- UPDATE SETIAP HARI
- DUA EPISODE SETIAP UPDATE
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.* * *
Sammy dan Sandy keluar kelas lebih dulu, setelah jam pelajaran terakhir selesai. Samsul menyusul tak lama kemudian, setelah menyimpan hasil sketsa yang ia gambar ke dalam ransel miliknya. Sammy dan Sandy sengaja menunggu Samsul, karena ingin tahu apakah Samsul akan langsung pulang ke rumah atau tidak.
"Mau pulang, Sul?" tanya Sammy.
"Enggak. Aku mau jalan-jalan dulu ... sama ayang," jawab Samsul, dengan sengaja.
"Nadin?" selidik Sammy.
Samsul langsung melotot, setelah Sammy menyebut nama Nadin dengan sangat jelas.
"Ih! Kok Nadin, sih? Masa iya, aku sayang-sayangan sama Nadin? Mana berani aku? Nanti Om Alwan bisa ceramah tujuh turunan, kalau sampai aku punya perasaan terhadap anak tunggalnya yang cantik jelita itu."
Sammy pun terkikik geli, sementara Sandy diam saja dan tetap dingin seperti biasanya.
"Sudah, ah. Aku duluan. Mau nyamperin ayang," pamit Samsul.
Sammy pun menatap ke arah Sandy, yang kini sedang sibuk dengan ponselnya.
"Jangan bilang kalau kamu barusan merekam jawaban Samsul saat kutanya. Kamu mau kirim rekamannya ke Oliv, hah?" selidik Sammy.
Sandy pun menyimpan ponselnya ke dalam saku, lalu menatap ke arah Sammy dengan tenang.
"Menurutmu, gimana? Aku memang mau membuat Oliv berpaling kepadaku. Jadi sudah jelas, aku harus melakukan apa pun agar dia berhenti menyukai Samsul," jawabnya, kemudian berlalu lebih dulu meninggalkan Sammy.
Samsul telah memastikan kalau Sammy dan Sandy sudah pulang lebih dulu. Ia tidak mau kedua saudara kembarnya itu tahu, ke mana tujuannya pergi setelah pulang sekolah bersama Nadin, Ruby, dan Karel. Karel tiba tak lama kemudian. Pemuda itu langsung turun dari mobilnya dan mendekat pada Samsul yang sejak tadi duduk di atas motornya.
"Sul," sapanya.
"Rel," balas Samsul.
"Sammy Sandy, aman?"
"Aman. Mereka sudah pulang sejak lima belas menit yang lalu."
Karel pun mengangguk-anggukkan kepalanya. Samsul memberikan selembar kertas berisi sketsa setan jerangkong yang tadi digambarnya, ketika masih berada di kelas. Karel melihat sketsa tersebut, lalu memahami bahwa yang dilihat Samsul tidaklah salah.
"Nadin akan ikut?" tanya Karel.
"Iya. Nadin akan ikut bersama sahabatnya," jawab Samsul.
"Ruby ... punya kelebihan seperti kita bertiga?" Karel mulai menyelidik.
Samsul menggelengkan kepalanya.
"Dia enggak punya kelebihan apa-apa, selain tidak punya rasa takut terhadap makhluk halus."
"Terus, Ruby sudah tahu soal kelebihan kamu dan Nadin?"
"Iya. Dia tahu lebih dulu soal kelebihan Nadin yang selalu bisa merasakan adanya energi negatif, jika ada makhluk halus di sekitarnya. Kemarin, tepatnya saat aku dan Nadin tahu kalau ada makhluk halus yang mengikuti Adrian, Ruby akhirnya tahu bahwa aku punya kelebihan pada kedua mataku."
"Reaksinya?"
"Biasa saja. Dia lebih banyak bertanya soal bagaimana wujud makhluk halus yang aku lihat dan apakah makhluk halus itu berbahaya atau tidak bagi Adrian. Hanya itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
JERANGKONG
Terror[COMPLETED] Seri Cerita SETAN Bagian 1 Perasaan Samsul dan Nadin sangat tidak enak, ketika mendengar kabar bahwa seorang pemuda dari kelas 10 di sekolah mereka mendadak mengalami koma. Padahal sehari sebelumnya, mereka melihat pemuda itu masih sehat...