CHAPTER 19

765 109 9
                                        

Your feelings are always valid and they matter.

────────

Ingatlah selalu ada kabar baik setelah kabar buruk. Itu yang kini Azoya rasakan. Ia merasa kembali hidup disaat ia tau bahwa ia bisa menyelamatkan karirnya.

Sebelumnya Azoya sempat ingin menyerah, ia sudah memperkirakan bahwa rehatnya akan berubah menjadi kata berhenti. Ia benar-benar sudah ikhlas bila namanya tidak lagi bersinar. Ia mengganggap bahwa ini semua adalah alur roda kehidupannya.

Tetapi pada akhirnya Tuhan memberikan sebuah jawaban pada semua doa-doanya, doanya yang mempertanyakan apa yang akan terjadi pada masa depannya.

Hari ini Gisheila sudah mengupload bukti kebusukan Erika pada publik, ia mengupload lewat akun kosong disalah satu media sosial. Sekitar satu jam postingan tersebut sudah mencapai 2 juta viewers.

"Keren juga temen lo, dalam sejam beritanya udah trending aja." Saut Aslan menghampiri Azoya di ruang tamu.

Azoya tertawa pelan, "Soal gini-ginian mah dia jago."

"Selamat ya, sebentar lagi nama lo bersih dan habis ini lo bisa kembali ke dunia lo."

Azoya menutup mulutnya rapat. Benar, sehabis ini ia bisa kembali ke dunianya dan tentunya ia sudah bisa meninggalkan apartment ini.

"Kenapa? Lo seneng kan bisa tinggalin apart ini terus balik ke apart lama lo." Ledek Aslan.

Tidak, Azoya tidak tau harus senang atau tidak. Rasanya otak dan hati tidak sejalan.

Aslan menyenderkan punggungnya pada sofa yang ia duduki dengan nyaman dan ia juga memutup matanya sekaligus melipat kedua tangannya di depan dada, "Sebentar lagi apart ini bisa gue kuasain dengan bebas, gue udah bisa ngga perlu ikutin rutin beresin apart, gue udah bisa sesuka hati bawa temen, gue juga udah bebas mau beli apapun tanpa harus di lebelin."

Azoya beranjak dan tanpa sengaja ia menjatuhkan remot tv yang berada di pangkuannya, hal ini yang membuat Aslan sedikit tersentak. Ia pergi menuju kamar tanpa meninggalkan satu kata pun.

Di dalam kamar Azoya membanting tubuhnya lalu meringkuk dibalik selimut dengan air mata yang terus jatuh.

"Kenapa gue sedih? Kenapa gue ngga suka waktu dia bilang begitu? Kenapa..." Lirihnya.

•••

Seperti dugaan, kini kolom komentar Azoya penuh akan pujian. Azoya terus memantau media sosial miliknya yang kini sudah mulai kembali seperti semula.

DRTT DRTT

"Halo, kenapa?" Azoya menjawab panggilan grup vidio dari teman-temannya.

"Traktir kitalah, capek nih jadi dektetif mendadak." Celetuk Chiara.

"Tau nih, endorsement balik masa engga ada perayaan. Gimana, udah dapet tawaran podcast blom lo." Balas Noora diakhiri dengan tawa meledek.

Azoya memutar bola matanya, "Bacot!"

"Kenapa? Kaya lagi galau gitu gue liat-liat. Galau ya mau pisah sama housemate lo itu." Ucap Chiara asal.

ELECTRIC LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang