8 | Membawanya Kembali

498 57 24
                                    

- UPDATE SETIAP HARI
- DUA EPISODE SETIAP UPDATE
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.

* * *

Samsul pun mengangguk. Nadin juga segera mengerjakan bagiannya, yaitu memberi perlindungan pada Samsul. Nadin harus memastikan Samsul tetap aman, selama pemuda itu berusaha mencoba menyadarkan Adrian dari keadaan koma.

"A'udzubilahi minasy-syaithanirrajim. Bismillahirrahmanirrahim. A'uudzu bi kalimaatil laahit taammaatillatii laa yujaawizuhunna barruw wa laa faajirum min syarri maa khalaq, wa dzara-a wa bara-a wa min syarri maa yunazzilu minas samaa-i wa min syarri maa ya'ruju fiihaa, wa min syarri maa dzara-a fil ardh, wa min syarri ma yakhruju minhaa, wa min syarri fitanil laili wan nahaar, wa min syarri kulli thaariqin illaa thaarigan yathruqu bi khairin yaa rahmaan," lirih Nadin.

Gadis itu terus menuangkan air dari dalam botol yang dipegangnya, ke arah sekeliling ranjang yang ditempati oleh Adrian. Karel kini berhadapan dengan setan jerangkong. Setan jerangkong itu tampaknya sangat marah, karena ada manusia yang berupaya untuk menjauhkannya dari Adrian. Samsul kini sedang memejamkan kedua matanya seraya menenangkan diri. Ruby memperhatikannya, karena ingin tahu bagaimana caranya Samsul akan membangunkan Adrian dari keadaan koma.

"A--apa ... Apa yang akan mereka lakukan? Kenapa mereka tidak terlihat takut sama sekali?" tanya Ester.

"Ibu tenang saja dulu. Saya tidak bisa menjelaskan tentang apa yang akan mereka lakukan. Tapi intinya, mari sama-sama berdoa agar Adrian bisa kembali sadar dan pulih seperti sediakala," jawab Ruby.

Samsul membuka kedua matanya, ia telah siap untuk mencoba membawa Adrian kembali melalui alam bawah sadarnya. Kedua telapak tangannya segera ia letakkan pada dada pemuda itu, lalu kedua matanya kembali menutup seperti tadi.

"Bismillahirrahmanirrahim," lirih Samsul.

Nadin tahu bahwa Samsul kini sudah masuk ke dalam alam bawah sadar Adrian. Hal itu membuatnya menatap ke arah Karel, yang masih berdiri di tempatnya sambil bertatap-tatapan dengan setan jerangkong.

"Rel! Samsul sudah masuk!" seru Nadin.

Ruby kembali mengawasi Samsul. Pemuda itu sedang memegangi dada Adrian seraya menutup matanya. Entah bagaimana cara kerja pemuda itu, namun Ruby yakin bahwa itu adalah satu-satunya jalan yang bisa ditempuh untuk menyadarkan Adrian kembali.

BLAMMM!!!

SCRAAATTCCHHHH!!!

SCRAAATTCCHHHH!!!

Karel memulai pertarungannya dengan setan jerangkong itu. Setan jerangkong tadi menyerang lebih dulu, karena tahu bahwa Samsul sebentar lagi akan berhasil membuat Adrian kembali sadar. Ia harus mengalahkan Karel, agar bisa menggagalkan usaha Samsul.

Di alam bawah sadar Adrian, Samsul kini tengah mencari keberadaan pemuda itu. Ia berjalan melewati banyaknya tirai berwarna merah, yang sama persis warnanya seperti kedua mata setan jerangkong itu. Adrian sudah terlihat olehnya, ketika akhirnya ia sampai pada ujung tempat tirai itu berada. Ia segera mendekat pada Adrian, lalu menyentuh pundaknya hingga pemuda itu berbalik ke arah Samsul.

"Adrian, ayo kembali. Di sini bukan tempatmu," ajak Samsul.

"Kak Samsul? Kenapa Kakak bisa ada di sini? Apakah Kakak juga terjebak?" tanya Adrian.

"Enggak. Aku enggak terjebak seperti kamu. Aku sengaja masuk ke dalam alam bawah sadarmu ini, agar bisa membawamu kembali. Ayo, ikutlah denganku."

Adrian menggelengkan kepalanya.

"Enggak akan bisa, Kak. Aku sudah mencoba berulang-ulang kali. Aku sudah melewati banyak jalan yang ada di tempat ini. Tapi hasilnya nihil. Kita tidak akan bisa keluar, Kak Samsul, meski kita berusaha sangat keras."

Samsul memegang kedua bahu Adrian dengan tegas dan menatapnya dengan tajam.

"Kamu belajar fisika, 'kan?" tanyanya.

Adrian pun mengangguk.

"Kamu tahu soal hubungan antara usaha dan energi?"

"Iya, Kak. Aku tahu."

"Berarti kamu paham 'kan, bahwa usaha tidak mungkin terjadi jika tidak ada energi yang menyertainya?"

Adrian mengangguk.

"Sebelumnya, kamu hanya terus melakukan usaha untuk keluar dari sini tanpa ada energi yang mengiringi usahamu. Sekarang, aku ada di sini bersama kamu untuk melengkapi usaha itu. Kamu akan berusaha kembali untuk keluar dari sini dan aku akan melengkapi kamu dengan memberimu energi agar usahamu berhasil. Bagaimana? Kamu paham, 'kan?"

"Tapi, Kak, bagaimana caranya?" Adrian sulit menerima sebuah pikiran yang tidak masuk diakalnya.

"Serahkan saja semuanya pada Allah, Adrian. Biarkan Allah yang menunjukkan semuanya padamu."

Meski ia masih ragu, Adrian pun segera meraih uluran tangan Samsul dan menggenggamnya dengan kuat. Dalam sekejap, kesadaran Adrian akhirnya kembali setelah terjebak di alam bawah sadarnya sejak tadi pagi.

Kedua orangtua Adrian pun menatap kaget ke arah putra mereka, setelah Samsul berhasil menyadarkanya dari keadaan koma.

"Karel!" Nadin memberi tanda soal Adrian.

Karel langsung menyerang sekuat mungkin ke arah setan jerangkong itu, agar bisa membuatnya kalah dan tak kembali lagi. Namun sayang, setan jerangkong itu sudah memilih melarikan diri lebih dulu sebelum Karel memberinya serangan terakhir. Hal itu jelas membuat Karel merasa sangat kesal, namun berusaha menahan kekesalannya agar tak perlu ada yang merasa tersinggung.

"Setan jerangkong itu lari, Rel?" tanya Ruby, ingin tahu lebih pasti.

"Ya. Dia lari. Dia sudah tahu kalau aku akan mengalahkannya, maka dari itulah dia langsung melarikan diri," jawab Karel.

Ruby pun membiarkan kedua orangtua Adrian mendekat pada putra mereka. Samsul dan Nadin segera memberikan ruang, agar mereka lebih leluasa bersama. Rizwan--yang tadi sempat mengancam mereka dengan pisau--kini menatap sambil menahan tangis.

"Te--terima kasih. Ka--kalian sudah membantu putra kami agar bisa kembali sadar dari koma," ucap Rizwan.

"Sama-sama, Pak. Jangan terlalu dipikirkan," balas Karel, dengan cepat. "Saat ini ada hal yang lebih penting untuk dipikirkan. Setan jerangkong tadi melarikan diri sebelum sempat saya mengalahkannya. Hal itu menjadi tanda bahwa dia akan berusaha kembali lagi untuk mengganggu Adrian."

Adrian kini menatap ke arah semua wajah para Kakak kelasnya. Ia merasa heran, mengapa mereka semua ada di sisinya dan berupaya membantunya untuk terlepas dari jeratan setan jerangkong itu. Bahkan Karel yang sudah lulus dari sekolah mereka pun ikut hadir di sana.

"Kalau boleh tahu, Pak, bagaimana Bapak bisa tahu kalau Adrian tidak akan bisa kembali dan akan mati? Apakah sebelum kami datang, terjadi sesuatu di ruangan ini?" tanya Nadin.

"Itu benar, Nak. Setan jerangkong tadi yang memberi tahu kami, bahwa Adrian tidak akan pernah ia kembalikan. Adrian akan mati, karena dia sudah ditumbalkan oleh seseorang yang mengenal kami," jawab Ester, mewakili Rizwan yang tidak mampu menceritakan semuanya.

Tatapan Samsul, Nadin, dan Ruby pun terarah pada Karel. Karel jelas sudah menduga hal itu, karena dialah yang paling tahu bahwa setan jerangkong memang akan muncul di sekitar manusia jika sudah menjadi target tumbal pesugihan.

"Sekarang kita harus melakukan sesuatu pada Adrian. Agar dia tidak diganggu untuk sementara waktu oleh setan jerangkong, sampai kita bisa menemukan orang yang sudah menargetkannya menjadi tumbal pesugihan," putus Karel.

* * *

JERANGKONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang