Part 42

183 16 1
                                    

Di lobi tempat tradisi itu dijunjung tinggi, jaksa terhormat Choi Myeonghyun menderita kehilangan ayahnya. Meskipun tidak sepenuhnya buruk memiliki beberapa jaksa yang jujur ​​di Korea Selatan, meninggalkan Choi Myeonghyun untuk bersikap jujur ​​bukanlah hal yang mudah karena latar belakangkeluarganya.

Istri dari keluarganya merupakan seorang konglomerat yang menjalankan department store terkenal di Soul, menjadikan aula pemakaman penuh dengan pelayat yang dating tidak hanya dari kenalan Choi Myeonghyun tapi juga keluarga besar Choi Myeonghyun. Alaminya ekspresi Choi Myeonghyun tidak bisa dikatakan baik. Dia menolak puluhan karangan bunga, tapi Ketika dia mendengar ada karangan bunga baru datang, Choi Myeonghyun berlari keluar untuk mengembalikannya.

"Anak-anak, ayo duduk disini!"

Setelah hampir menyelesaikan persembahan dupa ditengah kerumunan pelayat, Jung Eunchae membawa anak-anak ke ruang tunggu dan mendudukkan mereka di meja kosong. Meja dilengkapi dengan lauk pauk dasar, alkohol dan minuman. Deukpal mengurus wali kelasnya terlebih dahulu. Dia membuka botol bir.

"Bu, Boleh saya menungkan minuman?"

"Hmm,"

Saat hendak mengambil nafas, Song Yiheon dengan sopan mengangkat botol dan Jung Eunchae tiba-tiba mengulurkan gelasnya. Kim Deukpal, yang tinggal di sebuah organisasi dengan tatanan hirearki yang ketat, sangat berpengetahuan tentang etika minum. Penampilan Song Yiheon agak tidak wajar, namun dia memegang leher botol dengan tangan kanannya dan memiringkan botol birdengan tangan kirinya, menopang tangan kanannya. Jeong Eunchae bingung dan memiringkan gelas bir yang diterimanya ketuka aturan kecil pun dipatuhi, seperti tidak mengizinkan botol menyentuh gelas dan menutupi label botol. Kombinasi bir dan busa sedang sempurna.

Anak sekolah menengah mana yang sangat pandai menuangkan minuman?

Sesaat dia mencurigai Yiheon, anak dibawah umur minum alkohol, namun dia teringat jika ibu Song Yiheon adalah seorang pecandu alkohol. Lalu pangkal hidungnya terasa dingin. Song Yiheon adalah satu-satunya anggota keluarga yang merawat ibunya yang alkoholik, jadi dia pasti tidak mampu menahan omelan ibunya yang menuangkan minuman untuknya dan malah mengisi gelasnya. Apa yang diketahui seorang anak? Karena dia adalah satu-satunya orang tua, diapasti mengikuti apa yang ibunya perintahkan.

Dalam lingkungan keluarga seperti ini, segalanya bisa saja menjadikacau, namun Jung Eunchae bangga dan merasa terhormat bahwa Yiheon mampu mengatasi kekerasan sekolah sendirian dan menjaga hubungan baik denganteman-temannya.

Yiheon kami belum memiliki mimpi... Aku perlu membantunyamenemukan mimpinya juga.

Jung Eunchae bertekat untuk melakukan kunjungan rumah, dan menoleh untuk menyembunyikan matanya yang memerah karena kesedihannya pada SongYiheon.

Sementara itu, anak-anak yang tidak mengetahui situasi Jung Eunchae menjulurkan lehernya untuk melihat kearah Choi Sekyung yang sedang menyapa para pelayat bersama keluarganya. Choi Sekyung, yang berdiri di tempat  ayahnya di samping para pelayat yang mempersembahkan dupa, memiliki kulit pucat. Bahkan ketika anak-anak kelas menghiburnya, semyum pahit lebih buruk daripada tidak senyum sama sekali.

Anak-anak menyatukan kepala dan bersimpati dengan kesedihanSekyung.

"Lihatlah wajah buruk Sekyung."

"Sepertinya dia rukun dengan kakeknya..."

"Hei! Tapi kita harus melakukan yang terbaik agar Sekyung bisa melakukan yang terbaik."

Saat kesuraman mengambil alih, seorang siswa laki-laki mengisi setiap gelas dengan cola untuk mencerahkan suasana. Bahkan ketika siswa perempuan yang duduk disebelahnya memiringkan tubuhnya dan mengatakan bahwa dia sedang diperhatikan, siswa laki-laki tersebut tetap menangkat gelasnya dan dengan ceria memberikan penawaran.

[BL] I, A Gangster, Became a High School Student-조폭인 내가 고등학생이 되었습니다Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang