecuali sahabat nya.