chapter 16

26 2 1
                                    

Happy Reading ❥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading ❥

{ CHAPTER ENAM BELAS }

Mereka saling merangkul ditengah keramaian dan gemerlap lampu pasar kuliner. Berjalan bersama dengan melihat berbagai macam makanan yang beranekaragam. Sesekali mengamati area sekitar yang terlihat semakin malam semakin ramai dipadati pengunjung.

Gava masih merangkul Gabatha, Dia sedang melancarkan taktik permodusan kedua. Selain taktik, dia lebih takut gadis ini menghilang ditelan kerumunan. Tubuhnya yang begitu kecil akan mudah sekali terbawa arus keramaian dan terselip-selip dikerumunan pasar kuliner.

Gabatha juga membiarkan Gava untuk merangkulnya, ia juga takut berpisah dari laki-laki ini. Dia memegang tangan Gava yang berada dipundaknya sesekali memegang pinggang Gava karena tersenggol beberapa pengunjung pasar kuliner.

Lain hal-nya dengan Gava, sepanjang jalan dia selalu menggigit bibirnya, dia ingin sekali senyum-senyum sinting sekarang. Tapi takut Gabatha memergokinya, berakhir tidak ingin dirangkulnya lagi.

Dia juga meletakkan tas Gabatha yang ia bawa didepan badannya, selain karena takut ada barang yang hilang, ia juga melancarkan taktik permodusan yang ketiga.

"Gava gue mau itu," pinta Gabatha menunjuk permen kapas dengan beraneka ragam bentuk dan warna.

Mereka tidak perlu mengantri kali ini, karena penjualnya menggunakan sepeda. Gabatha memilih permen kapas dengan warna rainbow.

"Foto disini kayaknya bagus, apalagi lo bawa permen kapas, mau?" tawar Gava.

Sebenarnya Gava iseng saja menawari Gabatha untuk berfoto. Ia hanya ingin mendapatkan sesuatu untuk mengingat ini adalah pertama kali mereka jalan bersama.

"Boleh," ucap Gabatha.

Gava tidak dapat menyembunyikan senyumnya ketika Gabatha menerima ajakannya. Padahal ia sudah siap dengan penolakan kejam dan sinis dari gadis ini.

Gabatha berfoto ditengah keramaian pasar kuliner. Gava memotretnya hanya sebatas pinggang dengan pose tersenyum ditengah keramaian, memegang permen kapas untuk sejajar dengan wajahnya. Lalu berganti pose lagi dengan menaruh permen kapasnya di bawah dagu.

Gava tersenyum puas. Berkali-kali dia menggumamkan kata cantik tanpa bosan dan lelah.

Dia menunjukan hasil fotonya kepada Gabatha dan akan mengirimnya saat ia dirumah nanti. Gabatha mengiyakan saja.

Mereka melanjutkan jalannya untuk mencari makanan lain. Gabatha sudah makan baso besar tadi, sedangkan lelaki disampingnya ini hanya makan setusuk baso. "Dia pasti lapar," pikir Gabatha.

LOVE POTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang