CHAPTER 29

352 61 5
                                    

Memories never leave.

────────

Semakin hari Azoya menjadi semakin dekat dengan keluarga Aslan. Bukan sekali dua kali Azoya mampir karena kebetulan rumah yang dibangun oleh Regio juga sudah selesai jadi sekarang Aslan sudah tinggal bersama Regio.

Indira menghampiri Azoya yang sudah duduk manis di ruang keluarga, "Eh si cantik udah disini aja, kenapa ngga Aslan aja yang jemput kamu heh."

Azoya bangkit menyalim Indira, "Aku sekalian lewat aja ini Ma."

"Babyy!!"

Aslan datang sedikit berlari menuju Azoya, laki-laki itu memeluk Azoya erat dari samping.

"Mandi kamu Aslan! Udah siang gini belum mandi belum makan." Omel Indira dan menghadiahi sebuah pukulan pada paha Aslan dan Aslan hanya menerima pasrah.

Azoya terkekeh, "Kamu baru bangun ya?"

"Aku capek habis lembur kemarin, oiya kerjaan aku udah selesai loh. Sekarang aku ngga ke kantor kantor lagi." Balas Aslan semangat.

"Mau jadi pengangguran kamu, kalo ngga kerja mau ngapain kamu." Saut Indira.

Aslan melirik Indira kesal, "Mama berisik banget dari tadi komen mulu. Sana Mama nyiram anak-anak Mama aja lagi, jangan ganggu Aslan mau pacaran."

"Kurang ajar ya kamu Aslan! Jemput adek mu sana, sebentar lagi pulang dia." Perintah Indira yang hanya di balas deheman saja.

Setelahnya Indira pergi meninggalkan Aslan dan Azoya. Lebih baik ia mengurus anak tanamannya daripada harus jadi saksi bisu diantara pasangan baru itu.

"Alora pulang jam berapa yang?"

Aslan melirik jam dinding di sampingnya, "Sekitar 20 menit lagi udah keluar kelas."

"Yaudah kamu mandi gih, aku temenin jemput Alora. Nanti sekalian ajak Alora jalan-jalan, besok dia libur kan?"

Aslan melengkungkan bibirnya kebawah, "Engga mau!" Tolaknya mentah-mentah.

"Loh kenapa? Tadi Mama minta jemput Alora kan, kenapa kamu ngga mau?"

"Aku engga mau kalo jemputnya sama kamu, nanti aku dicuekin sama kalian. Aku engga mau jalan bertiga, aku maunya jalan berdua aja sama kamu. Emang kamu engga kangen apa jalan bareng aku? Dari kemarin bareng Alora terus." Bibir Aslan sudah maju ke depan yang mungkin jika di ukur sudah ada 5 cm.

Azoya tertawa dengan memeluk Aslan erat ia peluk leher Aslan, "Lucu banget sih bayi aku yang satu ini."

"Kamu jangan ikut jemput Alora ya?" Ucap Aslan seperti anak yang sedang memohon pada ibunya.

"Kalo aku ngga ikut terus aku kemana lagi hm? Udah ah masa sama adeknya aja cemburu, ayo mandi sana makannya nanti aja bareng sekalian sama Alora."

Aslan melengkungkan bibirnya kebawah yang kini menjadi pusat perhatian Azoya.

"Engga usah gitu bibirnya, mau aku pukul itu bibir hm?"

ELECTRIC LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang