Cinta?
Sebagai pecinta film dan novel romance garis keras, tentu ia tau seperti apa itu cinta. Cinta terlihat sangat indah jika dirasakan dan dilihat dari disana.
Namun di dunia nyata Gabatha tidak tau benar cinta itu seperti apa. Gabatha tidak tau...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading ❥
{ CHAPTER SEMBILAN }
✿ ୨୧ ✿
but I'II pray for u all the time If I could be by your side all give you all my life my seasons I can't be your love cause I'm afraid I'll ruin your life
~seasons, wave to earth~
"Clath, arti cinta menurut lo itu gimana?" tanya Gabatha disela-sela memakan anggur hijau yang telah disiapkan Jenny dikotak bekalnya.
Clathria nampak berpikir sejenak, "Gue juga gatau si, jujur gue tipe orang yang ganteng dikit oleng, pengen jadi pacarnya, padahal gue punya pacar sendiri. Mungkin ini alasan Tuhan ngasih wajah pas-pasan buat gue. Karena kalo muka gue kaya muka lo, gue jamin, gue bakal nembak setiap laki-laki tampan yang gue temui," ujar Clathria
"Dasar gila," gumam Gabatha melirik Clathria. "Itu artinya lo nggak akan setia kalo punya wajah kaya gue?" tanya Gabatha.
"Bukan nggak akan, tapi mungkin nggak sekarang, karena gue mau puas-puasin memikat banyak lelaki sampai gue muak dan memilih bertahan sama satu cowo sampai seumur hidup gue," jawab Clathria.
"Seperti Gava yang memikat banyak perempuan?" tanya Gabatha.
"Bisa jadi, tapi setiap orang punya pemikiran dan alasan masing-masing."
Gabatha menganggukan kepalanya, mengerti."Terus gimana dengan hubungan lo yang sekarang?" tanya Gabatha.
"Cowo gue, ngedeketin gue dulu. Dia ganteng, apalagi gue orangnya saltingan. Yaudah gue mau aja jadi pacar dia. Kita saling ngertiin aja si, gue juga nggak pernah maksa dia buat hal apapun, syukur... dia nggak pernah maksa gue buat ini itu." Clathria tersenyum menatap kedepan seperti tengah menerawang indahnya cinta.
"Sebenarnya gue pengin dicintai dengan hebat seperti film-film yang gue tonton dan beberapa novel romance yang udah gue baca. Mana bisa begitu, kan ini reallife bukan film atau novel," ujar Clathria.
Clathria menghembuskam nafasnya kasar. "Hah~ nggak akan ada habisnya kalau kita terus cari seseorang yang kita mau. Lalu karena kita nggak bisa nemuin orang kaya gitu, kita malah maksa seseorang yang udah mencintai kita untuk jadi orang lain yang kita mau. Hubungan kaya gitu gue jamin nggak akan pernah bahagia, nggak akan awet, dan toxic. Cowo gue mau sama gue aja gue udah bersyukur," Clathria meletakkan kepalanya diatas meja menatap Gabatha.
Gabatha mengerti. Ia kagum dengan pemikiran Clathria, kecuali pemikiran Clathria yang akan menembak setiap laki-laki tampan yang dia temui jika mempunyai wajah sepertinya.
"Kalau lo? gimana pandangan lo mengenai cinta," tanya Clathria mencomot anggur dikotak bekal Gabatha.
Gabatha terdiam, menerawang kedepannya akan seperti apa nantinya dalam menyikapi yang namanya cinta.