Chapter 46

149 24 0
                                    


     Penyihir Bayangan yang menjaga ruangan tempat Jihoon berada membereskan buku-buku dan catatan di mejanya sambil menghela napas. "Haah.... Pada akhirnya aku tidak melakukan apa-apa. Tuan Yoonseok terlalu hebat untuk aku berguna untuknya."

Setelah meletakkan semua berkas ke dalam sebuah kotak, dia beralih ke arah Jihoon. Kondisinya sangat memprihatinkan. Tubuhnya yang lemas sedikit berlutut dengan kedua tangan yang masih dipasung. Penyihir Bayangan itu mendekati Jihoon dan melepas rantai yang memasungnya. Tubu Jihoon langsng terjatuh menyamping tak berdaya. Matanya sayu dan napasnya lemah serta terdengar rintihan-rintihan kecil di sela napasnya.

" Haah.... Raja Youngki itu jahat juga, ya. Menggunakan anak semuda ini untuk menyembunyikan berlian musik. Padahal kalau dia tidak melakukannya, kau masih bisa hidup sebagai Penyihir Bayangan di bawah Tuan Yoonseok," keluh Penyihir Bayangan itu, dia menjulurkan sebelah tangannya ke depan wajah Jihoon. "Aah.... Kau masih hidup rupanya. Meskipun aku yakin kau tidak akan bertahan lama."

Penyihir Bayangan itu kembali berdiri dan mengeluarkan sebuah kapak hitam dengan kekuatannya. "Sebaiknya aku segera selesaikan anak ini. Toh, Tuan Yoonseok memang sudah tahu kalau dia akan mati."

Jihoon menutup matanya saat mendengar Penyihir Bayangan itu mengayunkan kapaknya ke atas.

" Golden Blaze." Namjoon menciptakan lima buah tangan api yang melilit Penyihir Bayangan itu.

" Argh!" tubuh Penyihir Bayangan itu terangkat dan menjatuhkan kapaknya. Api emas Namjoon menyelimuti tubuh Penyihir Bayangan itu saat Namjoon menambahkan energinya. Penyihir Bayangan itu menjerit kesakitan di dalam api Namjoon.

" Izinkan aku membantu, sunbaenim." Jisoo menyalurkan petirnya ke api emas Namjoon. Petirnya ikut mengalir menyelimuti api Namjoon dan menyambar tubuh Penyihir Bayangan itu. Keduanya menambahkan energi mereka hingga tubuh Penyihir Bayangan itu meledak. Saat keduanya menarik kembali kekuatan mereka, tubuh Penyihir Bayangan itu menjadi abu hitam dan menguap lalu menghilang.

" Hebat sekalli..." gumam Chan.

" Jihoon ah!" Yoongi berlari menghampiri Jihoon yang terbaring. Yang lain juga ikut berlari ke arahnya. Yoongi membalikkan tubuh Jihoon dengan pelan dan mengangkat sedikit tubuhnya. "Jihoon ah, kau tidak apa-apa?"

Jihoon meringis pelan, lalu membuka sedikit matanya.

" Syukurlah dia masih sadar," ucap Chan.

" Tapi energinya sedikit sekali. Bahkan tidak bisa dibandingkan dengan sebelumnya," kata Junhui.

" Sejak awal energi sihirnya memang sangat lemah. Apalagi karena berlian musik yang ada padanya sudah tidak ada. Dia jauh lebih lemah dari sebelumnya..." Yoongi memegang kening Jihoon dan mencoba mengalirkan energi sihirnya pada Jihoon.

" Apa kau bisa menyembuhkannya, sunbaenim?" tanya Jeonghan.

" Aku tidak tahu. Aku mencoba memberikan energi sihirku supaya dia tidak melemah lebih dari ini," ucap Yoongi.

Seungcheol teringat sesuatu. Dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan botol kecil yang diberikan Soonyoung.

" Sunbaenim, mungkin ini bisa membantu Jihoon." Seungcheol menyodorkan botol itu ke arah Yoongi.

Yoongi menerima botol itu. "Ini..."

" Soonyoung memberikannya kepadaku beberapa hari sebelum kita pergi ke Melodia. Dia bilang air itu punya kekuatan penyembuh lima kali lipat dari air mata phoenix. Sepertinya, dia memang menyiapkan itu untuk Jihoon," kata Seungcheol.

FF SEVENTEEN ROGHART ACADEMY #FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang