chapter 8

14 2 0
                                    

Happy Reading ❥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading ❥

{ CHAPTER DELAPAN }

Gava tersenyum mengingat percakapannya dengan Gabatha. Namun, senyumnya luntur ketika Bu Endang mengatakan, "Loka, Gabatha ingin berbicara denganmu, kau boleh keluar."

Loka yang mendengar mengerutkan keningnya. Kenapa Gabatha mencarinya? setaunya dia tidak punya urusan apapun dengan gadis itu. Dia segera melirik ke arah Gava yang duduk disampingnya. Aura yang ditampilkan Gava saat ini benar-benar gelap, membuatnya segera beranjak dari kelas diikuti Gabatha dibelakangnya.

Loka memilih berbicara didepan kelasnya saja agar Gava tak salah paham.

Saat sudah berada diluar kelas, Gabatha menyerahkan amplop coklat dari ayahnya, "Gue dapet pesan dari Ayah buat nganterin berkas ini ke kak Loka," ujar Gabatha.

Ya, dia masih menggunakan sopan santunnya terhadap kakak kelasnya, karena menurutnya Loka adalah orang yang netral, dia tak pernah melihat raut sinis dari wajah Loka untuknya.

"Ayah?" tanya Loka bingung.

Dia terkejut mengenai panggilan 'kak Loka' dari Gabatha, dia mengira Gabatha akan memanggilnya sama seperti memanggil Gava, tanpa embel-embel 'kak'.

"Ayah gue donatur sekolah kak, Kayler Allexa Ayah gue dan proposal ini udah ditandatangani sama Ayah. Jangan bilang siapa-siapa ya kak," pinta Gabatha.

Tidak heran jika Gabatha adalah anak donatur, beberapa kali dia melihat Gabatha dengan mobil mewahnya. Loka yakin Gabatha juga mendapat keistimewaan dari para Guru.

Dia menerima berkas dari Gabatha dengan mengangguk-anggukan kepalanya.

"Termasuk ke temen lo itu," ucap Gabatha lagi.

Loka tersenyum kecil. "Tenang aja," balasnya. Loka mengerutkan dahinya melihat Gabatha yang menggendong tasnya membuatnya bertanya, "Lo baru berangkat?" tanya Loka.

Gabatha tertawa canggung "Iya kak, apa gue bakal dihukum? tapi Ayah udah jelasin alasannya ke guru sama kepsek kok," ucap Gabatha meremas tangannya sendiri.

"Seharusnya sih iya, tapi karena ayah lo donatur jadi lo nggak bakal dapet hukuman," ujar Loka.

Gabatha tersenyum manis sampai matanya melengkung dan ia menundukan badan lalu menegakkannya kembali sambil mengatakan, "Terimakasih kak."

Loka mematung, terpana sejenak.

'cantik'

∘⁠˚⁠˳⁠° ✧✿ ୨୧ ✿✧ ∘⁠˚⁠˳⁠°

Dilain tempat, tepatnya didalam kelas XI MIPA 4, ada seseorang dengan aura mencekam tengah melihat ke arah luar kelas yang menampilkan pemandangan sepasang manusia yang tengah bercengkrama sembari tersenyum dan tertawa.

LOVE POTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang