Cake penyembuh luka.
────୨ৎ────
Terjadi masalah pada proyek yang dikerjakan oleh Aslan, seorang membawa uang proyek sebesar 120 juta. Ini bukan uang yang besar untuk Aslan tapi untuk perusahaan ini termasuk kerugian.
"El kok bisa kecolongan sih anjing?" Protes Aslan.
"Maaf, engga tau. Gue cuma manager lo, bukan sekretaris lo." Saut Elkairo yang tentu tak mau disalahkan karena ini sudah bukan ranah tugasnya.
Aslan mengusak rambutnya asal, "Lo suruh deh si Yolan kesini, dia penanggung jawabnya kan?"
"Iya tapi kayanya dia engga tau apa apa, soalnya dia emang ngga pernah ngurus keuangan."
"Ck, gimana bisa penanggung jawab tapi ngga ngurus keuangan? Tolol banget. Suruh dia kesini, gue tunggu 5 menit." Perintah Aslan yang tentunya tak bisa diganggu gugat.
Sebelum 5 menit Yolan datang sendiri, Elkairo tidak ikut ia lebih baik ia tidak ikut masuk demi kesehatan jantungnya. Aslan kalau sudah marah gendang telinga bisa sedikit terguncang.
"LO TOLOL APA GIMANA SIH?!" Aslan melempar dokumen-dokumen proyek tersebut pada Yolan, lalu Aslan memulai sabdanya.
Di balik pintu Elkairo menguping lewat sela-sela pintu ruangan Aslan, "Kan bener kan ngamuk." Ucapnya.
•••
Di tempat lain, Azoya berencana melakukan eksperimen. Gadis bertubuh mungil itu berniat akan membuat cake berpatokan dengan vidio masak yang tertampil pada salah satu media platfrom.
Sebenarnya Azoya ingin membuat cake untuk dirinya sendiri tetapi pasti itu tidak akan habis jadi ia akan membagikan untuk Aslan juga.
"Eum kira-kira Aslan suka chesee ngga ya? Dia ngga suka manis berarti dia kurang suka sama coklat, berarti keju dia harusnya suka kan ya? Takaran gulanya juga gue kurangin aja."
"Ah iya harusnya dia suka sih, kalo ngga mau gue bisa kasih ke Gisheila atau yang lain."
Azoya mulai mengambil bahan-bahan yanh dibutuhkan pads lemari dapur. Untung saja semua bahan ada di apartment, kalau tidak ia malas sekali jika harus membelinya dulu selain itu moodnya juga bisa hilang jika harus menunggu lagi.
"Kira-kira Aslan pulang jam berapa ya?" Azoya mengambil ponselnya di atas meja, dengan lihai jari-jari mencari kontak Aslan.
-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈
Aslan Laksamana.
Pulang jam brp?
Gak tau, masih ada rapat.
Knp?Gapapa.
Gue lagi buat cake, nanti dimakan ya.Ya.
-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈
Azoya menutup room chat mereka, ia menghela nafasnya, "Kadang-kadang begini, kadang-kadang begit." Keluhnya.
Sudah hampir satu bulan mereka tinggal bersama tapi Azoya masih belum bisa mengerti bagaimana sifat Aslan, Azoya merasa bahwa Aslan memiliki dua pribadi yang berbeda. Terkadang cuek tapi terkadang juga bawel.
•••
Aslan melakukan meeting yang sudah berlangsung sudah hampir 2 jam lamanya, tetapi sampai detik ini Aslan belum juga mengakhiri meeting ini. Hal ini tentu membuat para karyawan kesal, tetapi mau protes juga tidak ada nyali.
"Saya berikan kalian waktu satu minggu untuk mencari tikus itu. Saya mau tikus itu dan uang tersebut kalian dapat tanpa kekurangan satu apapun. Jika gagal maka pekerjaan kalian yang menjadi taruhan." Ucap Aslan lantang.
Aslan beranjak dari kursi kebesarannya, "Meeting selesai." Ucapnya lalu pergi meninggalkan ruang meeting.
Tidak kembali keruangannya, Aslan membawa langkahnya menuju parkiran dimana mobilnya berada. Ia akan pulang untuk mengistirahatkan otaknya yang sudah sangat panas.
Bagi Aslan hari ini cukup menguras tenaga.
•••
Dengan langkah gontai Aslan masuk kedalam apartment, dirinya membanting tubuhnya pada sofa kosong. Aslan memejamkan matanya dan juga menutup area kepala dengan lengannya.
Meow meow.
Luna mendusel pada tubuh Aslan yang sudah sedikit berkeringat akibat cuaca yang kebetulan sedang panas-panasnya.
"Kenapa hm?" Aslan membawa Luna pada pelukan hangatnya.
Aslan mengusap puncuk kepala Luna, "Dimana bestie kamu itu. Kok rumah cuma ada kamu?" Tanya Aslan sebab ia belum melihat kehadian Azoya sejak ia sampai.
Ting!
Azoya Abhimaya.
Lan, gue lagi ada urusan, mungkin pulang agak maleman.
Gue tadi udah bikin cheesecake ada di kulkas, dimakan ya.Aslan mengerutkan dahinya, tumben sekali gadis itu keluar rumah. Biasanya gadis itu selalu sebisa mungkin untuk tidak, sepenting apapun itu. Sekali keluar juga hanya di daerah apartment saja tidak lebih.
Tidak mau terlalu berfikir Aslan pun mengikuti intrusik Azoya tentang adanya cheesecake di dalam lemari es.
Aslan mengeluarkan cheesecake tersebut dari dalam lemari es dan ia bawa ke meja makan, ia mendudukan dirinya salah satu kursi kosong.
"Eum enak." Pujinya saat satu suapan lolos masuk kedalam mulutnya.
"Manisnya pas, dia kurangin gulanya atau gimana? Ini manisnya pas banget di gue." Gumam Aslan bertanya-tanya. Ia sadar bahwa takaran gulanya tidak normal, jika untuk dirinya pas maka otomatis untuk orang lain pasti hambar.
Sudut bibir Aslan terangkat, seakan beban masalah yang ada padanya hari ini sirna dalam sekejap. Apa ini karena cake atau karena hal lain?
•••
Pada pukul 9 malam, Azoya belum juga pulang. Aslan cukup khawatir karena saat ini hujan sedang turun deras, ditambah sejak tadi Azoya tidak menjawab panggilan telepon dari Aslan.
"Lo kemana..."
Sekitar 20 menit berlalu, Aslan masih dalam posisi awalnya. Ia berdiam di ruang tamu memandang jam dinding yang terus berputar.
Klek!
Suara pintu terbuka lulus membuat antensi Aslan teralihkan.
"Azoya?"
────୨ৎ────
See you in another chapter!!
Vote & Komen jangan lupa yaa teman-teman tersayang ᥫ᭡.
—𝓐

KAMU SEDANG MEMBACA
ELECTRIC LOVE [END]
FanfictionDua insan dipertemukan tanpa sengaja, di sebuah kejadian yang tak mengenakan membuat mereka berselisih panjang. Sampai akhirnya mereka disatukan di sebuat unit apartment karena satu insident. Entah karena jodoh atau bukan tetapi mereka selalu saja...