"I think i need you, and that's so hard to say."
────୨ৎ────
Satu hal yang paling Aslan benci, yaitu pertemuan keluarga. Dan hari ini ia harus melawan rasa tidak suka itu karena ia harus menghadirinya. Ia di undang makan malam di sebuah peresmian cabang perusahaan salah satu sepupunya.
Aslan berjalan setenang mungkin saat memasuki area gedung. Untungnya ini adalah acara private jadi tak banyak media yang hadir, dan kalau hadir pun mereka hanya dipertugaskan untuk menyorot acara ini.
"Aslan sini!"
Wanita paruh baya memanggil nama Aslan dengan nyaring, Aslan yang menyadarinya pun segera menghampiri wanita itu yang duduk disalah satu kursi meja.
"Apa kabar Ma?" Tanya Aslan lalu memeluk wanita itu singkat.
"Baik, gimana kamu disini? Aman? Sehat kan kamu disini." Tanya wanita itu balik.
Aslan mengangguk, "Baik Ma."
"Syukurlah kalau gitu, Mama seneng dengernya. Udah sini duduk jangan kemana-mana, Mama males ketemu sama Tante-tante kamu."
Aslan terkekeh, ia pun menuruti perkataan wanita itu. Ia duduk tepat disampinh wanita itu.
Wanita paruh baya itu adalah Ibu Aslan, Indira Maeswari. Orang tua Aslan sudah lama menetap di Jepang karena perusahaan yang harus diurus disana, hal itulah yang membuat Aslan berpisah jarak dengan kedua orang tuanya dan itu sudah resiko karena dirinya sendiri yang ingin kembali ke Indonesia.
"Papa dimana Ma?"
"Tadi katanya ke toilet, ngga tau deh kenapa ngga balik-balik. Palingan melipir dulu itu ke rekan-rekan kerjanya itu." Balas Indira ketus.
Aslan kembali terkekeh dibuat, "Mama masih aja cemburu sama kerjaan Papa."
"Emang gitu nyatanya. Peringkat pertamanya kan kerjaannya dulu baru Mama."
Seorang pria berumur mencolek pipi Indira yang sudah mengembung, "Cemburu terus."
Indira menghempaskannya, "Apasih sokap banget."
"Dih sok gaul banget kamu ibu-ibu." Balas pria itu.
"Kamu tuh yang tua! Udah kakek-kakek." Ketus Indira tidak mau kalah.
Pria itu adalah ayah Aslan, Regio Laksamana. Pria keturunan Jepang dengan segudang harta warisan. Walaupun dirinya sempat mengalami jatuh bangun tetapi berkat kerja kerasnya kini namanya sudah melonjak tinggi diantara para pembisnis.
"Kamu ditinggal belum ada 15 menit aja udah kaya berbulan-bulan. Malu itu sama anakmu yang ditinggal bertahun-tahun tetep biasa aja." Balas Regio.
"Anakmu anakmu! Itu anak kamu juga ya! Dasar cowok." Indira mengerutkan bibirnya.
"Udah Ma, banyak orang disini." Lerai Aslan.
"Oh jadi malu kamu punya Mama kaya gini hah? Dasar ya cowok emang sama aja." Balas Indira dramatis.
Regio dan Aslan hanya mampu menghela nafasnya melihat bagaimana wanita kesayangannya itu melakukan aksi dramanya. Wanita tua tetapi kekinian dengan segala kosa kata gaulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELECTRIC LOVE [END]
Fiksi PenggemarDua insan dipertemukan tanpa sengaja, di sebuah kejadian yang tak mengenakan membuat mereka berselisih panjang. Sampai akhirnya mereka disatukan di sebuat unit apartment karena satu insident. Entah karena jodoh atau bukan tetapi mereka selalu saja...