malam harinya, tubuh Akshita merasa lemas dirinya tidak sanggup untuk berjalan dan makan
diluar tenda, ada salah satu kurawa yang ingin menemui Akshita yaitu wikarna"salam yang mulia yudhistira, aku ingin menemui adikku Akshita sebentar saja" pinta wikarna
semua pandawa pun saling menatap, yudhistira pun berbicara kepada wikarna
"ada keperluan apa kau sama Akshita?" tanya yudhistira
"tidak ada keperluan penting, aku hanya ingin menenangkan adikku" ucap wikarna
yudhistira pun menatap nakula dan menganggukan kepala nya
"nakula, bawalah wikarna ke tenda Akshita, kata pancali Akshita sampai sekarang belum menyentuh makanannya" ucap yudhistira, nakula pun mengangguk karena sedari tadi Akshita sudah dibujuk nya tetapi Akshita tidak mendengarkan
wikarna pun di bawa nakula pergi ke tenda Akshita, sampai disana wikarna melihat Akshita yang duduk di lantai sambil meneteskan air matanya
"Akshita" panggil wikarna, Akshita pun melihat wikarna dengan tatapan terkejut, wikarna pun menatap sendu kepada adiknya
"kakak" ucap akshita pelan, akshita kemudian bangkit dan berlari memeluk kakak nya
dipelukan kakaknya akshita menangis, tangisan akshita membuat wikarna juga menangis
"kakak, aku tidak bisa menyelematkan kakek kak, hiks kakek hiks sudah tidak ada" ucap akshita yang terisak
wikarna puk mengelus kepala adiknya dengan lembut dan memegang pipi akshita dengan kedua tangannya
"tenangkan dirimu akshi, mulai besok ntah aku akan gugur atau tidak, kumohon jangan menangis lagi" ucap wikarna, Akshita pun menatap tak percaya kepada wikarna
"jangan katakan seperti itu kak" ucap akshita, wikarna pun tersenyum tipis, tangannya bergerak menghapus air mata akshita dengan lembut
"takdirku tidak ada yang tahu" ucap wikarna
wikarna kemudian memberikan sebuah lampu kepada akshita
"ini adalah lampu dari ibu, jika kau ingin melihat keadaan ku lihatlah lampu ini, jika padam berarti hidupku sudah berakhir" ucap wikarna
***
keesokan harinya Akshita bangun dengan mata yang sendu, banyak yang hilang saat ini, ayah, kakek, kakak kandung nya telah tiada dalam perang ini
dan dirinya sebelum perang mendengar bahwa kakaknya Bima akan membunuh para kurawa yaitu kakak kakak angkatnya"hiks ibu sungguh maafkan aku, aku tidak bisa menghentikan perang ini ibu gandari hiks" tangisan Akshita yang terisak mendengar ucapan Bima
"kakak maafkan aku hiks" tangis akshita
sungguh tampilan akshita sekarang sangat berantakan, dari yang dulunya memakai perhiasan sekarang perhiasan itu semua dilepas, dirinya hanya memakai mahkota pernikahannya dengan nakula
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakula x Akshita "Ikatan Sejati"
Fantasycerita ini hanya karangan. konflik dan cinta menjadi satu di cerita ini, cerita ini menggambarkan ikatan cinta sejati antara putri dari kerajaan Akshata yaitu AKHSITA, dan salah satu pandawa dari Hastinapura yaitu NAKULA