- DUA EPISODE TERAKHIR
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.* * *
SATU TAHUN KEMUDIAN ...
Reva menjatuhkan diri di atas karpet taman, yang baru saja tergelar di halaman samping rumah Karel.
"Ah ... akhirnya kita bisa berlibur setelah terima rapor dan naik kelas," ungkap Reva, merasa sangat bahagia.
"Ya. Itu benar. Aku juga akhirnya lulus SMA dan akan segera menjadi mahasiswa," sahut Samsul, tidak bersemangat.
Iqbal, Revan, dan Karel pun langsung menatap ke arahnya. Mereka mendekat untuk mengganggu ketenangan pemuda yang baru saja menerima ijazah tersebut, dengan perasaan bahagia.
"Kenapa, Sul? Kok kamu kelihatannya lemas, lunglai, lesu, dan tak bertenaga begitu?" goda Iqbal.
"Belum berhasil nyaplok nyamuk, ya, pagi ini?" tanya Revan.
Kedua mata Samsul langsung mendelik, usai mendengar pertanyaan yang Revan layangkan untuknya.
"Nyaplok nyamuk? Memangnya kamu pikir aku ini sejenis kodok, sehingga harus nyaplok nyamuk pagi-pagi buta?" omel Samsul.
Karel dan Iqbal pun tertawa. Kedua pemuda itu langsung merangkul Samsul, agar omelannya terhadap Revan bisa segera berhenti. Sammy dan Sandy hanya memperhatikan dari kursi taman. Mereka berdua sama sekali tidak berniat bergabung, karena takut akan membuat suasana menjadi tidak kondusif seperti yang pernah terjadi satu tahun lalu. Olivia pun begitu. Ia sama sekali tidak berusaha untuk mengobrol dengan Reva, Niki, ataupun Nadin. Hubungan mereka semakin renggang, karena gadis itu sama sekali tidak pernah mencoba meminta maaf pada Ruby atas ucapan kasarnya satu tahun yang lalu.
"Samsul jadi lesu, lemas, dan lunglai setelah lulus, karena dia akan semakin jarang bisa bertemu Ruby," Nadin menginformasikan.
Gelak tawa pun menyambut informasi yang Nadin sebarkan. Ruby--yang sedang membolak-balik sate di atas panggangan bersama Niki--langsung berkacak pinggang sambil menatap sengit ke arah Nadin. Nadin terkekeh geli ketika menerima tatapan itu, lalu berusaha bersembunyi di balik punggung Alwan.
"Sabar, Ruby. Sabar. Nadin memang sama jahilnya dengan Tantemu. Jadi cobalah untuk memakluminya, meskipun kamu sedikit gondok saat mendengar omongannya," saran Alwan.
"Hah? Aku jahil, Mas? Kapan? Kok aku tidak pernah merasa bahwa diriku sering jahil, ya, selama ini?" heran Karin.
"Suamimu sedang membicarakan dirinya sendiri, Rin. Maklumi saja," saran Hani, sambil menepuk-nepuk pundak Karin dengan lembut.
"HUA-HA-HA-HA-HA-HA!!! Arisan Alwan akhirnya jatuh hari ini," Mika merasa sangat senang.
"Papi ... jangan usil sama calon mertuaku, dong!" tegur Samsul.
Mika ternganga usai mendengar teguran dari Samsul untuknya. Sementara Santi kini tertawa lepas bersama Ziva dan Tari, karena Samsul sudah berani menyatakan bahwa Alwan dan Karin adalah calon mertuanya di depan Mika. Samsul sendiri kini telah menerima serangan bantal bertubi-tubi dari para sahabatnya.
"Heh! Bisa-bisanya kamu menegur Papimu sendiri!" omel Revan.
"Wah, bayi satu ini sudah bukan bayi lagi sekarang, ya!" Karel tak ingin ketinggalan.
"Oh ... sudah berani terang-terangan mengakui Om Alwan sebagai calon mertuamu, hah? Betul-betul kamu, Sul!" tambah Iqbal.
"Hajar saja! Aku tidak akan keberatan!" seru Reva, sambil melirik jahil ke arah Ruby.
"Hei, ayolah. Jangan keterlaluan bercandanya," mohon Ruby.
"Cieeee ... Ruby membela Samsul!!!" sorak semuanya, kompak.
KAMU SEDANG MEMBACA
JERANGKONG
Horror[COMPLETED] Seri Cerita SETAN Bagian 1 Perasaan Samsul dan Nadin sangat tidak enak, ketika mendengar kabar bahwa seorang pemuda dari kelas 10 di sekolah mereka mendadak mengalami koma. Padahal sehari sebelumnya, mereka melihat pemuda itu masih sehat...