CHAPTER 16

433 69 11
                                    

Kebohongan dan Pernyataan.

────────

Mendengar suara bel membuat Aslan kalang kabut, ia yakin bahwa itu adalah kedatangan kedua orang tuanya. Ia harus putar otak bagaimana cara keberadaan Azoya tidak diketahui.

Aslan menarik tangan Azoya sedikit kuat, "Apasih! Gue masih mau nonton! Itu lu sana bukain aja tuh pintu itu ada siapa." Ucap Azoya menghempaskan tangan Aslan kasar.

"Zoy sorry sorry, tapi please ke kamar dulu. Nyokap bokap gue ada di depan."

Azoya melongo tak percaya, "Hah? Serius?!" Dirinya beranjak dari sofa, seketika dirinya menjadi ikut panik.

"Iya anjir, Elkairo baru chat gue katanya nyokap bokap gue mau kesini."

Azoya dengan gerak cepat ia mengambil segala barang miliknya yang berada di ruang tamu sepenglihatannya, "Gue kunci kamar, nanti bilang aja kamar ini pintunya rusak ngga bisa di buka ya." Ucap Azoya.

Aslan mengangguk, setelahnya Aslan pergi menuju pintu apartment dengan bel yang sejak tadi sudah berbunyi beberapa kali.

Klek!

"Kamu lama banget sih buka pintu aja!" Indira melongos pergi masuk ke dalam apartment diikuti oleh Regio dibelakang.

Indira mendudukan dirinya pada sofa kosong di ruang tamu, "Kamu ngapain sih pake acara beli apartment baru? Kenapa ngga tinggal di rumah Oma aja Aslan." Omel Indira.

Aslan datang membawakan dua gelas air putih untuk kedua orang tuanya, "Ini minum dulu. Aku males bikinin minum, minum air putih aja."

"Jawab itu Aslan Mama kamu tanya, kenapa kamu engga tinggal sama Oma." Saut Regio.

"Males, nanti rusuh." Balas Aslan.

"Itu Oma kamu ya Aslan, jangan kurang ajar kaya gitu ah Mama ngga suka." Ucap Indira.

"Oma duluan yang suka jodoh-jodohin aku, udah tau aku engga mau tapi Oma paksa-paksa." Balas Aslan membela diri.

Indira menghela nafasnya, lalu ia beranjak dari sofa kemudian ia berjalan mengitari apartment milik putranya yang sedikit menarik perhatiannya karena rapih dan bersih.

"Ini catokan siapa Aslan?" Indira mengambil satu buah catokan yang berada di laci meja tv.

Bibir Aslan kelu, "Anjing ngapain sih si bocil taro catokan di situ." Ucap batin Aslan.

"Punya siapa Aslan. Kamu engga tinggal bareng cewek kan?" Selidik Indira.

"Ah... itu punya temen aku." Balas Aslan ragu.

Indira menaikan satu alisnya, "Temen? Kamu mana ada temen cewek. Temen kamu Elkairo Madheva Jerry doang."

"Itu punya pacarnya Jerry Ma." Aslan tidak tau apa kebohongan ini berhasil atau tidak tetapi kalau ia jujur itu akan jauh lebih bahaya.

"Kamu jadi selingkuhannya pacarnya Jerry?!" Ucap Indira asal menyimpulkan.

"Eh? Engga gitu. Waktu itu mereka numpang disini bentar, terus catokannya ketinggalan disini." Balas Aslan sedikit panik.

ELECTRIC LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang