Happy Reading ❥
{ CHAPTER DUA PULUH TIGA }
Ditengah taman keluarga fore, terdapat sebuah meja makan dengan kaki pendek yang berarti cara makannya adalah dengan duduk lesehan.
Berbagai macam makanan, mulai dari pedas, asin, manis, panas dan dingin tersajikan memenuhi meja makan keluarga fore ini.
Gabatha tidak tau harus bereaksi bagaimana. Nusya adik Gava, mengatakan bahwa semua makanan ini untuk menyambut dirinya.
"Kamu cantik banget," kata Mama Caca.
"Terimakasih, tante juga cantik," balas Gabatha.
"Ah, tante jadi malu," ujar Mama Caca menepuk pelan bahu suaminya.
Papa Jaya yang melihat tingkah istrinya pun hanya menggeleng-gelengkan kepala, Caca mengancam dirinya, agar ia cepat pulang demi menyambut kembarannya.
"Kakak blasteran bidadari ya," ujar Nusya.
Gabatha tersenyum dan menggelengkan kepala mendengar ucapan Nusya. Dia mengusap rambut Nusya.
Papa Jaya memperhatikan Gabatha, rambut dan wajah gadis itu... dia blasteran? bukan! bukan blasteran bidadari. Terlihat seperti bukan orang Indonesia.
"Kamu bukan orang sini ya," tanya Papa Jaya.
Gabatha beralih menatap ke arah Papa Jaya, menurut Gabatha Papa Jaya ini lebih tampan dari Gava. Lihatlah bagaimana tubuh tegapnya sama seperti Kayler dan Masimo.
"Bukan om, saya orang Spanyol yang menetap disini," jawab Gabatha.
Gava yang baru datang pun terkejut melihat kehadiran papanya yang ikut menyambut Gabatha. Lalu melirik sinis mamanya, "Dia pasti diancam istrinya, untuk melihat kembaran dari istrinya itu," pikir Gava.
"Dia temenan sama Gala loh pa," celetuk Gava.
"Gala Vallora?" tanya Papa Jaya.
Gava mengangguk antusias, lalu menatap Gabatha. "Papa gue sering hate comment ke Gala karena permainannya kadang ngecewain Papa, bilangin ke Gala ya suruh marah-marah di Instagram, sambil nyantumin nama Jaya Anderfore."
Papa Jaya langsung melototi Gava dan menendang-nendang kecil kaki Gava yang duduk disebrangnya.
Papa Jaya mempercayai ucapan Gava karena Gabatha sendiri yang mengatakan dia orang Spanyol sangat besar kemungkinannya untuk berteman dengan Gala Vallora.
"Apasih pa, nendang-nendang kaya bayi dalam perut aja," ujar Gava, lalu menatap piring Gabatha yang masih kosong.
"Lo mau makan yang mana, biar gue ambilin," tawar Gava ke Gabatha.
Gabatha mengedarkan pandangannya dan berhenti ke arah udang berlumuran saus yang begitu menggiurkan, apalagi udangnya besar-besar, tapi ia malas membuka untuk kulitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE POTION
Teen FictionCinta? Sebagai pecinta film dan novel romance garis keras, tentu ia tau seperti apa itu cinta. Cinta terlihat sangat indah jika dirasakan dan dilihat dari disana. Namun di dunia nyata Gabatha tidak tau benar cinta itu seperti apa. Gabatha tidak tau...