Yoongi duduk di meja belajar di kamarnya. Di depannya terdapat sebuah layar hologram yang memancar dari sebuah pin.
" Begitu. Mereka mendapatkan dua orang lagi," lirih Yoongi.
" Maafkan aku, Hyung. Aku tidak bisa melakukan apa-apa," kata seseorang dari seberang telepon.
" Kau tidak salah apa-apa. Aku yang seharusnya minta maaf karena hanya bisa menunggu kabar," kata Yoongi.
" Tapi setidaknya, aku ingin melakukan sesuatu. Tidak hanya dengan mengintai mereka," kata orang di seberang telepon.
" Aku yang tidak mengizinkanmu. Terlalu berbahaya. Setidaknya, aku bisa mengawasi salah satu dari mereka dan memberi segel padanya. Kau hanya perlu menjaga diri dan memberiku informasi," kata Yoongi.
" Hh.... Baiklah, Hyung. Maafkan aku yang tidak bisa melakukan hal lain," kata orang di seberang.
" Sudah kubilang tidak perlu meminta maaf. Aku tutup sekarang. Jaga dirimu baik-baik, ya," ucap Yoongi, lalu memencet tombol dan layar hologram itu menghilang. Dia lalu menghela napas.
" Kuharap semuanya baik-baik saja."
*****
Soonyoung dan Wonwoo berjalan ke arah meja makan yang diduduki teman-temannya.
" Tumben kau juga sedikit telat, Wonwoo ya," kata Junhui.
" Salahkan Soonyoung yang kehilangan buku astronominya. Untungnya aku berbaik hati membantu mencarinya," kata Wonwoo.
" Maaf, Wonwoo ya. Aku khawatir kalau Prof.Shindong nanti marah. Kau tahu sendiri kan kalau beliau itu marah seperti apa," kata Soonyoung.
" Aaah.... Ya. Kau akan disetrum habis-habisan olehnya," kata Seokmin.
" Kusarankan kau langsung meletakkannya di atas meja belajarmu, Soonyoung ah. Supaya tidak hilang lagi," kata Jeonghan.
" Itu percuma, Hyung. Pasti akan hilang lagi. Atau mungkin suatu saat akan dibakar olehnya," kata Wonwoo.
" Tutup mulutmu, Jeon Wonwoo," gerutu Soonyoung. Lalu dia menoleh-noleh. "Di mana Jihoon?"
" Dia bilang ingin beristirahat dulu. Sepertinya trauma lagi karena mimpi buruk itu. Tadi malam saat aku ke kamarnya, dia mematikan lampu kamarnya dan wajahnya seperti kelelahan," kata Jeonghan.
" Apa Jihoon Hyung baik-baik saja, ya?" gumam Seungkwan.
" Kalau dia tidak masuk sekolah berarti tidak baik-baik saja, kan," kata Mingyu.
" Hyung, kau menyebalkan," gerutu Seungkwan.
" Ng? Seungcheol Hyung, kau mau ke mana?" tanya Chan saat Seungcheol bangkit dari bangku dan membawa nampan berisi sarapan pagi ini.
" Prof.Siwon memintaku membawakan makanan untuk Jihoon," kata Seungcheol.
" Prof.Siwon?" tanya Chan. Seungcheol menolehkan kepalanya ke arah Prof.Siwon yang tersenyum ke arahnya di kursi dewan guru.
" Begitu," gumam Chan.
" Kalau begitu, sampai nanti," Seungcheol berjalan membawa nampan itu menuju kamar Jihoon.
" Jeonghan Hyung, tadi malam kau pergi ke kamar Jihoon Hyung, kan? Apa dia cerita sesuatu padamu?" tanya Seungkwan.
Jeonghan menghela napas. "Dia mendengar detak jantung Penyihir Bayangan."
" Apa?!" pekik Seokmin dan dia langsung menutup mulutnya karena suara kerasnya.
" Dia bilang begitu padamu?" tanya Jisoo yang sepertinya juga baru dengar. Jeonghan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FF SEVENTEEN ROGHART ACADEMY #FATE
Fanfic" Tetaplah hidup. Gunakan kekuatanmu untuk melindungi orang-orang yang berharga bagimu." Penyihir bayangan adalah musuh dari seluruh penyihir di jagad raya. Mereka menjajah planet lain, mengambil seluruh energi sihir dari planet tersebut, dan membua...