CHAPTER 30

424 61 19
                                    

First and last.

────────

Kata Aslan, dirinya bukanlah seorang laki-laki yang sempurna. Dia adalah manusia yang masih jauh dari kata sempurna. Tetapi apapun itu, Azoya akan selalu suka semua tentang Aslan. Begitu pun juga sebaliknya, Aslan akan selalu suka semua tentang Azoya.

Rasa cinta dari keduanya sangat kuat sampai akhirnya hubungan mereka bisa berjalan selama lima tahun. Iya, mereka sudah menjalin hubungan selama itu dan selama itu juga banyak ujian percintaan yang harus mereka lalui.

Mereka tidak pernah bertengkar hebat namun ada kalanya keduanya sama-sama lelah dengan sifat buruk masing-masing pasangan. Aslan yang keras kepala dan Azoya yang people pleaser.

Namun begitu, pertengkaran-pertengkaran itu tidak membuat hubungan keduanya retak atau sampai putus itu tidak pernah dan tidak akan pernah. Aslan bisa jamin bahwa hubungan mereka tidak akan pernah putus kalau bukan Tuhan yang melakukannya.

Kembali pada Aslan dan Azoya.

Azoya si gadis cantik dan lucu sedang melakukan pekerjaannya. Apa lagi kalau bukan berpose-pose di depan kamera?

"Okay selesai!"

Photoshot selesai dan sebelum menuju ruang make up Azoya menyempatkan diri untuk melihat-lihat hasil fotonya. Formalitas saja, sebetulnya ia tidak peduli dengan hasilnya karena ia sudah yakin hasilnya pasti memuaskan. 

Disaat Azoya sedang fokus menatap layar yang menampilkan wajahnya, Gisheila menghampiri Azoya dengan sedikit berlari.

"Zoy, Elkairo chat gue. Dia bilang cowok lo pingsan di arena." Bisik Gisheila pada Azoya.

Mendapatkan berita itu Azoya pun berlari menuju ruang ganti untuk mengganti pakaiannya dan juga mengambil tas nya.

"Zoy zoy tenang dulu!" Gisheila menghalangi Azoya yang baru saja ingin menuju mobilnya.

"Apa sih Gi?! Gimana gue bisa tenang hah?!" Azoya menghempaskan tangan Gisheila.

Gisheila menghela nafasnya, "Tenang bisa? Aslan baik-baik aja."

"Gimana yang baik?! Dia pingsan! Sebelum ini dia udah ngeluh sakit tapi dia maksa tanding hari ini karna katanya pertandingannya penting. Gimana gue bisa tenang kalo begini Gi?!" Azoya menaikan satu oktaf suaranya, tanda bahwa ia sudah sangat emosi.

"Iya gue paham, tapi biarin gue yang bawa mobil Lo. Gue engga mau lo kenapa-kenapa, lo kalo emosi suka gila bawa mobilnya."

Azoya pasrah, ia memberikan kunci mobilnya pada Gisheila. Tetapi Gisheila ada benarnya, dirinya bisa saja akan membawa mobil dengan ugal-ugalan jika dalam keadaan seperti ini.

"Tenang okey? Aslan baik-baik aja."

•••

Sesampainya Azoya di sirkuit tempat dimana Aslan melakukan pertandingannya hari ini. Gadis itu berlari menuju ke dalam tanpa menghiraukan Gisheila yang sudah memanggilnya.

Sejujurnya Azoya bingung. Kenapa dirinya diantar ke sini? Kenapa bukan ke rumah sakit?

Kosong.

ELECTRIC LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang