malam harinya akshita mengikuti ibu ratu kunti untuk ke tenda Hastinapura karena dirinya disuruh ibu kunti untuk bertemu dengan Duryudana
saat dia berhadapan dengan Duryudana, tatapan Duryudana menatap sendu ke arah akshita yang hanya diam
"akshita" panggil Duryudana dengan lembut, akshita pun menatap Duryudana
"aku tahu jika kau ingin aku memilih kakak, bahkan saat aku melihat kematian kak Dursasana tatapanmu itu seperti mempertanyakan siapa yang aku dukung dalam perang ini" ucap akshita yang datar, dirinya menundukkan kepalanya tiba tiba akshita meneteskan air matanya karena sedari tadi dia menahan tangis
Duryudana pun menatap akshita dengan sendu, kasih sayangnya terhadap akshita sangat besar jadi dirinya tidak ingin melihat akshita menangis
"kumohon jangan menangis" ucap Duryudana, akshita pun menggelengkan kepalanya dan menatap Duryudana dengan mata yang penuh air mata
"bagaimana aku bisa berhenti menangis kakak, bahkan sekarang aku hanya mempunyai mu dan karna sebagai kakakku disini, hiks aku harus apa ketika bertemu ibu kak" ucap akshita dengan tangisan
Duryudana pun memeluk akshita yang masih menangis, Duryudana mengecup belakang kepala akshita untuk menenangkan adiknya
"aku hanya punya dirimu sekarang akshita, walaupun kau tidak bisa memilih dalam perang ini, aku selalu menyanyangimu" ucap Duryudana dengan lembut
kasih sayang Duryudana terhadap akshita sangatlah besar, walaupun dirinya menyanyangi akshita tetapi tujuan Duryudana juga adalah memenangkan perang ini dan membunuh semua pandawa
***
akshita pun keluar, dirinya berjalan ke arah tenda karna karena ingin menemui sahabatnya karna, saa tiba di tenda karna dia mendengar percakapan kunti dan karna
"aku telah berjanji kepadamu dan akshita akan tidak membunuh ke empat anakmu terutama nakula yaitu suami dari sahabatku sendiri" ucap karna
"seluruh hidupku ini aku telah menjaga tentang kisah kelahiranmu sebagai rahasia, hiks dan beban ini selalu menjadi beban dihatiku, pertama keberanianku telah dikalahkan, kemudian rasa percaya dirimu telah terkalahkan, dan sekarang di medan perang ini hiks kasih sayang seorang ibu akan pula dikalahkan, hiks itulah mengapa aku memintamu, aku memintamu anakku hiks setelah perang ini usai aku akan meminta izin mu untuk mengungkap kisah dari kelahiranmu hiks dihadapkan semua orang nak" ucap kunti
"jika aku melihat kata katamu ibu ratu, kau telah memutuskan bahwa aku yang akan mati di medan perang ini" jawab karna
"tidak nak-"
"sebab jika arjuna yang mati, maka aku terikat sendiri sebagai anakmu yang kelima,tetapi jika arjuna memiliki kemampuan untuk membunuhku maka aku akan memberikanmu izin bahwa setelah kematianku, anak anakmu dapat melakukan upacara terakhirku tetapi bukan sebagai seorang musuh, tetapi sebagai seorang saudara" ucap karna
percakapan kunti dan karna membuat akshita menatap tak percaya, angin menerbangkan tirai tenda milik karna, karna pun berbalik untuk berjalan meninggalkan kunti, saat keluar dirinya langsung terkejut melihat akshita yang terdiam
"akshita" panggil karna yang terkejut, kunti pun menoleh dan melihat akshita yang masih terdiam, karna pun menghela nafasnya dan meninggalkan kunti dan akshita
akshita dengan pelan menghampiri kunti,akshita pun menatap kunti dengan berkaca kaca
"b-bagaimana kau bisa menyembunyikan hal sebesar ini ibu" ucap akshita dengan terbata bata, mendengar ucapan akshita, kunti pun meneteskan air matanya kembali
"bagaimana kau bisa membiarkan seorang saudara bisa saling membunuh hiks bagaimana bisa ibu hiks" ucap akshita dengan menangis, akshita sangat tak percaya akan hal ini
"a-aku telah berjanji untuk merahasiakan hal ini, tetapi ini adalah kesalahan terbesar hiks" ucap kunti
akshita pun menatap kunti dengan sendu, akshita sangat tak percaya dengan kebenaran ini, dirinya yang tak tega langsung memeluk ibu mertuanya
"bahkan karna berjanji tidak akan membunuh suamiku nakula, hatimu terbuat dari apa karna" batin akshita
***
karna terus menangis ditengah rembulan yang bersinar terang, tiba tiba suara gelang kaki menghampiri nya
"sakha" panggil akshita, suara akshita yang lembut membuat dirinya langsung menoleh ke arah sahabatnya
"apakah kau harus terus menangis? lihatlah sahabatku yang tangguh akan menangis dihadapanku?" tanya akshita, pertanyaan akshita ini untuk menghibur sahabatnya yang sedang menangis
"akshi hiks sungguh aku sangat bingung apa yang harus aku lakukan, aku bahkan berperang dengan saudara ku sendiri" ucap karna, sungguh karna sangat lemah ketika berhadapan dengan akshita
akshita pun menggelengkan kepalanya dan tersenyum walaupun dirinya sedang berkaca kaca menatap karna
"bahkan aku juga di berikan perasaan bingung karna, aku melihat kematian para kakakku di tangan kak Bima, kematian putraku Abimanyu juga disebabkan oleh kakakku, hal ini sungguh membuatku tersiksa" ucap akshita, karna pun terdiam saat akshita menghapus air mata karna menggunakan tangannya
"jangan bersedih seperti ini" ucap akshita, lalu karna pun menatap akshita
"akshita, jika aku mati kumohon jagalah keluargaku-" ucap karna yang terpotong karena akshita langsung menutup mulut karna dengan tangannya
"banyak orang yang mencintaimu, aku mohon kepadamu jangan membuatku menangisi kematian lagi kumohon hiks, a-aku bahkan tak percaya dengan ucapanmu hiks k-kumohon" ucap akshita dengan menyatukan tangannya sambil menangis
lalu karna pun dengan perlahan mengambil tangan akshita dan memberikan bunga teratai ke telapak tangan akshita
"teratai ini melambangkan kasih sayangku, jagalah teratai ini, aku tidak tahu apakah aku yang akan hidup atau arjuna yang akan hidup, jadi simpanlah teratai ini untuk menunjukkan kehidupanku" ucap karna, karna pun meninggalkan akshita yang menangis sambil memegang teratai itu dengan tangan kanannya
"hiks ada apa ini? kenapa aku harus dibelikan pilihan yang hiks sulit ini" ucap akshita sambil menangis
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakula x Akshita "Ikatan Sejati"
Fantasycerita ini hanya karangan. konflik dan cinta menjadi satu di cerita ini, cerita ini menggambarkan ikatan cinta sejati antara putri dari kerajaan Akshata yaitu AKHSITA, dan salah satu pandawa dari Hastinapura yaitu NAKULA