pesan dari pancala

439 46 1
                                    

masih berlarut dengan kesedihan akshita sampai kehilangan keceriaan nya atas kematian pandawa dan bibi kunti, semua orang di akshata sampai mengkhawatirkan akshita yang belum pulang dari Hastinapura, tak luput dari Hastinapura yang mengkhawatirkan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

masih berlarut dengan kesedihan akshita sampai kehilangan keceriaan nya atas kematian pandawa dan bibi kunti, semua orang di akshata sampai mengkhawatirkan akshita yang belum pulang dari Hastinapura, tak luput dari Hastinapura yang mengkhawatirkan akshita

dimalam hari Duryudana dan sengkuni pun menjalankan rencana untuk menjadikan Duryudana sebagai putra mahkota, sampai pada akhirnya Duryudana berbicara jika rencana nya berhasil membuat pandawa dan ibunya mati
ucapan Duryudana terdengar di telinga akshita saat itu akshita masuk ke kamar Duryudana tetapi dia mendengar semua ini dan menjatuhkan kalung yang di genggamnya dan menatap tidak percaya

"kakak? apa kau sungguh melakukan hal yang sangat kejam itu?" tanya akshita yang tidak percaya
Duryudana yang melihat akshita langsung ingin menghampiri akshita tetapi akshita terus mundur dan mengatakan jangan menyentuhnya

"JANGAN SENTUH AKU, JAWAB KAKAK" ucap akshita

"akshita dengarkan aku" ucap Duryudana, akshita menggelengkan kepala nya dan menangis

"kau jahat, sangat jahat, aku membencimu" ucap akshita, akshita langsung berlari keluar, Duryudana yang melihat adiknya berlari ingin mengejarnya tetapi dia di hentikan oleh sengkuni

"keponakanku, kau tidak usah mengejarnya" ucap sengkuni, Duryudana mengerutkan dahinya

"ada apa paman, dia adikku" ucap Duryudana
sengkuni tersenyum licik

"dia adikmu tetapi dia mencintai nakula, dia membencimu karena kau telah membakar pria yang dicintainya" ucap sengkuni, Duryudana langsung melotot kaget

"apa maksud nya paman? akshita mencintai nakula? itu tidak akan terjadi aku tidak membiarkan akshita mencintai nakula" ucap Duryudana yang penuh tekad, sengkuni hanya tersenyum licik

***

"hiks aku tidak menyangka kakak bisa berbuat seperti itu" tangis aksita ditaman istana, tiba tiba  ada bulu merak terbang kearahnya dengan pelan
akshita bingung dan mengambil bulu merak tersebut, dia teringat kepada temannya Krishna

"aku tau itu kau Krishna, kau sangat tahu kalau aku sedang bersedih" ucap akshita sambil memeluk bulu merak tersebut dia melihat ada surat yang menempel pada bulu merah tersebut

"putri pancala drupadi? Krishna mengajakku untuk bertemu dengan nya yeayy" ucap akshita yang bahagia karena akan bertemu dengan drupadi, sebelum ini dia mendengar bahwa drupadi sangat lah cantik dan lahir dari api membuat akshita ingin bertemu dengannya dan sekarang Krishna mengajaknya untuk bertemu drupadi

malamnya akshita menatap bulan lagi, dia sangat merindukan suara nakula, apalagi saat bertengkar dengan nya
akshita pun memegang kalung yang ia pakai yaitu kalung berinisial N pemberian dari nakula

"kau pasti sedang melihatku dari atas kan" ucap akshita
"aku sangat merindukan mu tahu" ucap akshita

dihutan seseorang menatap bulan juga
"aku juga merindukan mu akshita" ucap (?)

Nakula x Akshita  "Ikatan Sejati"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang