CHAPTER 08

423 75 10
                                    

Your smile is a beautiful poem without sound.

────────

Matahari kembali menampakan wujudnya dan cahayanya telah kembali menerangi bumi dibagian belahan timur bumi.

Azoya menggeliatkan tubuhnya sebagai bentuk peregangan otot-ototnya. Ia mengambil ponselnya lalu menyalakannya, ia melihat-lihat apakah ada pesan atau semacam informasi untuknya atau tidak. Setelah itu ia menjelajah sosial medianya sekitar 30 menit lamanya.

Sudah merasa puas bermain ponsel, Azoya bangkit dari tidurnya kemudian ia membereskan tempat tidurnya. Ia melakukan rutinitas pagi seperti biasa.

Klek!

Azoya keluar dari kamar dengan langkah kaki yang belum sempurna karena bengkak pada kakinya masih belum kian membaik.

"Kakinya masih sakit?" Tanya Aslan yang kini sudah bertengger di depan tv yang menyala menampilkan berita terkini dengan ditemani secangkir kopi hangat.

Azoya mendudukan dirinya disamping Aslan, "Hm masih, hari ini gue mau ajak manager gue kesini boleh? Buat bantu-bantu gue."

Aslan mengangguk, "Hari ini gue juga keluar. Oiya, nanti temen gue mau kesini, mau anter kucing gue kesini. Nanti tolong dibukain pintunya ya."

"Lo punya kucing?"

"Punya satu, kemarin gue titip ke temen gue karna susah bawanya waktu pindahan."

"Siapa namanya?"

"Luna. Lo ngga perlu khawatir rumah kotor gara-gara Luna. Dia pinter, makan sama buang air dia udah tau tempatnya."

Azoya terkekeh, "Santai aja, gue juga suka kok sama kucing setidaknya gue jadi punya temen disini kalo kucing lo disini. Eh, gue boleh main kan sama Luna?"

Aslan mengangguk, "Asal dia mau aja sama lo. Biasanya dia kalo sama orang baru susah buat kenalan."

Aslan beranjak dari sofa dan membawa cangkir kopinya yang sudah kosong, "Gue pergi. Lo baik-baik disini, jangan bikin ulah lagi."

"Iya-iya, bawel banget." Gerutu Azoya, ia juga bisa kesal jika terus diperingati hal yang sama secara berkala.

Aslan mendorong kepala Azoya dengan jari telunjuknya, "Kalo dikasih tau jangan ngeyel. Lo kalo kenapa-kenapa disini, nanti gue yang dicari-cari orang."

Azoya mendorong tangan Aslan, "Iya ih! Udah sana pergi, banyak ngomong banget."

Tak kembali membalas, laki-laki itu pergi menuju dapur untuk mencuci cangkir kopinya lalu ia ke kamar mengambil beberapa barangnya kemudian ia pergi dari apartment.

•••

Seperti yang dikatakan oleh Azoya bahwa hari ini Gisheila datang ke apartnya untuk membantunya sekaligus temu-kangen. Yang di undang hanya Gisheila tetapi ternyata antek-anteknya juga ngekor di belakang, Noora dan Chiara.

Ketiga temannya terkejut saat Azoya menceritakan bahwa ia satu apartment dengan Aslan Laksamana.

"Anjir! Lo satu apart sama pembalap ganteng itu?! Sumpah, demi apa?!" Noora begitu heboh.

ELECTRIC LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang